Keracunan Massal di Sleman
2 Acara yang Berujung Keracunan Massal di Sleman Sajikan Siomay, Produsen Langsung Klarifikasi
Produsen siomay, salah satu makanan yang dihidangkan di 2 acara yang ditemukan kasus keracunan massal di Sleman, meminta maaf kepada para korban.
Penulis:
Nina Yuniar
Editor:
Febri Prasetyo
Posko penanganan untuk mendata dan merawat korban bergejala akibat keracunan makanan ini telah dibuka sejak Minggu (9/2/2025) kemarin di Padukuhan Krasakan, Kalurahan Lumbungrejo.
Pemeriksaan sampel makanan juga sedang dilakukan untuk melihat kandungan makanan yang dikonsumsi warga.
Sampel makanan yang telah diambil antara lain bakso, sate, siomay, es krim, dan krecek yang selanjutnya akan diperiksa di laboratorium.
Kepala Puskesmas Tempel 1, Diana Kusumawati, mengatakan bahwa pasien yang diobservasi di posko penanganan dan dirujuk ke rumah sakit, umumnya akibat nyeri otot yang tak kunjung sembuh.
Suhu tubuh juga tidak menurun padahal sudah diberi obat-obatan. Ditambah, munculnya gejala dehidrasi yang semula ringan menjadi dehidrasi sedang.
Pasien dengan gejala tersebut langsung dirujuk terutama lansia yang berpotensi diperburuk dengan komorbid.
"Kami observasi dan jika dari awal kemungkinan kami tidak bisa menangani, maka langsung dirujuk," ujar Diana, Senin (10/2/2025).
Adapun para korban mayoritas warga setempat, tetapi ada juga dari luar daerah, sebagian bisa rawat jalan di rumah.
Ada juga korban yang dirawat di posko dan sebanyak 39 orang harus opname di sejumlah rumah sakit.
Pantauan dilokasi, posko yang didirikan di Klinik Islam H.M. Sosromiharjo Tempel ini terus melayani pasien.
Pasien yang datang ada yang dirawat dan diobservasi di posko, kemudian pulang dan ada juga yang dirujuk untuk mendapatkan perawatan lebih intensif di rumah sakit.
Baca juga: Makanan Mengandung Bakteri, Polisi Naikkan Kasus Keracunan Massal 2 Desa di Ponorogo ke Penyidikan
Data per Senin sore, pasien yang sedang diobservasi di posko berjumlah 10 orang.
Evaluasi terhadap penanganan kejadian keracunan massal ini terus dilakukan, termasuk operasional posko bakal ditutup apabila pasien terus melandai.
"Kami akan evaluasi lagi, sementara baru 2×24 jam untuk (pendirian) poskonya. Mudah-mudahan jika kasusnya menurun dan teratasi, nanti kami tutup saja," kata Diana.
Kasus di Mlati
Tak hanya di Dusun Krasakan, kasus dugaan keracunan massal pada hari yang juga terjadi di Dusun Sanggrahan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.