Selasa, 4 November 2025

Kisah Pria-pria Pemeran Karakter Perempuan, Berjuang di Balik Stigma Negatif ‘Kemayu’

Mereka memilih jadi liku dengan berbagai kontroversinya untuk menyambung hidup sekaligus memperbaiki perekonomian keluarganya.

Editor: Dewi Agustina
Istimewa
I Komang Muliadi Jusnaedi saat berhias dengan nama panggung Gek Rempongs (kiri) dan I Gede Komang Kartonoyasa saat berhias dengan nama panggung Gek Sekar Tono (kanan). 

Diceritakan, ketika masih remaja, Kartono selalu semangat bangun pagi untuk melihat tetangga yang memiliki hajatan seperti menikah atau mesangih.

"Saya bisa bangun dini hari pukul 03.00 Wita. Tapi, bibi yang punya salon bilang seorang pragina atau penari harus bisa merias. Saya tekuni keduanya hingga sekarang punya dua salon sendiri dan tetap menari menjadi liku di Arja Widyaksara, kadang job sendiri," paparnya.

Dari fee menarik sebagai liku ditambah penghasilan dari dua salonnya, Kartono mampu hidup berkecukupan.

Ia pun bersyukur berbagai lika-liku yang dihadapinya untuk menjadi seorang liku juga turut meningkatkan perekonomian keluarganya.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved