Sabtu, 23 Agustus 2025

Kapal Tenggelam di Selat Bali

Hancur Hati Imam Bakri di Posko SAR: Istri-Anak Tewas Tenggelam Saat Menyusul ke Bali Naik KMP Tunu

Hancur hati Imam Bakri, istri dan anaknya tewas tenggelam dalam tragedi KMP Tunu saat menyusul ke Bali dari Banyuwangi.

Editor: Glery Lazuardi
TRIBUN BALI
KORBAN KMP TUNU - Imam Bakri duduk terpaku di Posko SAR Gilimanuk, menanti kabar istri dan anaknya yang tenggelam bersama KMP Tunu saat menuju Bali. 

TRIBUNNEWS.COM, BALI – Hati Imam Bakri benar-benar hancur. 

Di tengah kepanikan dan kabar duka yang datang silih berganti, pria asal Banyuwangi itu hanya bisa termenung di Posko SAR Pelabuhan Gilimanuk, Kamis (3/7/2025).

Istri dan anaknya tercinta, Fitri April Lestari (32) dan Afnan Aqiel Mustafa (3), ditemukan meninggal dunia setelah KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali.

Tangis Imam tertahan.

Matanya sembab, wajahnya lelah, dan tubuhnya nyaris tak mampu berdiri.

Ia masih tak percaya, niat istri dan anaknya menyusul dirinya yang bekerja di Bali justru berakhir menjadi tragedi paling kelam dalam hidupnya.

“Kontak terakhir saya dengan istri saat dia kasih kabar sudah naik kapal. Setelah itu tak ada kabar lagi,” ucap Imam dengan suara lirih.

Kepada wartawan, Imam menceritakan bahwa sang istri dan anak berangkat dari rumah di Kecamatan Cluring, Banyuwangi, menggunakan travel menuju Pelabuhan Ketapang untuk menyeberang ke Bali.

Namun kapal yang mereka tumpangi, KMP Tunu Pratama Jaya, tenggelam di Selat Bali pada Rabu malam (2/7/2025), sekitar pukul 23.00 WITA.

Sekitar pukul 03.30 WITA, Imam mendapat telepon dari pihak travel yang menyampaikan kabar kapal tenggelam.

Tanpa pikir panjang, ia langsung menuju Posko ASDP Gilimanuk sekitar pukul 04.00 WITA untuk mencari kabar.

“Saya terus berdoa sambil cari data keberadaan istri dan anak. Tapi hingga siang belum ada informasi. Saya hanya ingin mereka ditemukan, selamat...” katanya sembari menahan air mata.

Baca juga: Pemilik KMP Tunu Pratama Jaya yang Tenggelam di Selat Bali, Kapal Dibuat pada 2010

Daftar Korban Meninggal yang Sudah Teridentifikasi

Hingga Kamis sore, pihak berwenang telah mengidentifikasi enam korban tewas, termasuk istri dan anak Imam. Berikut nama-nama korban:

Fitri April Lestari (32), Cluring, Banyuwangi

Afnan Aqiel Mustafa (3), Cluring, Banyuwangi

Anang Suryono (59), Mangunharjo, Probolinggo

Eko Sastriyo (50), Sukowidi, Banyuwangi

Elok Rumantini (33), Sritanjung, Banyuwangi

DNA Cahyani (45), Krajan Kulon, Banyuwangi

Posko Kemanusiaan dan Kontak Informasi

RSU Negara dan tim gabungan telah mendirikan Posko Kemanusiaan sejak Kamis pagi untuk membantu keluarga korban. Posko ini beroperasi 24 jam penuh di halaman depan RSU Negara.

“Sejak dibuka pagi tadi, sudah ada 14 keluarga yang datang mencari informasi,” kata Direktur RSU Negara, dr Ni Putu Eka Indrawati.

Keluarga yang masih mencari informasi dapat menghubungi nomor berikut:

0812-3442-9667

0823-6070-3299

Atau langsung datang ke ruang monitoring Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.

Baca juga: Kisah Anang Sopir Truk Tewas saat Kerja, Ikut Jadi Korban Tenggelamnya KMP Tunu di Selat Bali

KAPAL TENGGELAM DI SELAT BALI - Foto memperlihatkan KMP Tunu Pratama Jaya saat bersandar. KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7/2025) malam, saat berlayar menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
KAPAL TENGGELAM DI SELAT BALI - Foto memperlihatkan KMP Tunu Pratama Jaya saat bersandar. KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7/2025) malam, saat berlayar menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. (Istimewa via Surya.co.id)

Pencarian Hari Kedua Tim SAR

Proses pencarian korban dan bangkai kapal KMP Tunu Pratama Jaya dilanjutkan hari ini, Jumat (4/7/2025).

Tim SAR gabungan menyisir wilayah Selatan dan Timur perairan Gilimanuk, termasuk area dari Melaya hingga Pebuahan, Jembrana.

Dua unit Rigid Inflatable Boat (RIB) dikerahkan bersama KN SAR Arjuna dan tim gabungan dari POS SAR Jembrana, Buleleng, serta Banyuwangi.

Koordinator SAR, I Dewa Hendri Gunawan mengatakan fokus utama tetap pencarian korban, sebab posisi kapal yang tenggelam masih belum terdeteksi.

“Selain di laut, tim juga berjaga di pesisir Pebuahan. Siapa tahu ada korban terbawa arus dan muncul di pesisir,” jelasnya.

Meski cuaca cenderung berawan dan gelombang laut landai, tim tetap waspada karena potensi perubahan cuaca ekstrem masih bisa terjadi sewaktu-waktu.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Hendak Susul Suami Kerja di Bali, Perjalanan Ibu dan Anak Balita Terhenti di Selat Bali, 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan