Sabtu, 16 Agustus 2025

Murid Dihukum Duduk di Lantai

Kejanggalan CCTV Siswa Dihukum Duduk di Lantai, Wali Kelas Tak Menyuruh dan Orang Tua Datangi Kelas

Pihak yayasan mengungkap kejanggalan rekaman CCTV siswa dipaksa duduk di lantai. Dalam video terlihat siswa duduk sendiri tanpa disuruh wali kelas.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Sri Juliati
Kolase Tribunnews.com
(Kiri) Kamelia saat menceritakan anaknya dihukum duduk di lantai sekolah karena nunggak SPP di Kota Medan dan (Kanan) Tangkap layar video viral anak SD duduk di lantai. 

TRIBUNNEWS.COM - Polemik siswa kelas 4 SD dipaksa duduk di lantai masih berlanjut setelah pihak yayasan menemukan kejanggalan pada rekaman CCTV.

Dalam rekaman CCTV hari ketiga tak terlihat siswa berinisial MI dipaksa duduk di lantai oleh wali kelasnya, Haryati.

Diketahui, peristiwa ini terjadi di SD Yayasan Abdi Sukma, Medan, Sumatera Utara (Sumut) pada Rabu (8/1/2025).

Ketua Yayasan Abdi Sukma, Ahmad Parlindungan, membenarkan siswa dipaksa duduk di lantai selama dua hari pada Senin (6/1/2025) dan Selasa (8/1/2025).

Namun, pada hari ketiga, siswa terlihat duduk sendiri di lantai kemudian ibunya, Kamelia datang ke kelas untuk memviralkan hukuman yang diterima sang anak.

"Ada hal yang aneh dari CCTV yang kami lihat tadi. Hari Senin tanggal 6-7 Januari  2025, kami akui itu memang benar wali kelas yang menyuruh duduk di lantai."

"Tapi di hari ke tiga sesuai CCTV itu wali kelas tidak ada meminta duduk di lantai," beber Ahmad, Senin (13/1/2025).

Ia mengakui perbuatan Haryati salah dan kini telah mendapat sanksi skorsing.

"Kalau memang itu perintah dari sekolah yayasan kenapa anaknya kelas satu tidak seperti itu."

"Anaknya dua di situ sama-sama nunggak. Tapi anaknya kelas satu tidak dapat hukuman seperti itu. Ini kami sayangkan wali kelasnya. Tetapi di hari ketiga kejadian sudah berbeda," tandasnya.

Ahmad tak mengetahui alasan siswa duduk sendiri di lantai tanpa disuruh wali kelas.

Baca juga: Soal Siswa Nunggak SPP di Medan, Guru Tantang Orang Tua Siswa untuk Viralkan Kasus

"Enggak tau kita itu (siswa mencontoh) ada pergantian pelajaran di sana, saat itu  guru pertama masuk,  lalu istirahat dan  masuklah guru ke dua, yaitu guru agama."

"Anaknya itu lambat masuk, tapi saya tidak mau menduga- duga. Nanti dibilang saya yang memprovokasi atau bagaimana," tututrnya.

Anak Guru Cekcok dengan Wali Murid

Sementara itu, anak Haryati berinisial R tak terima ibunya dituding melakukan hukuman tak manusiawi.

R kemudian terlibat cekcok dengan Kamelia dan videonya viral di media sosial.

Kamelia meminta R menanyakan permasalahan ini ke ibunya karena kedua pihak sudah sepakat berdamai.

Namun, R menaikkan nada bicaranya sambil menyalahkan anak Kamelia yang menunggak pembayaran SPP.

Kamelia mengaku tak mengetahui videonya berselisih dengan R tersebar di media sosial.

Baca juga: Murid Nunggak SPP 3 Bulan: Guru di Medan Dihukum karena Tindakan Kontroversial

"Tapi saya nggak tahu siapa yang membuat video itu tadi, saya nggak tahu, situasinya ramai," tutur Kamelia.

Ia menjelaskan R tiba-tiba mendatanginya seorang diri dan tak terima sang ibu dituding berbuat salah.

"Tiba tiba dia datang kepingin tahu lah ceritanya, saya ceritain lah kejadiannya," jelasnya.

Meski sudah diberi penjelasan, R tetap merasa ibunya tak bersalah sehingga terjadi perselisihan.

Haryati Minta Diviralkan

Selama tiga hari, MI (10) dipaksa duduk di lantai kerena menunggak pembayaran SPP.

Kamelia mengaku tidak ingin memviralkan kasus ini jika wali kelas bernama Haryati meminta maaf atas perbuatannya.

Namun, Haryati justru tak merasa bersalah dan menantang Kamelia untuk memviralkan video tersebut.

Baca juga: Nasib Wali Kelas di Medan setelah Hukum Siswa SD Duduk di Lantai, Pihak Sekolah Meminta Maaf

"Jadi niat buat video itu, tadi bukan buat supaya sampai seperti ini (viral), enggak sebenarnya."

"Saya hanya (ingin) ngasih pelajaran, karena saya ditantang (guru itu) viralkan. Saya bilang ke dia, Ibu jangan sampai viral perbuatan ini, viralkan katanya," ungkapnya, Minggu (12/1/2025).

Ia menjelaskan pihak sekolah sudah banyak membantu kedua anaknya yang duduk di bangku kelas 4 dan kelas 1.

Kamelia hanya tidak terima dengan perlakuan Haryati yang mempermalukan anaknya di depan siswa lain selama tiga hari.

"Saya coba buat video itu hanya untuk memberi pelajaran, bukan untuk buat seperti viral atau saya mengharap dapat bantuan bukan gitu."

"Saya juga enggak juga punya niat untuk buat jelekan sekolah, tidak. Saya hanya menyayangkan sikap oknum gurunya," tegasnya.

Menurutnya, hanya guru Haryati yang bersikap arogan di sekolah tersebut sehingga seluruh guru terkena dampaknya.

Baca juga: Aksi Kader Gerindra Lunasi SPP Siswa Dihukum Duduk di Lantai oleh Guru di Medan, sang Adik Kebagian

"Cuman dia (guru itu) yang bersifat kayak gitu sama murid, jadi biar ada efek jeranya juga. Jangan ada (peristiwa) yang dialami kayak anak saya jangan ada korban lagi," tuturnya.

Kamelia berencana memindahkan anaknya ke sekolah lain karena trauma.

Jika pihak sekolah memecat wali kelas bernama Haryati, Kamelia tak akan memindahkan anaknya.

"Saya berkoordinasi dengan kepala sekolah, Buk kalau dia gak keluar, saya tarik anak saya."

"Karena otomatis anak saya trauma," ucapnya, Sabtu (11/1/2025).

Menurut Kamelia, MI akan dibenci para guru-guru di sekolah lantaran videonya viral di media sosial.

MI juga akan trauma melihat Haryati yang memberi hukuman duduk di lantai.

"Saya tahu, akibat kejadian itu pasti membuat anak saya dibenci," tandasnya.

Sebagian artikel telah tayang di TribunMedan.com dengan judul Kasus Siswa SD di Medan Duduk di Lantai karena Tunggak SPP, Yayasan Sebut Ada Kejanggalan

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunMedan.com/Fredy Santosa/Alfiansyah)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan