Senin, 18 Agustus 2025

Erupsi Gunung Merapi

Ganjar Acungi Jempol Tempat Pengungsian Warga di Magelang, 'Jauh Lebih Baik Dari yang Saya Mau'

Kelompok rentan pertama diungsikan yakni anak-anak, balita, orang tua, ibu hamil, orang sakit dan penyandang disabilitas.

Editor: Dewi Agustina
Tribunjogja.com/Rendika Ferry
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, berinteraksi dengan pengungsi yang mengungsi di tempat pengungsian di Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jumat (6/11/2020). 

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edy Susanto, mengatakan, warga dari ketiga desa akan mengungsi pada Jumat (6/11/2020).

"Evakuasi sesuai konsep Desa Bersaudara, mengungsi secara mandiri. Mereka mengungsi bukan diungsikan. Konsep manajemen pengungsian berbasis masyarakat," katanya.

Pengungsian dilaksanakan secara bertahap.

Pertama, Warga Desa Krinjing terdiri dari Dusun Trono, Trayem, dan Pugeran yang sekarang mengungsi.

Kelompok rentan pertama diungsikan yakni anak-anak, balita, orang tua, ibu hamil, orang sakit dan penyandang disabilitas.

Momen unik saat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, memantau tempat pengungsian di Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jumat (6/11/2020) sore. Ganjar ‘tilik bayi’ dan memberikan uang ke seorang ibu yang baru melahirkan.
Momen unik saat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, memantau tempat pengungsian di Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jumat (6/11/2020) sore. Ganjar ‘tilik bayi’ dan memberikan uang ke seorang ibu yang baru melahirkan. (Tribunjogja.com/Rendika Ferry)

"Pengungsian bertahap. Pertama diungsikan kelompok rentan. Seperti anak-anak, balita, orangtua, ibu hamil, orang sakit dan penyandang disabilitas," kata Edy.

Jauh Lebih Baik dari yang Ganjar Mau

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengacungi jempol pengungsian yang ada di Kabupaten Magelang.

Tempat pengungsian menerapkan protokol kesehatan dimana dibuat bilik-bilik untuk menjaga jarak antar pengungsi.

"Jauh lebih baik dari yang saya mau. Kotak-kotaknya, saya pikir dulu begini pakai kardus. Tapi ini bisa pakai multiplex dan lebih gede lagi, sehingga antar keluarga bisa dibatasi. Dengan cara itu, meskipun merapi aktif, mereka mengungsi, tapi posisi yang ada di pengungsian, semua protokol kesehatan dijaga," katanya, Jumat (6/11/2020) saat memantau tempat pengungsian di Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

Baca juga: 12 Desa di 4 Kabupaten Ini Masuk Zona Bahaya Erupsi Gunung Merapi

Sebelum masuk, para pengungsi juga dites rapid semuanya. Terutama kelompok rentan yang perlu mendapatkan perhatian.

Jika terdapat pengungsi yang reaktif, langsung dibawa ke rumah sakit rujukan untuk diswab.

"Tadi masuk, sama pak bupati langsung di rapid semuanya. Sehingga nanti kita akan bisa mengecek dan mereka adalah kelompok rentan yang perlu mendapatkan perhatian. Itu cara yang paling bagus. Mudah-mudahan menjadi inspirasi daerah yang lain," kata Ganjar.

Melalui cara ini, Ganjar berharap kelompok rentan ini tidak tertular.

Dalam tempat pengungsian di Balai Desa Deyangan ini sendiri terdapat tiga orang yang reaktif. Mereka kemudian dibawa ke RS Merah Putih untuk selanjutnya diswab.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan