Rabu, 1 Oktober 2025

Kiai Sholeh Qosim Meninggal saat Sujud Salat Magrib, Tangannya Masih Menggenggam Tasbih

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ismailiyah Ngelom, Sepanjang, Sidoarjo, KH Sholeh Qosim wafat, Kamis (10/5/2018) usai magrib.

Editor: Dewi Agustina
Surya/Ahmad Zaimul Haq
Kiai Sholeh Qosim semasa hidup. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

Pengalihan arus dilakukan karena banyaknya peziarah di rumah duka KH Qosim.

"Yang boleh masuk hanya keluarga," terang seorang anggota Banser.

Terdengar suara lantunan ayat suci Alquran menggema di Masjid Bahauddin yang ada di sekitar pondok.

Sebagian para pelayat juga memenuhi Masjid Bahauddin.

KH Qosim adalah ulama karismatik NU sekaligus saksi perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Kiai yang lahir pada 1930 ini juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Bahauddin Ngelom, Sidoarjo, namun dikenal sebagai ulama yang sederhana.

Semasa hidupnya, almarhum memberikan kenangan bagi Nawawi, warga Desa Kramat Jegu, Taman, Sidoarjo.

Sebagai seorang santri KH Qosim, ia mendapat banyak motivasi dari segi perjuangan untuk kemaslahatan umat.

Baca: Jadi Korban Penyanderaan Napi Teroris, Iptu Sulastri Didoakan Cepat Sembuh

"Waktu itu, beliau pernah menyemangati saat saya ditentang masyarakat ketika akan merenovasi masjid," kisahnya.

Ia mengaku, ditentang banyak orang karena berbagai alasan. Ia lalu sowan ke KH Qosim dan mendapat masukan.

"Saya mendapat banyak masukan, yang berbuah manis, hingga renovasi masjid desa saya berjalan lancar, bahkan sampai sekarang," imbuhnya.

Banyak pelajaran dari kenangan yang ia petik, satu diantaranya juga menjadi pegangan hidupnya, yakni soal berjuang untuk kebenaran.

"Hidup harus berjuang, dan dikatakan berjuang itu kalau ada musuhnya. Jadi jangan pernah takut dimusuhi saat berjuang di jalan yang benar," ujarnya. (Danendra Kusuma/Pipit Maulidiya)

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved