Minggu, 24 Agustus 2025

Keracunan Massal di Sleman

Hasil Uji Makanan yang Sebabkan 170 Warga Sleman Keracunan Belum Keluar, Polisi: Semoga Segera

Inilah kabar terbaru soal kasus keracunan massal di Sleman, DI Yogyakarta. Korbannya mencapai 170 orang dan hasil laboratorium masih belum keluar

Tribunjogja.com/Ahmad Syarifudin 



KERACUNAN SIOMAY - Sebanyak 160 orang di Sleman, Yogyakarta mengalami keracunan pada Sabtu (8/2/2025). Inilah kabar terbaru soal kasus keracunan massal di Sleman, DI Yogyakarta. Korbannya mencapai 170 orang dan hasil laboratorium masih belum keluar 

TRIBUNNEWS.COM - Hasil uji laboratorium makanan yang sebabkan keracunan massal di Dusun Krasakan, Lumbungrejo, Tempel, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta masih belum keluar.

Diketahui, ada 170 orang yang alami keracunan setelah menyantap hidangan pesta pernikahan di Tempel, Sleman, Sabtu (8/2/2025).

Ratusan orang tersebut merupakan warga setempat dan tamu dari keluarga penyelenggara hajatan yang berasal dari luar daerah.

Sejumlah sampel makanan diambil dan dibawa ke laboratorium untuk pengujian.

Kapolresta Sleman, Kombes Edy Setyanto Erning mengatakan, pihaknya saat ini masih menunggu hasil laboratorium.

"Kami masih menunggu hasil (pengujian makanan). Semoga segera," ujarny, dikutip dari TribunJogja.com, Kamis (13/2/2025).

Uji laboratorium tersebut untuk melihat kandungan di dalam makanan yang disantap warga.

Tak hanya terjadi di Tempel, Sleman saja, keracunan juga terjadi di Dusun Sanggrahan, Mlati, Sleman.

Puluhan orang keracunan setelah menyantap hidangan di acara arisan.

Setelah ditelusuri, ada makanan yang sama yang dimakan di dua tempat tersebut.

Makanan tersebut yakni siomay, dan ternyata siomay tersebut berasal dari dapur yang sama.

Baca juga: Pengakuan Pembuat Siomay di Sleman yang Diduga Sebabkan Keracunan: Saya Benar-benar Tidak Tahu

Diduga, siomay tersebut sebabkan keracunan di dua tempat di Sleman.

Pihak kepolisian pun melakukan penyidikan dan telah meminta keterangan dari delapan saksi.

Termasuk penyelenggara hajatan hingga penyedia makanan.

"Kami kembangkan semua, dari mana asalnya,"

"Apakah itu penyebabnya karena expired atau apa, kami masih menunggu hasil dari laboratorium," lanjut Kombes Edy.

Salah satu orang yang diminta keterangan adalah pembuat siomay yang bernama Pipit Rahayu.

"Sudah, sudah kami periksa (pembuat siomay)."

"Semua penyelenggara, penyedia makanan juga kami periksa semua termasuk ada beberapa korban yang sudah sehat kami periksa."

"Kurang lebih ada 8 orang yang diperiksa," ujar Kombes Edy.

Sementara itu, pembuat siomay yang bernama Pipit Rahayu meminta maaf kepada masyarakat.

Pria yang membuat siomay sejak 2015 ini mengaku tak mengetahui kenapa banyak yang alami keracunan.

"Saya benar-benar tidak tahu. Ini usaha saya, tidak mungkin saya mau mencelakai orang lain."

"Saya mohon maaf kepada semua yang terdampak, saya mohon maaf, tidak sengaja sama sekali. Saya mohon maaf sebesar-besarnya," ucap Pipit, dikutip dari TribunJogja.com.

Ia pun menceritakan, pada Sabtu (8/2/2025) lalu, ia menyiapkan pesanan 550 porsi untuk acara hajatan dan 30 porsi untuk acara arisan.

Baca juga: Penyebab 170 Orang Keracunan di Sleman Masih Misteri, Hasil Uji Sampel Makanan Belum Keluar

Selain dua tempat, Pipit juga membuat siomay di tempat bazar.

Pipit mengaku, ia membuat adonan dua hari sebelum dihidangkan.

"Adonan itu saya buat hari Kamis. Tapi saya sudah terbiasa seperti itu. Kadang-kadang pesanan hari Kamis, saya bikin (adonan) hari Senin Alhamdulillah baik-baik saja."

"Jadi adonan hari Kamis kemudian masukkan freezer, hari Sabtu pagi saya penyajian," kata Pipit. 

Sebelum membuat adonan, ia telah menyiapkan daging dan bumbu sesuai dengan takaran lalu diolah menjadi adonan di tempat penggilingan.

Setelah itu, adonan langsung dimasukkan ke freezer sebelum diolah.

"Langsung saya masukkan di freezer dulu. Setelah itu saya tambahin daun bawang dan wortel. Baru saya mulai buat berikutnya. SOP-nya seperti biasanya. Tak ada tambahan pengawet apapun. Itu yang yang biasa saya bikin dan saya juga nggak tahu, itu salahnya di mana," ujar Pipit.  

Ia juga ingin tahu, apa penyebab keracunan massal tersebut.

"Saya juga pengen tahu juga, jika itu mungkin ada salah, itu salahnya di mana, saya juga pengen tahu," imbuh dia. 

Sementara adonan yang digunakan untuk bazar dibuat di hari Jumat dan hingga kini belum ada laporan keracunan.

Kini, pihak kepolisian pun telah mengambil sejumlah sampel makanan untuk diuji di laboratorium, termasuk siomay yang dibuat Pipit.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Korban Keracunan Massal Hidangan Hajatan di Tempel Capai 170 Orang,  Polisi Tunggu Hasil Uji Makanan

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJogja.com, Ahmad Syarifudin/Christi Mahatma Wardhani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan