Kisah Inspiratif Jamaluddin, Sarjana Pulang Kampung Membangun Desa Kanreapia
Jamaluddin, pria asal Desa Kanreapia, Gowa, Sulawesi Selatan membagikan kisah inspiratifnya dalam acara Bicang Inspiratif 15th SATU Indonesia Awards.
Penulis:
Adi Suhendi
Editor:
Wahyu Aji
Di bidang pendidikan, Rumah Koran menjadi pusat literasi bagi anak petani.
Kemudian di bidang kesehatan, lewat rumah koran masyarakat diedukasi soalnya pentingnya menjaga kesehatan seperti mengedukasi warga agar tidak BAB di sungai, menjadi sarana Posyandu, dan lain sebagainya.
Selanjutnya di bidang lingkungan, mengedukasi anak petani tentang pentingnya menjaga lingkungan.
"Jadi anak petani saat ke sungai bukan hanya baca buku. Tapi diajak memungut sampah, serta diperkenalkan jenis-jenis tumbuhan," kata Jamaluddin.
Seiring berjalannya waktu pola pikir masyarakat di kampungnya pun berubah tentang bagaimana cara bertani dan berkebun yang baik.
Jamaluddin mendorong para petani dikampungnya beralih dari petani anorganik menjadi petani organik dengan hasil yang lebih besar.
"Ketika program pupuk organik dijalankan, maka petani pun mulai beralih dari Kimia ke organik," katanya.
Kini kampungnya bisa menjual sayur-mayur ke sejumlah pasar tradisional di Makassar bahkan Kalimantan.
Setiap harinya kini Desa Kanreapia bisa menghasilkan puluhan ton sayur mayur.
Hasil panen tersebut pun Sebagian disisihkan untuk kegiatan sosial melalui Gerakan sedekah untuk kaum dhuafa. Sebagian sayur disedekahkan ke 100 panti asuhan di Kabupaten Sulawesi Selatan, Kabupaten Takalar, Kabupaten Gowa, dan Kabupaten Maros.
Berkat kerja kerasnya, Jamaluddin pun menerima penghargaan SATU Indonesia Awards pada tahun 2017 dan kini kampungnya mendapat pembinaan dari Astra lewat Kampung Berseri Astra Kanreapia.
Inspiarsi yang dibagikan Jamaluddin tersebut harus dipetik sebagai pembelajaran bagi generasi muda saat ini.
Pendiri Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan, Tri Mumpuni mengatakan Indonesia ini dirahmati Tuhan memiliki sumber daya alam yang luar biasa, baik pertanian, perkebunan, maupun tambang.
Potensi tersebut menurutnya tersebar di desa-desa yang ada nusantara yang jumlahnya mencapai puluhan ribu.
"Kenapa masyarakat desa harus miskin dan tertinggal? Itu harus dijawab. Jawabannya sederhana karena kekayaan itu tidak dibarengi dengan kapasitas intelektual masyarakat desa untuk mengolah sumber daya desa," kata Tri Mumpuni dalam kesempatan yang sama.
5 Fakta OTT KPK di Kolaka Timur: 5 Tersangka Termasuk Bupati, Barang Bukti Rp200 Juta |
![]() |
---|
Bupati Koltim Dikenal Ramah dan Sering Ngopi Bareng, Warga Kaget Abdul Azis Ditangkap KPK |
![]() |
---|
Bupati Kolaka Timur Abdul Azis Ditahan KPK Dini Hari: Tangan Diborgol, Pakai Rompi Oranye |
![]() |
---|
Kronologi Penangkapan Bupati Kolaka Timur Abdul Azis, Sempat Mengelak Kini Digiring ke KPK |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Kendari Besok Sabtu, 9 Agustus 2025: Siang hingga Malam Bakal Diguyur Hujan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.