Rabu, 10 September 2025

Penanganan Covid

Depresi 10 Hari Jalani Isolasi Mandiri, Pria di Bangka Nekat Gantung Diri

Pria berinisial TA (30) merupakan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari hasil test rapid test antigen.

Editor: Hendra Gunawan
Yuranda/Bangka Pos
Tim Satgas Covid-19 Kota Pangkalpinang, mengevakuasi korban gantung diri, saat isolasi mandiri di salah satu kawasan perumahan di Kota Pangkalpinang, Sabtu (9/1/2021) 

TRIBUNNEWS.COM, BANGKA -- Karena depresi terkena covid-19, seorang warga Perumahan Selindung Lama, Kota Pangkalpinang, Bangkabelitung mengakhiri hidupnya dengan gantung diri, Sabtu (9/1/2021) pagi.

Pria berinisial TA (30) merupakan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari hasil test rapid test antigen.

Ia telah menjalani isolasi mandiri di perumahan tersebut, sekitar 10 hari lalu.

Menurut Septian, adik korban, beberapa hari yang lalu korban mengalami depresi, saat menunggu hasil swab dari puskesmas.

Pada tanggal 30 Desember 2020, katanya, korban melakukan rapid tes dan hasilnya reaktif.

Kemudian korban melakukan swab di pukesmas dan melakukan isolasi mandiri di rumah adiknya.

"Sampai saat ini korban belum menerima hasil swab dari gugus tugas itu," kata Septian, Sabtu (9/1/2020)

Sementara itu, Pihak kepolisian Polres Pangkalpinang mendapat laporan dari warga yang melaporkan ke Sentral Pelayana Kepolisian Terpadu (SPKT).

Baca juga: Tak Bisa Tunjukkan Surat Rapid Test Antigen Negatif Covid-19 Saat Masuk Jawa Barat Harus Putar Balik

Setelah mendapat laporan tersebut, Reskrim Polres Pangkalpinang berkoordinasi dengan satgas covid-19 Kota Pangkalpinang, untuk mendapati lokasi.

"Kami langsung berkoordinasi Satgas Covid-19 untuk melakukan evakuasi terhadap korban," kata Kabag Ops Polres Pangkalpinang Kompol Johan Wahyudi saat dikonfirmasi Bangkapos.com.

Baca juga: Anies: Jakarta Pernah Alami First Wave dan Second Wave Covid-19 

Johan menjelaskan, dalam proses evakuasi tim gabungan menggunakan peralatan standart penanganan covid -19 dengan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) lengkap.

"Diduga korban ini depresi menunggu hasil swab, namun untuk kemungkinan lainya masih menunggu hasil penyelidikan dan kami terus melakukan koordinasi dengan tim gugus tugas," kata Johan Wahyudi.

Tim Gugus tugas kecamatan, Rumah Sakit Umum Depati Hamzah Kota Pangkalpinang dan identifikasi Polres Pangkalpinang melakukan olah tempat kejadian perkara dan membawa korban ke rumah sakit.

Baca juga: Pengakuan Tukang Sulap Keliling di Banyumas Pagari Rumah Pakai Seng Karena Takut Covid-19

Warga Heboh, Pria Tewas Gantung Diri Saat Jalani Isolasi Mandiri

Warga di salah satu kawasan perumahan di Kota Pangkalpinang, dihebohkan dengan penemuan mayat pria yang tewas dalam posisi gantung diri Sabtu (9/1/2021) pagi.

Pantauan Bangkapos.com, terlihat masyarakat sekitar perumahan itu berkumpul di luar garis polisi yang sudah terpasang.

Diketahui korban merupakan pasien Covid-19, saat itu sedang melaksanakan isolasi mandiri, menunggu hasil Swab PCR Covid-19 dari Puskesmas Selindung yang belum keluar.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun Bangkapos.com, korban telah menjalani isolasi selama 10 hari di perumahan tersebut sejak dinyatakan positif dari hasil rapid antigen.

Menurut Riko Adiguna (21), saksi dan juga merupakan sepupu korban, yang mengetahui peristiwa gantung diri..

