Wawancara Eksklusif
Bupati Mashuri Siap Geber Geopark Merangin Jadikan Wisata Unggulan
Geopark Merangin berusia 350 juta tahun. Bupati Merangin siap geber Geoprak tersebut untuk jadi tempat wisata unggulan.
TRIBUNNEWS.COM, MERANGIN – Sebuah taman bumi purba yang berusia sekira 350 juta tahun ada di Kabupaten Merangin, Jambi. Berbagai fosil tumbuhan langka dan kerang yang melekat di batu-batuan dengan struktur unik, ditemukan di sana.
Kini, Geopark Merangin tengah diusahakan agar terdaftar sebagai warisan dunia di Unesco (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization). Wilayah itu pun tengah dikembangkan.
Seperti apa rencana Pemerintah Kabupaten Merangin ke depannya terkait masa depan tempat langka tersebut? Berikut bincang-bincang eksklusif Tribun Jambi bersama Bupati Merangin, Mashuri:
Bisa bercerita tentang kondisi Geopark Merangin saat ini. karena merupakan salah satu warisan dunia?
Kita memiliki taman bumi yang awalnya diajukan jadi taman bumi nasional. Alhamdulillah, tahun 2011 Geopark Merangin telah menjadi geopark nasional. Kemudian tahun 2014, kita usulkan menjadi geopark internasional melalui Unesco Global Geopark.
Hasil penilaian ketika itu geosite-nya terlalu kecil dan cakupan wilayah terlalu luas, masuk Kabupaten Kerinci dan Sarolangun sebagian, sehingga usulan kita ditolak.
Maka dengan pembenahan dan perbaikan baik secara administrasi maupun lokasi, mempersempit wilayah dan memperbanyak geosite. Pada tahun 2018 kita mengajukan kembali untuk dinilai Unesco dan sudah diterima.
Tahun 2019, yang seharusnya tahap penilaian, tertunda karena pandemi Covid-19 hingga sekarang. Sekarang sudah dinilai oleh para ahli Geopark Nasional dan menyusun geosite.
Baru beberapa hari yang lalu di Bandung, bersama Gubernur Jambi, Kepala Bappeda dan ahli gelogi dari Malaysia sudah selesai penyusunan geosite dan sudah dikirim ke Unesco untuk dinilai. Kita tinggal menunggu penilaian.
Apa keunikan Geopark Merangin?
Geopark Merangin memiliki keunikan dan yang menjadi ciri khasnya terfokus pada fosil flora dan fauna. Ada fosil kerang, fosil tumbuhan yang sudah menjadi batu kristal. Batu kristal itu sudah berusia lebih dari 350 juta tahun. Artinya Merangin ini sudah berumur tua yang ditandai dengan fosil tersebut.
Dari pandangan Bapak, apa yang menjadi potensi Geopark Merangin?
Tentu banyak. Jika ini (geopark) sudah menjadi Geopark Internasional, kita akan jadikan pusat pendidikan geologi. Potensi yakni nanti akan menjadi pusat pendidikan geologi.
Tentu kita menyambut ini dengan persiapan. Kita bakalan kedatangan tamu para ahli di bidang geologi yang telah kerja sama sejak 2014. Beliau ada di Merangin dan melakukan penelitian selama empat setengah tahun dengan hasil yang luar biasa. Bahwa keanekaragaman bebatuan di Kabupaten Merangin paling lokal, sekaligus ditemukanlah kaldera Masurai.
Menurut Ahli geologi, baru ditemukan rentetan Kaldera di Indonesia. Mulai dari Danau Toba terputus dan ditemukan di Kabupaten Merangin. Kemudian ada ditemukan deretan bebatuan di Rantau Keloyang, yang sekarang diekplorasi batuannya.
Sebenarnya branding seperti apa yang diberikan dengan adanya Geopark Merangin?
Ini kan dampaknya terhadap wisata dan seluruh masyarakat Merangin khususnya yang ada dikawasan Geopark. Kendala kita itu terkait infrastruktur. Dengan kemampuan anggaran yang kita miliki, ini yang menjadi kendala untuk meningkatkan akses menuju ke sana.
Selain itu, juga kemampuan dan pemahaman sumber daya yang berada di kawasan masih rendah. Seharusnya masyarakat di sekitar dapat mengembangkan kuliner dan cendera mata. Karena saat ini masih murni mengandalkan hasil bumi, seperti kopi dan sayuran.
Ini bukan hanya PR Pemkab Merangin saja?
Bukan. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama. Mulai dari masyarakat sekitar, desa, kabupaten, provinsi, nasional hingga internasional.
Perhatian pemerintah pusat seperti apa?
Pusat sudah mulai memberikan bantuan untuk perbaikan jalan nasional di Kabupaten Merangin menuju pusat Geopark. Kemudian untuk taman kita dibantu sekitar Rp12 miliar.
Di samping itu juga, kita masih membutuhkan bantuan, karena kita masih banyak destinasi wisata yang merupakan rentetan Geosite daripada Geopark. Seperti Danau Pauh, Depati IV, Hutan Asuh, Telaga Biru, air terjun dan lainnya.
Artinya banyak potensi alam yang dapat dimanfaatkan. Selain infrastrukturnya, ada kendala lain dan membuat Geopark belum terlalu dikenal banyak orang ?
Yang pertama, mungkin terkait akses menuju Geopark, lagi-lagi infrastruktur. Kalau dari luar daerah, mungkin sarana transportasi seperti bandara, angkutan kota dan akomodasi.
Kita belum memiliki sarana hotel yang memadai dalam mengakomodasi turis seperti yang dikenal selama ini. Para penikmat alam itu berpikir kalau belum adanya akomodasi seperti yang dikenal selama ini akan memiliki kesulitan. Ini juga yang tidak kalah pentingnya soal SDM.
Soal kuliner, kita sebenarnya memiliki daya tarik seperti tempoyak, buah durian, duku dan manggis.
Langkah yang akan dilakukan dalam waktu satu hingga dua tahun ke depan seperti apa?
Langkah pertama, kita akan memperbaiki infrastruktur, dan akan menembus akses akses tertentu. Langkah kedua, tentu kita akan menggencarkan promosi.
Tidak hanya kekayaan alam saja, juga budaya, kuliner. Salah satu kuliner yang tidak ada di daerah lain seperti minyak Kepayang. Minyak yang digunakan untuk memasak seperti biasa. Ini potensinya luar biasa, yang akan dicari orang orang kota. Kita akan kembangkan peninggalan nenek moyang kita dahulu. Adanya minyak kao, yang dipakai untuk memasak rawon. Inilah yang akan kita hidupkan kembali.
Satu kalimat sederhana yang mewakili Geopark Merangin?
Mari berkunjung ke Merangin, melihat potensi Geopark Merangin. Kita bersama sama rafting di sepanjang alran Sungai Batang Merangin. Di sana kita melihat bebatuan yang dari tumbuhan dan kerang yang sudah mengkristal. (Darwin Sijabat)