Kisah Pria-pria Pemeran Karakter Perempuan, Berjuang di Balik Stigma Negatif ‘Kemayu’
Mereka memilih jadi liku dengan berbagai kontroversinya untuk menyambung hidup sekaligus memperbaiki perekonomian keluarganya.
Diceritakan, ketika masih remaja, Kartono selalu semangat bangun pagi untuk melihat tetangga yang memiliki hajatan seperti menikah atau mesangih.
"Saya bisa bangun dini hari pukul 03.00 Wita. Tapi, bibi yang punya salon bilang seorang pragina atau penari harus bisa merias. Saya tekuni keduanya hingga sekarang punya dua salon sendiri dan tetap menari menjadi liku di Arja Widyaksara, kadang job sendiri," paparnya.
Dari fee menarik sebagai liku ditambah penghasilan dari dua salonnya, Kartono mampu hidup berkecukupan.
Ia pun bersyukur berbagai lika-liku yang dihadapinya untuk menjadi seorang liku juga turut meningkatkan perekonomian keluarganya.