Senin, 18 Agustus 2025

VIDEO Detik-detik Tebing Lava Tahun 1954 di Gunung Merapi Berjatuhan, BPPTKG Beri Penjelasan

Balai Pengamatan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) jelaskan penyebab tebing lava di Gunung Merapi berjatuhan

https://bnpb.go.id/
Video detik-detik tebing lava di Gunung Merapi berjatuhian pada Minggu 22 November 2020 

Langkah tersebut dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi berbasis internet melalui aplikasi Google Maps.

Dilansir website resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), lewat platform tersebut diharapkan masyarakat akan mampu terhindar dari bahaya.

Utamanya lokasi-lokasi yang berada di berbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta

Melalui aplikasi Cekposisi, pengguna dapat melihat wilayah-wilayah yang berada pada KRB I, KRB II dan KRB III.

Baca juga: Aktivitas Merapi Meningkat, Lebih dari 1.000 Warga Kelompok Rentan Dievakuasi di 4 Kabupaten

Pada peta akan terlihat warna yang berbeda pada setiap KRB, misalnya merah tua untuk menjelaskan KRB III, merah muda KRB II dan kuning KRB I.

KRB III (merah) merupakan kawasan yang sering terlanda awan panas, aliran lava, lontaran bom vulkanik, gas beracun maupun guguran batu (pijar).

Pada kawasan ini, siapapun tidak direkomendasikan untuk membuat hunian tetap dan memanfaatkan wilayah untuk kepentingan komersial.

Otoritas setempat memiliki kewenangan untuk menindaklanjuti rekomendasi dari pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

KRB II (merah muda) merupakan kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, mungkin aliran lava, lontaran batu, guguran, hujan abu lebat, umumnya menempati lereng dan kaki gunung api, serta aliran lahar.

KRB I (kuning) merupakan kawasan yang berpotensi terlanda lahar atau banjir lahar, serta kemungkinan dapat terkena perluasan awan panas.

Baca juga: Link Live Streaming Kondisi Gunung Merapi Terkini, Berikut Cara Mengetahui Aktivitas Merapi

Apabila terjadi letusan membesar, kawasan ini berpotensi tertimpa material jatuhan berupa hujan abu lebat dan lontaran batu (pijar).

Kawasan terbagi menjadi kawasan rawan aliran lahar atau banjir dan rawan jatuhan berupa hujan abu tanpa memperhatikan arah angin dan kemungkinan terkena lontaran batu (pijar).

Pada kawasan lahar atau banjir, khususnya kawasan yang terletak di sepanjang sungai atau di dekat lembah atau bagian hilir sungai yang berhulu di daerah puncak.

Di samping itu, masyarakat dapat mengetahui posisi beberapa tempat, seperti pos pengamatan gunung api, pos pengungsian, fasilitas kesehatan, dan sekolah yang berada di dalam zona bahaya.

Baca juga: Terdengar Beberapa Kali Suara Guguran dari Gunung Merapi Hari Ini

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan