Sabtu, 13 September 2025

Ayah Campur Susu Anaknya dengan Sabu agar Tak Rewel, Kondisi Bocah Kini Memprihatinkan

B (8) dicekoki sabu oleh sang ayah sejak bayi agar tak rewel. Kondisinya saat ini memprihatinkan.

Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
(Kompas.com/Ahmad Dzulviqor)
B (8) anak kleptomania saat didampingi petugae Dinsos Nunukan untuk dikirim ke Bambu Apus Jakarta pada Desember 2019 (Dinsos). B dicekoki sabu oleh sang ayah sejak bayi agar tak rewel. Kondisinya saat ini memprihatinkan. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang bocah delapan tahun berinisial B memiliki masa lalu memilukan.

Diketahui, sosok B ini telah membuat Kepolisian Sektor Nunukan, Kalimantan Utara, kewalahan karena banyak laporan kasus pencurian yang ia lakukan.

Bukan tanpa alasan, perilaku B tersebut ternyata merupakan dampak dari perbuatan sang ayah di masa lalu.

Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, ayah B sengaja mencampur susu bayi dengan sabu-sabu sejak B berusia dua bulan.

Alasannya yakni agar bocah malang itu tak rewel.

Baca juga: Ditinggal Ibu Ambil Baju, Bocah 2 Tahun Terperosok ke Selokan, Tewas Mengambang di Pantai Cempae

Baca juga: Terperosok ke Dalam Selokan, Bocah 2 Tahun Ditemukan Tewas Mengambang di Pantai Cempae

Akibatnya, pola pikir B menjadi terganggu, sehingga kini ia mengidap kleptomania.

Ketika beranjak besar, B tidak memiliki rasa sakit dan takut.

"Jadi sejak bayi umur dua bulan sudah dicekoki sabu-sabu, dicampur susunya dengan sabu sabu, alasannya supaya tidak rewel."

"Itu membuat pola pikir anak terganggu, B kan anaknya tidak memiliki rasa sakit dan tidak ada rasa takut, tidak ada yang dia takuti, ironi sekali memang," terang Sekretaris Dinas Sosial Nunukan, Yaksi Belaning Pratiwi, Kamis (19/11/2020).

Fakta B dicekoki narkoba sejak bayi diketahui dari laporan Pekerja Sosial (Peksos) yang diterima Yaksi setelah dilakukannya asesmen terhadap B sebelum dikirim ke Bambu Apus, Jakarta.

Diketahui, ayah B mendekam di tahanan akibat kasus narkoba beberapa tahun ini.

Sementara itu, sang ibu tak peduli karena sibuk bekerja sebagai buruh ikat rumput laut.

Selama ini, B dan ibunya tinggal di kontrakan kecil di daerah pesisir.

"Kita tidak bisa menghakimi mengapa B tidak sekolah, mengapa sampai segitunya kenakalannya."

"Kadang ekonomi membuat orang tua sama sekali tidak peduli tumbuh kembang anak, yang ada adalah bagaimana bekerja biar besok bisa makan," kata Yaksi.

Baca juga: Hujan-hujan, Bocah 10 Tahun Tewas, Terpeleset saat Ambil Sandal yang Jatuh ke Parit

Baca juga: Masih Trauma, Bocah Tunawicara yang Wajahnya Dibakar Ayah Lebih Banyak Diam saat Ditanya Ahli Bahasa

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan