Bahan Peledak Kedaluwarsa Maut di Garut
TNI AD Janji Tak Akan Libatkan Warga Lagi dalam Pemusnahan Amunisi Afkir, Ganti Dengan Robot
TNI AD perbaiki prosedur pemusnahan amunisi afkir pasca ledakan Garut, pastikan keselamatan dan libatkan teknologi modern.
Penulis:
Gita Irawan
Editor:
Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jajaran Markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabesad) menegaskan komitmennya untuk membenahi prosedur pemusnahan amunisi afkir setelah insiden ledakan saat proses pemusnahan amunisi afkir atau tak layak pakai di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Senin (12/5/2025) yang menewaskan 13 orang.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menyatakan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak dalam rapat kerja bersama Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan TNI lainnya, dan Komisi I DPR pada Senin (26/5/2025) menyatakan akan memastikan jajarannya tidak akan lagi melibatkan warga kegiatan serupa.
Bahkan, lanjut dia, dalam kegiatan yang bersifat administrasi seperti penyiapan makanan atau logistik dan kegiatan ringan seperti pembuatan lubang penghancuran atau pembersihan area setelah selesai digunakan.
Hal itu disampaikannya setelah Panglima TNI didampingi tiga Kepala Staf Angkatan menghadiri Rapat Kerja bersama Komisi i DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta pada Senin (26/5/2025).
"Bapak Kepala Staf Angkatan Darat saat rapat dengar pendapat bersama Bapak Panglima dan Komisi I menyampaikan ke depan kegiatan itu akan melibatkan semua unsur teknis dari Angkatan Darat. Ada polisi militer, ada kesehatan selain peralatan itu sendiri, dan ada perbekalan dan angkutan," ujar dia usai rapat.
Baca juga: Investigasi TNI AD Ungkap Fakta Baru Insiden Amunisi di Garut, Ada Serpihan Ponsel di Sekitar Lokasi
"Sehingga penyiapan logistik untuk personel kita yang bermalam di lapangan dalam rangka pelaksanaan kegiatan penghancuran itu dilaksanakan oleh satuan perbekalan dan angkutan kita, tidak perlu melibatkan masyarakat," ungkapnya.
Selain itu, kata Wahyu, ke depannya akan dilibatkan Satuan Zeni dalam kegiatan pemusnahan amunisi.
Satuan Zeni sendiri, ungkapnya, memiliki keahlian dan peralatan terkait penjinak bom di antaranya robot.
"Ada juga pelibatan satuan zeni nantinya dalam kegiatan penghancuran itu. Di mana satuan zeni seperti kita ketahui punya blanket bomb, punya robot bomb, lalu dia punya perlengkapan untuk EOD (Explosive Ordance Disposal/penjinakkan bahan peledak) untuk membantu penanganan muhandak (amunisi dan bahan peldak)," kata dia.
"Itu akan dilibatkan termasuk pelibatan polisi militer pengamanan ring, dan satuan kewilayahan yang tentu akan mengamankan ring dimana kegiatan tersebut dilaksanakan. Itu menjadi salah satu evaluasi yang akan kita laksanakan ke depan," lanjutnya.
Selain itu, kata Wahyu, KSAD juga menyamlaikan dalam kegiatan serupa pihaknya akan meminimalisir penggunaan personel dalam kegiatan-kegiatan berisiko terkait pemusnahan amunisi atau bahan peledak afkir.
Ia mencontohkan akan digunakannya mini backhoe untuk menggali lubang penghancuran atau penggunaan robot untuk pemindahan amunisi dan bahan peledak ke dalam lubang.
"Artinya penggalian lubang kita bisa menggunakan mini backhoe. Pemindahan amunisi atau bahan peledak ke dalam titik penghancuran, kita bisa menggunakan robot bomb yang saya sampaikan tadi," kata dia.
Selain itu, kata dia, KSAD juga menyampaikan akan mengevaluasi lokasi pemusnahan amunisi afkir atau bahan peledak.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.