Jenderal Bintang 2 Pamer Main Debus di Alun-alun Serang Lehernya Bisa Bengkokkan Golok, Ini Sosoknya

"Dan mempercepat pembangunan nasional melalui iklim yang aman dan tertib," ujar dia.

Irjen Suyudi Pesan Anggota Polda Banten Belajar Bela Diri

Irjen Pol Suyudi Ario Seto, Sang Kapolda Banten mengaku telah belajar kesenian debus sejak menginjakkan kaki di "Tanah Para Jawara". 

Kebolehannya bermain debus itu ditunjukkan saat Upacara Pembinaan Tradisi Peringatan ke-79 Hari Bhayangkara Tahun 2025 di Alun-alun Kota Serang, Selasa (1/7/2025). 

Tepuk tangan pun menyambut keberhasilan Suyudi bermain debus yang menjadi kesenian khas Banten. 

"Kami belajar, jadi orang Banten tuh harus bisa bela diri dan Polri terutama sebagai insan Bhayangkara, kami harus belajar bela diri," kata Suyudi kepada wartawan, dikutip dari Kompas.com, Selasa. 

Baca juga: Meriahnya HUT ke-79 Bhayangkara, Ini Perbandingannya dengan Tahun-tahun Sebelumnya

Irjen Pol Suyudi Ario Seto menilai, kesenian khas dari Banten patut dipelajari, karena sebagai salah satu cara mempertahankan diri dari tindakan-tindakan yang dapat membahayakan. 

Untuk itu, Suyudi juga meminta kepada anggotanya agar mempelajari debus demi menjaga diri sendiri, keluarga, institusi, nusa, dan bangsa. 

"Jadi, saya memotivasi anggota juga agar juga rajin untuk belajar bela diri agar kita bisa menjaga diri kita sendiri, dan juga tentunya untuk marwah kesatuan kita," ujar Suyudi. 

Sebagai informasi, kesenian debus diperkirakan muncul pada masa pemerintahan Maulana Hasanuddin (1532-1570) dan berkembang pesat pada masa Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1692).

Siapa Sosok Irjen Pol Suyudi Ario Seto?

Irjen Suyudi Ario Seto merupakan perwira tinggi polisi yang ditugaskan sebagai Kapolda Banten.

Penunjukannya sebagai Kapolda Banten berdasarkan Surat Telegram Rahasia nomor: ST/1236/VI/KEP./2024 tertanggal 26 Juni 2024 yang diteken Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Sebelum menjabat sebagai Kapolda Banten, pria yang berpengalaman di bidang Reserse ini sempat menjabat sebagai Wakapolda Metro Jaya.

Waktu itu pangkatnya masih bintang satu atau Brigadir Jenderal (Brigjen).