Awal Mula Temuan Kasus Antraks di Gunungkidul: Sapi Mati Dikubur, Digali Lagi, Dagingnya Dikonsumsi
Dinas Pertanian dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul membuka kronologi terkait temuan kasus Antraks di Pedukuhan Jati, Kalurahan Candirejo.
Editor:
Dewi Agustina
Sejauh ini sudah ada tiga orang meninggal dunia akibat antraks di wilayah Gunungkidul, DIY.
Mereka yang meninggal rata-rata lansia dengan usia 70 tahun.
Ketiganya mengalami gejala serupa yakni luka kering dan menghitam pada bagian tangan disertai bengkak di sekelilingnya.
93 Warga Terjangkit Antraks
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan sebanyak 93 warga di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terjangkit penyakit antraks.
Hal ini berdasarkan tes serologi yang dilakukan dinas kesehatan setempat.
Ia menyebut, kasus antraks yang mencuat ini merupakan kasus pertama di sepanjang tahun 2023.
"93 sero positifnya. Tapi kita masih lakukan penyelidikan epidemiologi. Ada 3 yang meninggal. Ini kasus pertama tahun 2023," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dikonfirmasi Tribun, Rabu (5/7/2023).
Sejauh ini Nadia menuturkan, puluhan warga tersebut telah mendapatkan perawatan di rumah sakit. Nadia mengatakan, kasus antraks di Gunungkidul bukanlah pertama kali terjadi.
Melainkan, kasus yang terus berulang. Karena itu, Gunungkidul masuk dalam kategori daerah endemik Antraks.
"Gunungkidul itu daerah endemik Antraks," kata dia.
Nadia menuturkan kronologi penularan antraks dari hewan ke manusia di Gunungkidul disebabkan karena perilaku warga.
Pihaknya pun menyoroti hal tersebut. Seperti kurangnya perilaku hidup sehat.
Seringkali sapi yang terkena antraks makan rumput dari tanah yang sebelumnya sudah ada virus antraksnya.
"Ini terjadi karena di dekat situ ada hewan ternak yang dikubur atau saat mengolah tanah di bagian bawah (ada virus antraks) yang terangkat ke atas," ujar dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.