Ditolak Hubungan Intim Jadi Alasan Wahyu Menelantarkan Istrinya yang Sakit hingga Meninggal Dunia
Inilah pengakuan Wahyu Saputra (26), suami yang menelantarkan istrinya sendiri, Sindi Purnama Sari (25) hingga meninggal dunia.
Penulis:
Muhammad Renald Shiftanto
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Inilah pengakuan Wahyu Saputra (26), suami yang menelantarkan istrinya sendiri, Sindi Purnama Sari (25) hingga meninggal dunia.
Peristiwa ini terjadi di Palembang, Sumatera Selatan.
Diketahui, Sindi Purnama Sari alias SPS ditelantarkan suaminya sendiri hingga meninggal dunia.
SPS ditinggalkan saat tengah mengidap Pneumonia.
Wahyu sendiri tak merawat istrinya dengan baik saat tengah sakit keras.
Kini, Wahyu pun telah ditangkap dan dijadikan tersangka.
Saat dihadirkan dalam konferensi pers di Polrestabes Palembang, Selasa (28/1/2025) kemarin, Wahyu menelantarkan istrinya karena kesal dan jengkel.
Ia kesal lantaran istrinya menolak berhubungan badan.
"Kesal pak dengan korban dan juga jengkel. Karena saat diajak berhubungan badan korban (istri) tidak mau," ungkapnya, dikutip dari TribunSumsel.com.
Sebelum itu, ia kerap menyuapi istrinya, namun setelah ajakan hubungan badannya ditolak, ia tak lagi menyuapi istrinya.
Padahal, kondisi istrinya terbaring lemas.
Baca juga: Kondisi Istri di Palembang yang Ditelantarkan Suami hingga Tewas, Lemah Tak Berdaya Idap Kanker
"Saya berikan makan pak, tetapi saya taruh di sebelah istri saya. Namun sebelum kejadian ini saya selalu memberikan makan dan menyuapi istri saya," ungkapnya.
Kini, hanya penyesalan yang keluar dari mulut wahyu.
"Saya menyesal pak. Saya juga meminta maaf kepada keluarga istri saya atas kesalahan yang sudah saya perbuatan," jelasnya.
Wahyu pun kini dijerat dengan pasal 359 KUHP tentang kelalaian serta pasal 49 huruf A dan B juncto pasal 9 ayat 1 dan 2 UU Nomor 23 Tahun 2024 tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT).
Ia diduga secara sengaja menelantarkan istrinya yang sakit tanpa perawatan dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.
Mendengar hal tersebut, pihak keluarga korban merasa belum puas.
Kuasa hukum keluarga korban, M Novel Suwa menuturkan, pihaknya meminta penyidik untuk memberikan hukuman lebih berat, dengan dugaan bahwa WS sengaja menelantarkan istrinya dengan dikenakan pasal 349 KUHP tentang pembunuhan berencana.
"Kami akan mencari bukti-bukti dan siap menghadirkan ahli yang bisa mengatakan bahwa perbuatan pelaku masuk dalam Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. Target kami itu," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.
Ia menuturkan, penerapan pasal yang dilakukan polisi dinilai terlalu ringan.
Menurutnya, korban diduga sengaja dibiarkan oleh pelaku dalam kondisi sakit parah agar meninggal dunia.
Dugaan tersebut terlihat dari pengakuan tersangka di hadapan polisi yang mengakui bahwa ia tak membawa istrinya ke rumah sakit maupun merawatnya karena kesal permintaan untuk berhubungan intim ditolak oleh korban,
“Posisi kita sekarang harus kerja lebih keras lagi untuk mencari bukti tambahan. Sampai saat ini, pihak penyidik belum juga menerapkan pasal-pasal yang memberatkan pelaku,” ujarnya.
Novel menyebut, penyidik harusnya dapat mengenakan pasal 44 ayat 3 UU KDRT yang memiliki ancaman 15 tahun penjara.
“Kami minta penegak hukum untuk segera menegakkan keadilan. Jangan sampai pihak keluarga korban yang meninggal merasa tidak seimbang dengan perbuatan yang dilakukan oleh pelaku,” tegasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Alasan Wahyu Telantarkan Istri Hingga Meninggal Dunia, Ngaku Kesal Tak Mau Diajak Berhubungan Badan
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunSumsel.com, Andyka Wijaya)(Kompas.com, Aji YK Putra)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.