Kamis, 7 Agustus 2025

Kelompok Bersenjata di Papua

OPM Bunuh 2 Warga Saat Bangun Gereja di Jayawijaya, Pemda hingga Pemuka Agama Bereaksi Keras

OPM pimpinan Egianus Kogoya menembak mati 2 warga sipil yang sedang membangun Gereja GKI Imanuel Air Garam di Distrik Asotipo, Kabupaten Jayawijaya

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Erik S
Tribunnews.com/Reynas
KORBAN PENEMBAKAN KKB - Dua jenazah pekerja sipil yang menjadi korban penembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Kwantapo, Distrik Asotipo, Kabupaten Jayawijaya diterbangkan ke kampung halaman, Kamis (5/6/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok sparatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Egianus Kogoya, menembak mati 2 warga sipil yang sedang membangun Gereja GKI Imanuel Air Garam di Distrik Asotipo, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Rabu (4/6/2025).

Kedua korban adalah Rahmat Hidayat (45) dan Saepudin (39), warga asal Purwakarta, Jawa Barat.

Kejadian pilu ini langsung menuai kecaman dari para pemuka agama, tokoh masyarakat, dan pemerintah daerah setempat.

Baca juga: Ratna Langsung Lemas Dapat Kabar Suaminya Ditembak Mati KKB, Kini Tagih Gaji Korban Dibayarkan

Wakil Bupati Jayawijaya, Ronny Elopere menegaskan aksi OPM tersebut adalah bentuk nyata terorisme dan pelanggaran berat terhadap nilai-nilai agama dan kemanusiaan.

Ronny menyatakan apa yang dilakukan OPM merupakan pembunuhan terhadap orang asli Papua, sehingga masyarakat hidup dalam bayang-bayang ketakutan. 

“Banyak yang khawatir kelompok separatis akan kembali melakukan serangan serupa. Namun, seruan untuk tidak menyerah dan tetap bersatu menggema dari para tokoh,” ujar Ronny dalam keterangannya, Kamis (5/6/2025).

Namun orang asli Papua lanjutnya, tidak akan diam. Pemerintah daerah akan berkoordinasi dengan TNI-Polri untuk mengusut tuntas kejadian memilukan itu.

“Namun kami, orang asli Papua tidak akan diam. Sekali lagi tindakan OPM ini bukan perjuangan melainkan pembunuhan. Kami akan bersinergi dengan TNI-Polri untuk mengusut tuntas,” katanya.

Pendeta Eduard Su selaku Ketua Klasis Baliem Yalimo, mengatakan serangan OPM ke gereja, bukan hanya serangan terhadap manusia, tetapi juga penghinaan terhadap tempat suci.

Ia mengecam tindakan OPM yang tidak lagi bisa ditoleransi, karena sudah melampaui batas-batas kemanusiaan dan norma keagamaan.

Baca juga: Dua Jenazah Korban Penembakan KKB di Jayawijaya Papua Diterbangkan ke Jawa Barat

Eduard pun menyatakan kebrutalan OPM, meninggalkan trauma di hati masyarakat yang sedang membangun rumah Tuhan sebagai simbol perdamaian dan persatuan.

“Gereja adalah tempat mencari kedamaian, bukan medan darah. Tindakan OPM ini jelas melecehkan dan menghina gereja, apalagi mereka tak segan-segan membunuh 2 warga kita yang sedang membangun rumah tuhan,” kecam Eduard.

Kejadian ini menambah panjang daftar kekejaman OPM terhadap warga sipil, khususnya orang Papua asli. 

Katanya, tragedi berdarah ini harus menjadi momentum kebangkitkan semangat masyarakat Papua untuk melawan teror OPM dengan keberanian dan bersandar pada iman.

“Sudah cukup penderitaan yang mereka (OPM) timbulkan. Saatnya kita bersatu, menolak kekerasan dan berdiri teguh untuk perdamaian," Pendeta Eduard.

Baca juga: KKB Tembak Mati 2 Pekerja Bangunan, Reaksi Kaops Damai Cartenz: Ini Aksi Keji Tak Bisa Ditolerir

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan