Minggu, 21 September 2025

Beda Keterangan Orang Tua Korban dan Mahapel soal Mahasiswa Unila yang Tewas setelah Diksar

Inilah kabar terbaru soal kasus tewasnya mahasiswa Unila, Lampung setelah ikuti diksar. Ibu korban dan organisasi beda keterangan

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/BAYU SAPUTRA
MELAPOR KE POLDA LAMPUNG - Wirna Wani didampingi oleh kuasa hukum dari LBH Sungkai Bunga Mayang mendatangi SPKT Polda Lampung, Icen Amaterly, Yosef Friadi dan Abdy Muhariansyah, Selasa (3/6/2025). Kedatangannya untuk melaporkan kasus kematian sang anak Pratama Wijaya Kusuma, yang tewas saat mengikuti diksar Mahapel. 

Wirna kini berharap pihak kepolisian bisa mengusut kasus ini hingga tuntas.

Kata Mahapel

Sementara itu, Ketua Mahapel, Ahmad Fadilah, mengakui ada kegiatan fisik selama diksar.

Namun, pihaknya tak pernah melakukan kekerasan fisik terhadap para peserta.

"Untuk push up, sit up, dan yang lainnya itu merupakan aktivitas untuk menjaga stamina apalagi kegiatan tersebut memang berada di alam, jadi bukan sekedar dihukum," kata Fadilah.

Terkait long march yang disebut 15 jam, ia menyebutkan hanya lima hingga enam jam.

"Kemudian untuk isu yang long march itu sebenarnya efektifnya bukan 15 jam, karena di situ ada istirahat makan, salat, jadi efektifnya itu paling cuma 5-6 jam," imbuhnya.

Sementara, kuasa hukum Mahapel, Chandra Bangkit, mengatakan korban meninggal dunia bukan karena kontak fisik.

Menurutnya, kegiatan diksar yang diselenggarakan Mahapel sudah sesuai prosedur dan sudah mendapat izin dari pihak kampus.

Baca juga: Mahasiswanya Meninggal saat Diksar, Unila Bentuk Tim Investigasi dan Gandeng Polda Lampung

Terkait sejumlah luka yang dialami peserta, ia menyebut luka tersebut bukan dari penganiayaan atau tindakan kekerasan.

"Luka-luka seperti lebam itu timbul akibat benturan alami seperti terkena ranting pohon, atau saat merayap di medan yang berat."

"Jadi tidak ada yang namanya kekerasan dalam bentuk fisik, tapi kalau push up, sit up, squat jump itu memang ada, dan itu dilakukan sesuai prosedur," ujar Bangkit, Selasa (3/6/2025).

Bangkit juga menuturkan, Pratama juga sudah sakit sejak awal kegiatan.

"Jadi Pratama ini masih aktif mengikuti kegiatan kampus pada Februari, dan mulai sakit baru sekitar pertengahan Maret (antara tanggal 10-26), sehingga tidak dapat langsung dikaitkan dengan kegiatan Diksar di bulan November," pungkasnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Ibu Mahasiswa Unila Tewas saat Diksar Resmi Melapor ke Polda Lampung

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunLampung.co.id, Hurri Agusto/Bayu Saputra)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan