Minggu, 7 September 2025

Tetangga Duga Pemicu Kebakaran yang Menewaskan 2 Lansia di Surabaya Bukan Korsleting Listrik

Kedua korban kerap kali mendapati bahwa para korban mengandalkan nyala api lilin sebagai penerangan pada malam hari

Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNJATIM/istimewa
Suasana pasca kebakaran yang akibatkan 2 lansia tewas terpanggang di Jalan Kertajaya Indah Timur IX, Manyar Sabrangan, Mulyorejo, Kota Surabaya, pada Selasa (14/11/2023) dini hari. 

Keduanya lantas berpindah tempat tinggal di rumah milik ayahanda mereka di Jalan Kertajaya Indah Timur IX, Manyar Sabrangan, Mulyorejo, Kota Surabaya, hingga saat ini. 

Kapolsek Mulyorejo Polrestabes Surabaya Kompol Sugeng Rianto mengatakan, informasi mengenai rekam jejak perbuatan korban pernah membakar rumah sendiri pada tahun 2008, diperolehnya dari keterangan kerabat dari korban. 

"Soal ada pengalaman kedua korban pernah membakar rumah sendiri di Gubeng. Itu dari saudara sambungnya," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di ruangan kerjanya. 

Bahkan, korban pada tahun 2012 pernah menjalani perawatan kejiwaan di RSAL. Sehingga, dapat disimpulkan sementara bahwa kedua korban memiliki riwayat gangguan kesehatan mental dan pernah menjalani intervensi penanganan psikis di salah satu rumah sakit (RS). 

"Memang sebelumnya pernah mencoba membakar rumah, namun di lokasi berbeda.

Informasi dari saudara sambungnya. Pada tahun 2012 keduanya pernah dirawat di RSAL. Perawatan psikisnya. Informasinya seperti itu, dari saudaranya (riwayat gangguan kejiwaan atau depresi)," pungkasnya. 

Sementara itu, seorang sekuriti perumahan Suatman mengatakan, keduanya cenderung memiliki sikap pendiam bahkan hampir tidak pernah bersosialisasi dengan warga sekitar atau para tetangga di sisi kanan kiri atau depan rumah. 

Aktivitas keduanya yang diketahui oleh warga permukiman sekitar rumah, saat keduanya bergantian berjalan kaki keluar rumah untuk berbelanja kebutuhan bahan pokok di sebuah minimarket. 

Biasanya kalau berpapasan dengan warga yang lain, mereka menyapa sekadarnya, lalu kembali berjalan melenggang pergi melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. 

"Ya kalau sudah masuk ya di dalam terus. Enggak pernah keluar. Kalau kegiatan warga, jarang. Gak ada. Gak pernah keluar. Tapi kalau ada tagihan iuran keamanan, beliau balik. Apapun peraturan di sini selalu ikut," ungkap kakek tiga cucu itu, saat ditemui TribunJatim.com disela bertugas dekat lokasi. 

Ia tak menampik, kedua korban itu hampir tidak pernah mengikuti kegiatan sosial lingkungan permukiman tersebut. 

Namun, anehnya, mereka selalu rajin untuk membayar iuran keamanan, kebersihan, atau kegiatan sosial warga secara tepat waktu, bahkan tak segan memberikan dalam jumlah berlebih. 

"Kalau kegiatan warga, jarang. Gak ada. Gak pernah keluar. Tapi kalau ada tagihan iuran keamanan, beliau balik. Apapun peraturan di sini selalu ikut. Kalau iuran tetap memberi, baik juga. Tiap bulan Rp300 ribu. Iya secara lingkungan sosial keorganisasian, tetap berpartisipasi," ungkapnya. 

Mengenai asal muasal uang yang selama ini digunakan oleh kedua kakak adik tersebut memenuhi kebutuhan hidupnya. Termasuk untuk membayar iuran bulanan dalam jumlah nominal lebih. 

Suatman mengaku, tak mengetahuinya. Apalagi dirinya juga tak mengetahui pekerjaan kedua orang korban selama tinggal di rumah tersebut dengan cara tertutup. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan