Sabtu, 13 September 2025

Virus Corona

FAKTA Penolakan Jenazah Perawat di Semarang: PPNI Bawa ke Jalur Hukum hingga Ketua RT Minta Maaf

Baru-baru ini, pemakaman perawat Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Kariadi yeng meninggal karena positif corona viral di media sosial.

SURYA/SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
PEMAKAMAN PDP - Personel Public Safety Center (PSC) 119 Kota Malang mengenakan alat pelindung diri (APD) membawa jenasah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di sebuah tempat pemakaman umum di Kota Malang, Sabtu (4/4/2020). Proses Pemakaman PDP yang hasil tesnya negatif COVID-19 ini dilaksanakan sesuai protokol pemakaman pasien COVID-19 karena almarhum mempunyai riwayat sakit Paru-paru. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO 

"Harus ada pembelajaran terkait kejadian ini, kami sudah mengumpulkan ahli-ahli hukum yang tergabung di PPNI untuk memberi masukan dan kajian," kata Edi.

Edi mengatakan, kejadian penolakan tersebut tidak akan terjadi jika tidak ada provokator.

"Itu nanti mau masuk delik aduan atau gimana, biar ahli hukum yang menentukan."

"Kami hanya mengumpulkan bukti dan segala yang diperlukan, lalu kami ambil langkah selanjutnya," jelas Edi.

Ketua RT yang tolak pemakaman perawatan di Semarang meminta maaf

Dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, salah seorang yang berperan dalam penolakan tersebut adalah Purbo.

Ia adalah Ketua RT 6 Dusun Sewakul, kelurahan Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Di hadapan Ketua PPNI Jateng, Edi Wuryanto, Purbo menyampaikan permintaan maafnya.

"Atas nama pribadi dan warga saya minta maaf adanya kejadian kemarin itu."

"Saya minta maaf kepada perawat, warga Ungaran, dan pada seluruh masyarakat Indonesia," ungkap Purbo.

Baca: Ketakutan Petugas Kali Pertama Makamkan Jenazah Covid-19, Kini Terbiasa Hingga Harus Gali 20 Liang

Baca: Polri Susun SOP Pengawalan Pemakaman Jenazah Covid-19

Purbo mengungkapkan, bahwa penolakan pemakaman di TPU Sewakul tersebut adalah aspirasi masyarakat yang berada di lokasi, termasuk beberapa Ketua RT lain.

"Mereka mengatakan, Pak jangan di sini, jangan dimakamkan di Sewakul," kata Purbo.

Menurutnya, karena desakan warga itulah, akhirnya aspirasi tersebut diteruskan ke petugas pemakaman.

Purbo menyatakan, tidak mungkin mengabaikan aspirasi warga karena tanggung jawab sebagai Ketua RT.

Purbo mengakui, dalam hati dia menangis karena adanya penolakan pemakaman jenazah tersebut.

"Sungguh, saya juga menangis dengan kejadian tersebut, apalagi istri saya juga perawat, tapi saya harus meneruskan aspirasi warga," kata Purbo.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri/TribunJateng.com/Akbar Hari Mukti/Muhammad Sholekan) (Kompas.com/Dian Ade Permana)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan