Rabu, 10 September 2025

Penyebab Keracunan Massal di Sleman Terungkap, Ini Hasil Uji Sampel Laboratorium

Dinas Kesehatan Sleman mengungkap penyebab keracunan massal di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Editor: Glery Lazuardi
Tribunjogja.com/Ahmad Syarifudin 



KERACUNAN SIOMAI Sebanyak ratusan orang di Sleman, Yogyakarta mengalami keracunan pada Sabtu (8/2/2025). Dinas Kesehatan Sleman mengungkap penyebab keracunan massal di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Dinas Kesehatan Sleman mengungkap penyebab keracunan massal di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pada Jumat (14/2/2025) ini, telah keluar hasil pengujian sampel makanan di laboratorium.

Apa penyebab keracunan?

"Keracunan makanan yang terjadi diduga karena adanya kontaminasi bakteri Salmonella sp, Bacillus Cereus dan E. Coli pada makanan yang disajikan," kata Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama, Jumat (14/2/2025). 

Namun, dia tidak menjelaskan sumber makanan jenis apa yang terkontaminasi bakteri dan dikonsumsi oleh warga.

Baca juga: 3 Bakteri Jadi Penyebab Keracunan Massal di Sleman: Ada Salmonella, Bacillus Cereus, dan E. coli

Pengakuan Pembuat Siomai

Pipit Rahayu, seorang pembuat siomai di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta maaf atas insiden keracunan. Dia mengaku tidak mempunyai niat mencelakai orang. 

“Saya benar-benar tidak tahu. Ini usaha saya, tidak mungkin saya mau mencelakai orang lain” ujarnya kepada Tribun Jogja pada Selasa (11/2/2025).

“Saya mohon maaf kepada semua yang terdampak, saya mohon maaf, tidak sengaja sama sekali,”.

Pipit Rahayu memulai usaha siomai sejak 2015. Dia memproduksi adonan siomai di tempat penggilingan daging di Tempel, Sleman. Lokasi itu selama ini menjadi langganan.

Dia menceritakan awal mula membuat siomai. Pada Sabtu 8 Februari 2025, dia menyiapkan siomai untuk tiga acara.

Yaitu menyiapkan pesanan 550 porsi untuk acara hajatan di Krasakan, Lumbungrejo, lalu 30 porsi komplit untuk hidangan acara arisan di Sanggrahan, Mlati dan juga acara bazar di Sumberejo.

Untuk memenuhi pesanan siomai di acara hajatan dan arisan, Pipit membuat 20 kilogram adonan sekaligus di hari Kamis. 

"Adonan itu saya buat hari Kamis. Tapi saya sudah terbiasa seperti itu. Kadang-kadang pesanan hari Kamis saya bikin (adonan) hari senin Alhamdulillah baik-baik saja. Jadi adonan hari kamis kemudian masukkan freezer, hari Sabtu pagi saya penyajian," kata Pipit. 

Adapun sistem pembuatannya, Ia datang membawa daging dan bumbu yang telah diracik sesuai takaran untuk diolah menjadi adonan di tempat penggilingan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan