Atlet Muaythai Peraih Emas Diarak Naik Gerobak, Netizen Singgung Jam Rolex Timnas hingga Open Donasi
Warganet ramai menanyakan rekening donasi atau cara memberikan dukungan langsung untuk biaya latihan dan kebutuhan Dimas Lukito Wardhana ke depan
Penulis:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dimas Lukito Wardhana (23) berhasil meraih medali emas di kategori Muay Boran dalam Asian Muaythai Championship 2025 di Thai Nguyen, Vietnam, mengalahkan atlet tuan rumah.
Ia menempuh kompetisi ini secara mandiri, mendaftar dan membiayai sendiri, tanpa dukungan resmi dari KONI Probolinggo—biaya pendaftaran lebih kurang Rp 13,5 juta.
Uniknya, kepulangan Dimas disambut oleh keluarga dan warga Tambakrejo melalui arak‑arak sederhana memakai gerobak motor rakitan, lengkap dengan klakson, bendera, dan sambutan hangat, bukan sambutan resmi oleh pemerintah daerah.
Sang ayah, Bani Syarifuddin, menjelaskan bahwa ini inisiatif warga dan keluarga, setelah sebelumnya kemenangan PON 2024 juga tak disambut resmi.
Video penyambutan ini viral di media sosial, memicu simpati warganet yang menyoroti kontras antara penghargaan sederhana bagi Dimas dan kemewahan yang diberikan kepada atlet dari cabang populer seperti sepak bola.
Lihat saja, bila dibandingkan dengan dua peraih medali emas Olimpiade Paris 2024 lalu, Veddriq Leonardo (panjat tebing) dan Rizki Juniansyah (angkat besi), bersama rombongan tiba di Bandara Soekarno‑Hatta pada malam 13 Agustus 2024 sekitar pukul 22.43 WIB.
Setelah tiba, digelar pawai meriah dari Gedung Kemenpora menuju Istana Negara sebagai bentuk penghargaan atas prestasi mereka.
Baca juga: Viral Atlet Muaythai asal Probolinggo Raih Emas di Vietnam, Diarak Warga Pakai Gerobak saat Pulang
Mereka disambut tepuk tangan meriah dari keluarga, kerabat, serta pejabat, termasuk Menpora Dito Ariotedjo dan Erick Thohir.
Menpora turut mengumumkan bahwa bonus Rp6 miliar sudah disiapkan pemerintah untuk para atlet peraih medali emas dan jumlah ini naik dibandingkan Olimpiade Tokyo 2020. Kala itu bonus emas ada di angka Rp5,5 miliar.
Respon Warganet
Ribuan komentar di Instagram, TikTok, Twitter/X, hingga portal media online menunjukkan dua sisi sentimen: apresiasi yang tulus sekaligus kritik pedas.
Mayoritas warganet menuliskan ucapan salut dan rasa hormat kepada Dimas. Banyak yang menyebutnya sebagai sosok inspiratif yang menunjukkan semangat juang sejati seorang atlet.
“Salut banget! Prestasinya luar biasa, mengharumkan nama Indonesia. Bangga sama Dimas!” tulis seorang pengguna Twitter.
“Walaupun tidak didukung, dia tetap bisa juara. Ini atlet sejati.”
Foto dan video Dimas pulang ke kampung halaman hanya diarak menggunakan gerobak membuat banyak orang terharu sekaligus miris.
“Sampai pulang diarak pakai gerobak… sedih lihatnya. Padahal perjuangannya berat,” komentar akun @res*** di Instagram.
“Jangan cuma viral, semoga pemerintah cepat turun tangan bantu,” tulis lainnya.
Sindiran Pedas pada Pemerintah
Tak sedikit yang menyoroti ketimpangan perhatian pemerintah terhadap cabang olahraga.
Sebagian warganet membandingkan sambutan mewah bagi atlet sepak bola dengan minimnya fasilitas bagi atlet daerah lain.
“Yang dapat Rolex itu malah sepak bola, padahal prestasinya belum tentu lebih membanggakan,” sindir salah satu komentar yang ramai dibagikan.
“Pejabat mana nih? Kalau sudah viral baru sibuk pencitraan,” tulis pengguna TikTok.
Gelombang solidaritas pun bermunculan.
Warganet ramai menanyakan rekening donasi atau cara memberikan dukungan langsung untuk biaya latihan dan kebutuhan Dimas ke depan.
“Ada yang tahu rekening atau link donasi? Mau bantu Dimas buat biaya latihan,” tulis akun @fit***.
“Semoga banyak sponsor mau bantu Dimas,” tambah komentar lain.
Tagar dan Narasi yang Viral
Sejumlah tagar sempat trending di media sosial, di antaranya #DimasLukitoWardhana, #BanggaTapiMiris, dan #DukungAtletDaerah.
Banyak narasi membandingkan Dimas dengan atlet populer yang kerap disambut karpet merah dan hadiah mewah, sementara perjuangan atlet daerah kerap luput dari perhatian.
Dalam video yang beredar, terlihat seorang pria mengenakan jaket sambil membawa medali emas yang dikalungkan di leher, berada di atas gerobak rakitan.
Ia juga membawa bendera merah putih ketika berada di gerobak yang diarak atau diiringi warga sekitar.
Bentuk Penghargaan Warga Desa
Dikutip dari Kompas.com, orangtua Dimas, Bani Syarifuddin (58) dan Supriyatun, mengatakan putranya memang memiliki hobi olahraga beladiri sejak duduk di bangku SD.
Padahal sejatinya, kata orang tua Dimas, mereka sempat tidak setuju dengan olahraga pukul dan tendang yang digeluti sang anak.
Namun, hobi Dimas terus berlanjut hingga membuahkan prestasi. Seperti kejuaraan Porprov, PON, dan berbagai kejuaraan Muaythai tingkat nasional maupun internasional.
Terbaru, Dimas meraih medali emas di ajang kejuaraan asia di Vietnam.
Kepulangan Dimas pun disambut warga di kampung halamannya, Probolinggo. Seperti arak-arakan yang dilakukan sejumlah warga Desa Tambakrejo, Kecamatan Tongas.
Bani menjelaskan, aksi arak-arakan tersebut merupakan bentuk penghargaan dan rasa bangga keluarga serta warga terhadap keberhasilan Dimas.
"Kami bangga, Sabtu (28/6/2025) lalu, kerabat dan tetangga mengaraknya keliling desa sebagai bentuk apresiasi," katanya, Selasa (1/7/2025). (Tribunnews.com/Eko Sutriyanto)
Sosok Nenek Nortaji, Diusir Anak Kandung hingga Tidur di Jalanan Probolinggo |
![]() |
---|
Buntut Panjang Viral Anak Usir Ibunya di Probolinggo, Polisi Sebut Ada Potensi Pidana |
![]() |
---|
Dulu Polisi Asli Kena Tipu Polisi Gadungan, Kini Intel Polda Jatim di Surabaya Ditipu Ratusan Juta |
![]() |
---|
Potret Sekolah Tanpa Murid Baru di Berbagai Wilayah se-Indonesia |
![]() |
---|
Luluk Nuril, Istri Polisi Dulu Viral Bentak Anak Magang, Kini Terjerat Penipuan dan Arisan Bodong |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.