Baca juga: Dokter Tirta Jawab Soal Kabar Dirinya Masuk Daftar Penerima Vaksin Covid-19 Pada 13 Januari

Ia ditugaskan setiap hari untuk melihat kondisi korban, yang sedang diisolasi mandiri.

"Sekira pukul 06.30 WIB melihat korban telah meninggal dengan cara gantung diri di dapur," kata Riko, Sabtu (9/1/2021) .

Kemudian setelah mengetahui hal tersebut, ia langsung melaporkannya kepada adik korban pemilik perumahan itu, tempat korban diisolasi.

Selanjutnya, ia langsung melaporkan kejadian tersebut ke warga sekitar dan kepolisian, dan Satgas Covid-19 Pangkalpinang, pemeriksaan dan evakuasi.

Direktur RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang dr Fauzan ditemui di lokasi, membenarkan bahwa hasil rapid antigen korban reaktif .

“Benar kalau hasil rapid antigen korban reaktif Covid-19, karena hasilnya reaktif 80 persen kemungkinan hasil swabnya positif, jadi akan dimakamkan sesuai standar Covid-19,” ungkapnya.

Saat ini jenazah korban di bawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depati Hamzah Pangkalpinang, dan akan dikebumikan dengan prosedur protokol kesehatan.

Terjun dari Lantai 13

Kasus bunuh diri pasien covid-19 lainnya, seorang pria dikabarkan meninggal dunia seusai melompat dari lantai 13 gedung rumah sakit.

Identitas korban belakangan diketahui berinisial YS berusia 52 tahun.

YS tewas mengenaskan setelah tubuhnya terbanting dari lantai 13 rumah sakit Universitas Indonesia ( RS UI ), Depok.

Menurut informasi, YS merupakan pasien Covid-19 yang tengah menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.

Ia disebutkan sudah menjalani isolasi sebagai pasien Covid-19 sejak tanggal 27 Agustus 2020.

Kasat Reskrim Polres Metro Depok, Kompol Wadi Sabani, membeberkan kronologi kejadian insiden bunuh diri pasien yang tengah dirawat akibat terinfeksi virus corona tersebut.
Menurutnya, peristiwa itu bermula ketika perawat berinisial VNS hendak mengambil sampel darah korban.

Namun, saat akan mengambil sample darah korban, ponsel sang perawat ini berbunyi.

Saat itu, VNS pun keluar ruangan untuk menerima panggilan telepon.

"Sekira pukul 10.00 WIB, saksi rencana akan mengambil darah korban.

Belum sempat mengambil darah korban, saksi menerima telepon dan keluar ruangan korban dahulu," kata Wadi dalam pesan singkatnya, Kamis (3/9/2020), seperti dilansir Tribunjogja.com dari Tribun Jakarta.

Menurutnya, saat VNS menerima telepon terdengar suara pecahan kaca dari dalam kamar korban.

Selanjutnya, saksi VNS ini pun mengecek sumber suara tersebut berasal.

Sang perawat pun kaget melihat bahwa kaca jendela sudah dalam keadaan pecah.

"Kemudian saksi melihat ke dalam dan menemukan kaca jendela dalam keadaan pecah, setelah itu saksi berusaha melihat dari sudut berbeda dan terlihat pasien tergelatak di atap bangunan RS UI," jelas Wadi.

Wadi mengatakan, saksi lainnya berinisial DE (34) memberikan kesaksian, bahwa ia mendengar ada suara benda jatuh yang sangat kencang.

"Kemudian saksi (DE) naik ke lantai enam dan ditemukan adanya pasien tergeletak di lantai enam.

Selanjutnya saksi menghubungi petugas kemanana RS UI," bebernya.

Terakhir, Wadi menuturkan saat ini kasus tersebut ditangani oleh pihaknya.

Ia pun masih mendalami kasus tersebut untuk mencari tahu motif korban nekat mengakhiri hidup.

Sementara itu, pihak Rumah Sakit UI masih belum merespon konfirmasi TribunJakarta.com terkait kejadian ini.

Disclaimer

Artikel ini tidak untuk membenarkan atau mengglorifikasi tindakan bunuh diri.

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling

( Bangkapos.com / Yuranda )

Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Diduga Depresi saat Tunggu Hasil Swab Covid-19, TA Akhiri Hidupnya dengan Gantung Diri

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan