Pengakuan Mahasiswa yang Bunuh Terapis Pijat: Pakai Uang SPP untuk Bayar Jasa Korban
Inilah pengakuan mahasiswa di Surabaya yang bunuh terapis pijat. Ia pakai uang SPP untuk bayar jasa korban Rp 900 ribu.
Editor:
Sri Juliati
Karena terjadi perselisihan itu, tersangka membekap korban.
Alih-alih diam, korban malah berteriak hebat dan membuat tersangka panik.
"Saya panik. Ambil pisau lipat langsung menusuk leher korban itu. Saya takit kegrebek warga kalau dia (korban) teriak terus," kata Yusron.
2. Kenalan di Twitter
Dari penyelidikan kepolsian, Yusron berkenalan dengan korban melalui media sosial Twitter.
Terjadilah kesepakatan untuk bertemu di rumah kontrakan yang ditinggali mahasiswa ini.
Korban datang, Selasa (16/6/2020) sekitar pukul 18.00 WIB.
Setelah itu, korban memberikan layanan jasa pijat selama 45 menit mulai pukul 19.30 WIB.
Di sela-sela pijat, korban menawarkan layanan jasa plus-plus kepada tersangka.
"Saat itu saya hanya (digituin) saja. Belum sempat bersetubuh. Dia (korban) minta uang tambahan. Saya akhirnya gak mau. Tapi korban ngeyel ikut marah," tambahnya.
3. Berencana bakar mayat dalam kardus
Alhasil, korban dihabisi pelaku sekitar pukul 23.00 WIB setelah sempat terjadi cekcok.
Empat luka tusukan pisau lipat tersangka bersarang di leher bawah telinga.
Setelah memastikan korban tak bernyawa, Yusron kemudian memasukkan jasad M ke dalam kardus dan berencana membakarnya.
Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Hartoyo didampingi Kasat Reskrim, AKBP Sudamiran, Wakasat Reskrim,Kompol Ardian Satrio Utomo dan Kanit Jatanras, Iptu Agung Kurnia Putra mengatakan tersangka sempat membakar korban menggunakan sebuah kompor portable.