Rabu, 20 Agustus 2025

Mudik Lebaran 2024

Mudik Lebaran Ala Mbok Yem, Penasaran? 4 Jam Ditandu dari Gunung Lawu Via Cemorosewu, Bawa Bekal 

Mbok Yem (80) mudik, turun dari Gunung Lawu ke Magetan via Cemorosewu dengan cara ditandu selama 4 jam, tak lupa bawa bekal untuk diperjalanan. 

Surya.co.id/Feb/Kompas.com/Anggara/Tiktok @jun_alwii
Kolase foto Mbok Yem (80) mudik menempuh perjalanan dari ketinggian 3170 mdpl Gunung Lawu, Warung Mbok Yem di puncak Gunung Lawu tampak depan dan Viral Mbok Yem Pemilik Warung Tertinggi di Pulau Jawa Turun Gunung dengan Tandu 

TRIBUNNEWS.COM, MAGETAN  - Mbok Yem alias Wakiyem akhirnya pulang kampung untuk merayakan Lebaran bersama cucu, anak dan sanak saudaranya. 

Jika pemudik lain harus menempuh jarak belasan, puluhan atau ratusan kilometer untuk mudik, Mbok Yem punya cara sendiri.

Mbok Yem, pemilik warung legendaris di puncak Gunung Lawu mudik dengan cara ditandu, penasaran ?

 

Berusia 80 Tahun, Mbok Yem Mudik Ditandu dari Gunung Lawu Via Cemorosewu

Beberapa pria menandu Mbok Yem alias Wakiyem secara bergantian.

Seperti lebaran tahun lalu, Mbok Yem mudik turun gunung dari warungnya, Hargo Dalem Gunung Lawu via Cemorosewu, Sabtu (6/4/2024).

Mbok Yem yang duduk di kursi, hanya membawa sedikit bekal makan minum untuk perjalanan.

Setibanya di pos pendakian sudah ada keluarga telah menunggu Mbok Yem, pulang ke Dusun Bedagung Desa Gonggang Kecamatan Poncol.

Perempuan usia 80 tahun tersebut, menempuh perjalanan dari ketinggian 3170 mdpl Gunung Lawu.

Dirinya mengaku berangkat pada pukul 07.00 WIB, serta tiba di pos sekitar jam 11.00 WIB, atau memakan waktu 4 jam.

“Saya pulang selama setengah bulan, lebaran bersama 4 anak, dan cucu. Ditandu karena sudah tua, tidak kuat, kalau harus berjalan,” ujar Mbok Yem, Minggu (7/4/2024).

Warung Mbok Yem
Warung Mbok Yem (Surya/Eko Darmoko)

Dirinya menambahkan, setahun sekali pulang dan berkumpul bersama keluarga jelang malam 27    Ia mengaku akan kembali ke warungnya setelah Lebaran, jika kondisinya fit.

“Sudah tiga lebaran ini turun gunung dengan cara ditandu. Pulang dijemput naik mobil sama anak.Sebelum bertemu keluarga, mampir dulu ke Pasar Plaosan,” pungkasnya.

Maryono dan Jarwo, dua orang yang mengusung tandu Mbok Yem, menuturkan, selama perjalanan sempat beristirahat empat kali.

“Medan yang terjal dan berbahaya harus berhati-hati. Mbok Yem sudah 5 tahun ini hanya pulang setahun sekali karena usianya sudah lansia,” tutur Maryono.

“Sebelumnya memang sering turun gunung, setahun bisa tiga kali lebih. Tapi, karena Mbok Yem sudah sepuh sekarang tinggal setahun sekali saja pas waktu mau lebaran,” tutupnya.

Baca juga: Terungkap Kenapa Warung Mbok Yem Selamat dari Kebakaran di Puncak Gunung Lawu 

Halaman
1234
Sumber: Surya
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan