Dua Penambang Pasir Manual di Lereng Merapi Tewas Tertimbun
Dua orang perempuan penambang manual di lereng Merapi, tewas tertimbun pasir, Selasa (26/4/2016).
Editor:
Sugiyarto
Namun demikian, untuk menaikan pasir keatas truk dilakukan setiap tiga hari sekali.
Untuk setiap ritnya, rerata dipatok sekitar Rp 400-650 ribu.
"Kadang-kadang mereka melakukan penambangan bersama anak mereka yang masih kecil. Tapi hari ini tidak," tambah Jumakir.
Menurut tetangga Narso, Darto (50) pada saat kejadian ia baru saja beristirahat seusai menambang, pada pukul 08.00 WIB.
Namun setengah jam kemudian, ia mendengar Narso berteriak-teriak memanggil pertolongan.
"Mbah Narso celuk-celuk (memanggil) pertolongan, akhirnya anak saya Sutar yang pertama kali menolong," tuturnya.
Dikatakannya, saat ini kedua korban meninggalkan masing-masing dua anak yang masih membutuhkan perhatian.
Sarjiyem memiliki dua anak yakni Nur yang kini bersekolah di SMP dan Novi yang masih berusia empat tahun.
Sedangkan Legiyem meninggalkan SIti sekolah di SD dan Tia yang masih balita.
Ditambahkannya, keluarga itu sudah mulai menambang dua tahun yang lalu sebagai sambilan usaha mereka bercocok tanam. (tribunjogja.com)