Kamis, 14 Agustus 2025

Virus Corona

Dua Dokter di RSUD Deliserdang Isolasi Diri Pascameninggalnya Seorang Dokter di Medan

Meski keduanya adalah dokter spesialis namun Hanif menyebut pelayanan di rumah sakitnya masih tetap berjalan

Editor: Hendra Gunawan
Wartakota/Angga Bhagya Nugraha
Ilustrasi: Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di Kawasan Taman Komodo TMII, Jakarta Timur, Rabu (18/3/2020). Penyemprotan tersebut dilakukan untuk antisipasi dan pencegahan penyebaran virus corona atau COVID-19 di Kawasan itu. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha) *** Local Caption *** Semprot Disinfektan Kawasan TMII 

Usai rapat, saat berbincang dengan awak media, Topan Ginting mengatakan pihaknya dan puskesmas setempat sempat melakukan pengecekan ke rumah ODP tersebut, namun yang bersangkutan enggan berjumpa.

"Kita enggak tau dia ODP atau PDP cuma terakhir data yang kita dapat ya ODP. Soal cemas warga ya kalau ada yang terkena di samping rumah pasti resah. Kita kan koordinasinya ke puskesmas, ada pernah yang ngecek dari kita dan puskesmas cuma yang bersangkutan enggak mau keluar," katanya.

Minta semprot disinfektan

Camat Medan Tuntungan Topan Ginting meminta Pemko Medan agar wilayahnya segera dilakukan penyemprotan cairan disinfektan.

Ia mengatakan hal tersebut dikarenakan warga sekitar merasa cemas, sebab 1 pasien positif Covid 19 yang meninggal di RS Adam Malik, Medan, sempat melakukan aktifitas yang cukup lama di sekitaran lingkungan tersebut sebelum dikararantina.

"Pasien positif yang meninggal itu masuk ke Rumah Sakit tanggal 14, berarti ada waktu dari tanggal 1 sampai 14 dia masih berinteraksi di wilayah rumah sakit, dan Perawat-perawat itu kosnya di sekitaran Adam Malik, memang mereka sudah melakukan isolasi diri, namun menurut penuturan warga mereka sering beli nasi ditempat jualan warga, efek psikologis warga ini juga perlu diperhatikan," katanya dalam rapat Gugus tugas Percepatan Penanganan Covid 19 di Kantor Walikota Medan, Kamis (19/3/2020).

Ia juga mengatakan warga sekitar mulai cemas terhadap hal tersebut.

Ia berharap pihak puskesmas ataupun pihak Dinas Kesehatan dapat melakukan sosialisasi ataupun penyemprotan disinfektan guna menjawab kecemasan masyarakat.

"Saya mohon ada SOP untuk pencegahan, dan apabila terindikasi warga sekitar apa yang harus dilakukan setelahnya. Warga sekitar cemas karena ini, apalagi kantor kecamatan kami hanya berjarak sekitar 800 meter dari rumah sakit. Kalau bisa kantor kelurahan yang ada di sekitar situ disemprot juga," katanya.

Menanggapi hal tersebut Sekertaris Daerah (Sekda) Wirya selaku pemimpin Tim Gugus Tugas, mengatakan akan mempertimbangkan hal tersebut agar masyarakat tidak cemas.

Meski demikian ia meminta kepada camat agar segera berkoordinasi dengan pihak puskesmas untuk melakukan monitoring kepada pihak keluarga OPD.

"Puskesmas harus menjelaskan kepada keluarganya ini loh, bukan kami mau gimana. itulah gunanya Puskesmas. Bukan untuk menunggu perintah dari dinas dulu," tutup Wirya.

Seperti diberitakan tri bun-medan.com, seorang pasien sudah dinyatakan meninggal terserang virus ini di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik.

Kepala Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Utara (Sumut) Riadhil Akhir Lubis mengatakan ada satu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) corona itu meninggal pada Selasa (17/3/2020).

Belakangan dari Jakarta, Juru bicara penanganan virus corona Indonesia, Achmad Yurianto menyebut kasus terbaru pasien dirawat di RSUP Adam Malik Medan, yang meninggal Selasa (17/02/2020) , dinyatakan positif corona.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan