Sabtu, 9 Agustus 2025

10 Tahun Erupsi Merapi

Kisah 7 Petugas Merapi Jalankan Misi Rahasia Sepekan Sebelum Merapi Meletus Hebat 10 Tahun Lalu

Letusan dahsyat Gunung Merapi pada Oktober-November 2010 menyisakan kisah-kisah dramatis yang belum pernah terekspos.

Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM/SETYA KRISNA SUMARGA
Letusan Merapi dari Bukit Bintang pada tahun 2010 

Subandriyo, mantan Kepala BPPTK Yogyakarta (sekarang BPPTKG Yogyakarta), kepada Tribun mengakui, keputusan mengirim tim di saat genting itu keputusan sangat berat.

Risikonya sangat tinggi. Guna meminimalkan kegaduhan publik, tugas itu dilakukan sangat rahasia.

“Ini tantangan besar manajemen krisis. Hanya ada celah sempit, dengan risiko tinggi. Tetapi bila berhasil dilakukan, akan mengurangi risiko yang jauh lebih besar yaitu keselamatan masyarakat di lereng Merapi,” kata Subandriyo.

“Akhirnya saya bentuk tim untuk melakukan pengamatan langsung dan sampling gas vulkanik di puncak Gunung Merapi yang sedang bergolak. Tugas ini bersifat rahasia,” imbuhnya.

Menurut Subandriyo, hasil sampling gas oleh petugas yang dikirim pada 19 Oktober 2010 secara pasti memberi dasar kuat baginya untuk membuat rekomendasi, Merapi akan meletus seperti apa.

Baca juga: Sempat Ditutup karena Erupsi Merapi, Bandara Adi Soemarmo Kembali Dibuka

Akhirnya, secara beriringan 6 petugas Merapi dan 1 porter di kegelapan dini hari 19 Oktober 2010, meninggalkan New Selo, pintu utama pendakian jalur utara.

Menyisir jalan setapak, jalur para petani dan pencari rumput, mereka melangkah teratur melewati berbagai pos hingga menapaki puncak pagi harinya.

Tidak ada komunikasi terbuka sepanjang perjalanan ke puncak. “Kita dilarang break-breakan,” kenang Triyono. “Nanti bisa bocor misinya,” imbuhnya.

Di puncak, pagi hingga siang saat semua petugas menyelesaikan tugas masing-masing merasakan hal sama.

Puncak gunung kerap bergetar. Bahkan ada yang merasakan terguncang-guncang. Suhu permukaan kawah cenderung hangat.

Sementara suhu di bawah permukaan, di kedalaman 50 cm, terdeteksi alat pengukur sudah lebih dari 1.000 derajat Celcius.

Menjelang sore, semua petugas turun. Mereka membawa dokumentasi video, foto situasi puncak. Juga sampel gas dan catatan hasil pengukuran suhu kawah.

Sampel gas yang diambil Yulianto dan Alzwar Nurmanaji, malamnya langsung dibawa ke BPPTK Yogyakarta. Paginya langsung dianalisis di laboratorium kimia.

Hasilnya dibawa ke rapat lengkap pimpinan BPPTK Yogyakarta yang dipimpin Subandriyo. Kadar gas CO2 dari sampel yang diuji, ada yang sudah lebih dari 60 persen.

“Dari dua sampel yang dianalisa, saya lihat gas CO2 di sampel satu lebih dari 30 persen, sampel kedua lebih dari 60 persen,” beber Subandriyo.

Baca juga: Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Erupsi Merapi di Masa Pandemi COVID-19

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan