Kapal Tenggelam di Selat Bali
4 Fakta Pasutri Baru Jadi Korban Tenggelamnya KMP Tunu Pratama: Kisah Cinta Terhenti di Selat Bali
Pasangan Suami istri baru 12 hari menikah jadi korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. Tragedi laut yang menelan duka mendalam.
Penulis:
timtribunsolo
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM – Pasangan pasutri (pasutri) yang belum genap 2 minggu menjadi korban tenggelamnya kapal KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025).
Pasutri tersebut merupakan Febriani dan istrinya Cahyani yang berusia 30 tahun berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur.
Usia pernikahan yang masih seumur jagung harus terhenti karena Cahyani sang istri menjadi korban tragedi tenggelamnya kapal KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali.
Sementara Febriani sang suami selamat jadi tragedi tersebut.
1. Kerja di Bali
Keduanya memutuskan kembali ke Denpasar untuk bekerja dengan menggunakan jasa travel.
Keduanya berangkat dari rumah menuju Pelabuhan Ketapang sekitar 30 menit perjalanan pukul 22.00 hingga 23.00 WITA.
“Kami berangkat pukul 22.00 WITA sampai Pelabuhan Ketapang sekitar pukul 22.30 WITA dan langsung naik kapal” ujar Febriani saat ditemui di posko ASDP Gilimanuk Kabupaten Jembrana Kamis(3/7/2025), mengutip tayangan YouTube Tribun-Bali.com.
Menurut Febriani yang kerap melakukan perjalanan laut mengira kapal yang oleng merupakan hal biasa dan pengaruh dari gelombang laut saja.
Tidak ada informasi apapun atau peringatan bahaya dari pihak kapal atas keolengan atau masalah pada kapal.
Awalnya bagian depan mengalami oleng ke arah kiri ditambah beban berat yang ditanggungnya tak kurang dari hitungan menit kapal tersebut tenggelam.
Baca juga: Hancur Hati Imam Bakri di Posko SAR: Istri-Anak Tewas Tenggelam Saat Menyusul ke Bali Naik KMP Tunu
Situasi panik menyelimuti penumpang yang berhamburan menyelamatkan diri.
“Kejadiannya begitu cepat, tidak ada yang mengira kapal KMP Tunu Pratama Jaya akan tenggelam” katanya.
Kondisi mesin kapal dan lampu telah mati di tambah posisi kapal juga semakin miring.
2. Pelukan Terakhir
Cahyani yang tidak bisa berenang disuruh untuk memeluk tubuh Febriani dan memutuskan untuk melompat ke laut, namun di barengi tenggelamnya kapal AKP Tunu Pratama Jaya gelombang besar menghantam keduanya.
“Pada saat itulah pelukan istri saya terlepas” jelasnya.
Setelah sadar di permukaan dalam kondisi gelap Febriani mencoba untuk mencari sang istri, namun tak kunjung ketemu.
Febriani memutuskan untuk naik ke kapal karet dan bergabung bersama 11 korban selamat lainnya.
“Saya akhirnya dibantu orang-orang naik ke kapal karet saat itu masih mencoba memanggil istri saya tapi tetap tidak ada jawaban, di situ lah saya putus asa tapi masih berusaha berfikir positif mungkin istri saya di perahu karet yang lain” ujarnya.
3. Diselamatkan Perahu Nelayan
Semalaman terombang-ambing akhirnya 12 korban selamat termasuk Febriani terselamatkan ketika melihat perahu nelayan melintas.
Kapasitas terbatas mengakibatkan kapal nelayan hanya bisa mengangkut setengah nya saja dari 12 orang dan sisanya di jemput oleh rekan nelayan tersebut.
Febriani langsung dibawa ke Posko APDB Gilimanuk pukul 09.30 WITA pada Kamis (3/7/2025).
4. Kabar Istri Meninggal Dunia
Sampai di Posko Febriani mendapat kabar bahwa istrinya yaitu Cahyani telah meninggal dunia.
Ketika melihat jenazah sang istri tangis Febriani pecah dan ditenangkan oleh keluarganya.
Diketahui Febriani dan Cahyani sama-sama merantau ke Denpasar, Bali untuk bekerja.
Keduanya memutuskan pulang kampung di Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi untuk menikah pada tanggal 20 Juni 2025 lalu.
12 hari menikah, Febriani memutuskan kembali merantau ke Denpasar untuk bekerja, namun naas tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya memisahkan keduanya untuk selama-lamanya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Kisah Pilu Febriani, Baru Menikah 12 Hari, Istri Jadi Korban Kapal Tenggelam di Selat Bali | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
(mg/Kiki Ratnasari/peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS)) (Tribun-Bali.com/Muhammad Fredey Mercury)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.