Senin, 29 September 2025

Virus Corona

Dijemput Paksa Oleh Keluarga, Padahal Sepat Berhubungan Dengan Pasien Covid-19 Ini Hasil Tesnya

Itu berdasarkan tracking, tracing, dan testing yang dilakukan tim kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung.

Editor: Hendra Gunawan
(Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Insany)
Ilustrasi 

Laproan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Sebanyak 15 orang tersebut terindikasi kontak erat dengan jenazah positif Covid-19 yang dijemput paksa oleh keluarganya dari RSUD Majalaya, Paseh, Kabupaten Bandung, beberapa hari lalu.

Itu berdasarkan tracking, tracing, dan testing yang dilakukan tim kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung.

"Hasilnya delapan orang telah keluar, negatif (Covid-19) hasil swab-nya, yang tujuh masih menunggu proses, belum ada hasil (swab-nya)," ujar Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bandung, Yudi Abdurrahman, saat dihubungi Tribun, Minggu (11/10/2020).

Yudi memaparkan, supaya peristiwa serupa tak terjadi lagi, aparat kewilayahan baik di kecamatan, desa, juga unsur muspika, termasuk para tokoh masyarakat yang berpengaruh, seperti ketua RW, ketua RT, agar bisa menyampaikan penerapan protokol kesehatan Covid-19.

"Tidak saja memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Tidak hanya itu. Tapi percayakan penanganan jenazah, yakin dilakukan sesuai dengan kondisinya," kata Yudi.

Baca: Cerita Naik Pesawat Saat Pandemi Covid-19, Serepot Apa? Begini Lo Prosesnya

Yudi mengatakan, kalau memang ada indikasi (Covid-19), diimbau kepada masyarakat untuk hati-hati, kalau normal tak jadi masalah.

"Artinya ikuti saja arahan-arahan dari tenaga medis, kami juga minta dukungannya di masyarakat, kepada para tokoh untuk mengedukasi warga di sekitarnya," ucapnya.

Penjemputan paksa jenazah pasien Covid-19 di RSUD Majalaya, terjadi apda Minggu (4/10/2020) malam.

Baca: Pidato di Tengah Parade Militer, Kim Jong Un Sebut Tak Satu pun Warganya Meninggal Akibat Covid-19

Kapolsek Paseh, Iptu Thomas Budiono, mengatakan, hal tersebut terjadi karena hasil pemeriksaan pasien terkait Covid-19 pada saat itu belum ada.

"Jadi nyangkanya itu, ini mah akal-akalan rumah sakit untuk menarik anggaran dan lainnya," ujar Thomas, Senin (5/10/2020).

Thomas mengatakan, mediasi sudah dilakukan oleh pihak rumah sakit dengan keluarga pasien.

Ternyata ada yang datang dari keluarga dan kerabat almarhum ingin dikuburkan seperti biasa, tak menggunakan protokol kesehatan Covid-19.

"Yang datang (untuk menjemput jenazah) sekitar 75 orang," kata Thomas.

Thomas mengatakan, pihak keluarga berdatangan ke RS sekitar pukul 11.45 dan jenazahnya dibawa sekitar pukul 00. 15 WIB.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan