Beda Keterangan Orang Tua Korban dan Mahapel soal Mahasiswa Unila yang Tewas setelah Diksar
Inilah kabar terbaru soal kasus tewasnya mahasiswa Unila, Lampung setelah ikuti diksar. Ibu korban dan organisasi beda keterangan
Penulis:
Muhammad Renald Shiftanto
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Mahasiswa Universitas Lampung (Unila) bernama Pratama Wijaya Kusuma meninggal diduga karena mendapat penganiayaan oleh seniornya saat mengikuti pendidikan dan latihan dasar (diksar) Unit Kegiatan Mahasiswa Ekonomi Pecinta Lingkungan (Mahapel).
Ibu korban, Wirna Wani pun melaporkan kasus ini ke Polda Lampung, Selasa (3/6/2025).
"Benar hari ini kami telah melaporkan kepada kepolisian pasca-meninggalnya anak kami kepada pihak kepolisian," kata Wirna, Selasa.
Dilansir TribunLampung.co.id, Wirna menuturkan anaknya sempat mengalami luka-luka hingga kejang otot sebelum meninggal dunia.
Ia mengatakan, saat kejadian, korban minta dijemput dan sesampainya di rumah, putranya pingsan.
"Anak saya sempat mengalami luka-luka, kejang otot, hingga akhirnya meninggal dunia setelah menjalani perawatan dan operasi."
"Anak saya itu habis ikut Mahepel, pada malam-malam dia minta dijemput. Sudah jam 10 malam saya jemput, dia lapar minta mi ayam. Tapi pas sampai rumah, belum sempat makan, dia pingsan," jelasnya.
Ia menambahkan, sang anak mengalami pingsan berkali-kali.
Bahkan, Wirna juga menyebut terdapat sejumlah luka di tubuh korban.
Terpisah, dokter saraf mengatakan korban sudah terkena penyakit saraf, namun dibiarkan.
Baca juga: Pratama Wijaya, Mahasiswa Unila Tewas Sempat Ngambek, Ibu Tak Diberi Izin Ikut Diksar Mapala
Diungkapkan Wirna, sang anak mengaku mengalami kekerasan fisik selama mengikuti kegiatan diksar, termasuk ditendang dan diinjak-injak.
"Anak kami menjalani operasi di RSUD Abdul Moeloek pada 27 April setelah hasil pemindaian menunjukkan adanya gumpalan darah dan cairan yang tidak lancar di otak," ungkapnya.
Wirna juga menyebut, ia mengunggah cerita anaknya ini ke Facebook.
Namun, setelah itu ada yang mendatanginya untuk minta unggahan tersebut dihapus.
"Jadi setelah saya unggah di Facebook, baru ada yang datang. Mereka minta unggahan saya dihapus. Saya turuti karena saya masih berduka," kata Wirna.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.