Jumat, 8 Agustus 2025

Bahan Peledak Kedaluwarsa Maut di Garut

TNI AD Janji Tak Akan Libatkan Warga Lagi dalam Pemusnahan Amunisi Afkir, Ganti Dengan Robot

TNI AD perbaiki prosedur pemusnahan amunisi afkir pasca ledakan Garut, pastikan keselamatan dan libatkan teknologi modern.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Glery Lazuardi
dok.
SUMUR AMUNISI - Foto diduga sumur tempat pemusnahan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Senin (12/5/2025). Pemusnahan bom tak layak pakai di lokasi tersebut menewaskan 13 orang.  

Karena selama ini, lanjut dia, hanya ada dua lokasi yang dijadikan tempat pemusnahan amunisi dan bahan peledak afkir yakni di Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut Jawa Barat dan Kecamatan Ambal Kebumen Jawa Timur. 

"Yang sudah ada dievaluasi, dievaluasi untuk ke depannya apakah pada tempat yang sama dengan modifikasi konstruksi atau hal-hal yang lain secara teknis, atau ada evaluasi perpindahan tempat," ujarnya. 

"Tapi juga kita menambah (tempat), karena Kepala Staf Angkatan Darat sudah menyampaikan, kita tidak punya titik penghancuran di Sumatera, tidak punya titik penghancuran amunisi afkir di Kalimantan, Sulawesi. Dan tentu itu juga memerlukan pertimbangan itu. Sehingga kalau tadi ditanyakan apakah itu jadi bahan evaluasi berkaitan lokasi, pasti itu menjadi salah satu evaluasi juga yang akan kita laksanakan," pungkasnya.

Baca juga: Panglima TNI Beberkan Hasil Rapat Tertutup dengan DPR: Bahas Amunisi di Garut dan Pengamanan Jaksa

Sebagaimana diketahui, insiden ledakan tersebut terjadi saat proses pemusnahan bahan peledak afkir atau tak layak pakai di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Senin (12/5/2025).

Sebanyak empat prajurit TNI AD dinyatakan tewas dalam insiden itu.

Mereka adalah Kepala Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD Kolonel Cpl Antonius Hirmawan, Kepala Seksi Administrasi Pergudangan Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD Mayor Cpl Anda Rohanda, dan dua orang anggota Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD yaitu Kopda Eri Priambodo dan Pratu Apriu Seriawan.

Selain itu sembilan warga sipil yang juga tewas dalam insiden tersebut yakni Agus, Ipan, Anwar, Iyus, Iyusrizal, Toto, Rusdiawan, Dadang, dan Endang.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan