Jumat, 8 Agustus 2025

Bahan Peledak Kedaluwarsa Maut di Garut

TNI AD Janji Tak Akan Libatkan Warga Lagi dalam Pemusnahan Amunisi Afkir, Ganti Dengan Robot

TNI AD perbaiki prosedur pemusnahan amunisi afkir pasca ledakan Garut, pastikan keselamatan dan libatkan teknologi modern.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Glery Lazuardi
dok.
SUMUR AMUNISI - Foto diduga sumur tempat pemusnahan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Senin (12/5/2025). Pemusnahan bom tak layak pakai di lokasi tersebut menewaskan 13 orang.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jajaran Markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabesad) menegaskan komitmennya untuk membenahi prosedur pemusnahan amunisi afkir setelah insiden ledakan saat proses pemusnahan amunisi afkir atau tak layak pakai di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Senin (12/5/2025) yang menewaskan 13 orang.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menyatakan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak dalam rapat kerja bersama Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan TNI lainnya, dan Komisi I DPR pada Senin (26/5/2025) menyatakan akan memastikan jajarannya tidak akan lagi melibatkan warga kegiatan serupa.

Bahkan, lanjut dia, dalam kegiatan yang bersifat administrasi seperti penyiapan makanan atau logistik dan kegiatan ringan seperti pembuatan lubang penghancuran atau pembersihan area setelah selesai digunakan.

Hal itu disampaikannya setelah Panglima TNI didampingi tiga Kepala Staf Angkatan menghadiri Rapat Kerja bersama Komisi i DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta pada Senin (26/5/2025).

"Bapak Kepala Staf Angkatan Darat saat rapat dengar pendapat bersama Bapak Panglima dan Komisi I menyampaikan ke depan kegiatan itu akan melibatkan semua unsur teknis dari Angkatan Darat. Ada polisi militer, ada kesehatan selain peralatan itu sendiri, dan ada perbekalan dan angkutan," ujar dia usai rapat.

Baca juga: Investigasi TNI AD Ungkap Fakta Baru Insiden Amunisi di Garut, Ada Serpihan Ponsel di Sekitar Lokasi

"Sehingga penyiapan logistik untuk personel kita yang bermalam di lapangan dalam rangka pelaksanaan kegiatan penghancuran itu dilaksanakan oleh satuan perbekalan dan angkutan kita, tidak perlu melibatkan masyarakat," ungkapnya.

Selain itu, kata Wahyu, ke depannya akan dilibatkan Satuan Zeni dalam kegiatan pemusnahan amunisi.

Satuan Zeni sendiri, ungkapnya, memiliki keahlian dan peralatan terkait penjinak bom di antaranya robot.

"Ada juga pelibatan satuan zeni nantinya dalam kegiatan penghancuran itu. Di mana satuan zeni seperti kita ketahui punya blanket bomb, punya robot bomb, lalu dia punya perlengkapan untuk EOD (Explosive Ordance Disposal/penjinakkan bahan peledak) untuk membantu penanganan muhandak (amunisi dan bahan peldak)," kata dia.

"Itu akan dilibatkan termasuk pelibatan polisi militer pengamanan ring, dan satuan kewilayahan yang tentu akan mengamankan ring dimana kegiatan tersebut dilaksanakan. Itu menjadi salah satu evaluasi yang akan kita laksanakan ke depan," lanjutnya.

 

Selain itu, kata Wahyu, KSAD juga menyamlaikan dalam kegiatan serupa pihaknya akan meminimalisir penggunaan personel dalam kegiatan-kegiatan berisiko terkait pemusnahan amunisi atau bahan peledak afkir.

Ia mencontohkan akan digunakannya mini backhoe untuk menggali lubang penghancuran atau penggunaan robot untuk pemindahan amunisi dan bahan peledak ke dalam lubang.

"Artinya penggalian lubang kita bisa menggunakan mini backhoe. Pemindahan amunisi atau bahan peledak ke dalam titik penghancuran, kita bisa menggunakan robot bomb yang saya sampaikan tadi," kata dia.

Selain itu, kata dia, KSAD juga menyampaikan akan mengevaluasi lokasi pemusnahan amunisi afkir atau bahan peledak.

Karena selama ini, lanjut dia, hanya ada dua lokasi yang dijadikan tempat pemusnahan amunisi dan bahan peledak afkir yakni di Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut Jawa Barat dan Kecamatan Ambal Kebumen Jawa Timur. 

"Yang sudah ada dievaluasi, dievaluasi untuk ke depannya apakah pada tempat yang sama dengan modifikasi konstruksi atau hal-hal yang lain secara teknis, atau ada evaluasi perpindahan tempat," ujarnya. 

"Tapi juga kita menambah (tempat), karena Kepala Staf Angkatan Darat sudah menyampaikan, kita tidak punya titik penghancuran di Sumatera, tidak punya titik penghancuran amunisi afkir di Kalimantan, Sulawesi. Dan tentu itu juga memerlukan pertimbangan itu. Sehingga kalau tadi ditanyakan apakah itu jadi bahan evaluasi berkaitan lokasi, pasti itu menjadi salah satu evaluasi juga yang akan kita laksanakan," pungkasnya.

Baca juga: Panglima TNI Beberkan Hasil Rapat Tertutup dengan DPR: Bahas Amunisi di Garut dan Pengamanan Jaksa

Sebagaimana diketahui, insiden ledakan tersebut terjadi saat proses pemusnahan bahan peledak afkir atau tak layak pakai di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Senin (12/5/2025).

Sebanyak empat prajurit TNI AD dinyatakan tewas dalam insiden itu.

Mereka adalah Kepala Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD Kolonel Cpl Antonius Hirmawan, Kepala Seksi Administrasi Pergudangan Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD Mayor Cpl Anda Rohanda, dan dua orang anggota Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD yaitu Kopda Eri Priambodo dan Pratu Apriu Seriawan.

Selain itu sembilan warga sipil yang juga tewas dalam insiden tersebut yakni Agus, Ipan, Anwar, Iyus, Iyusrizal, Toto, Rusdiawan, Dadang, dan Endang.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan