Kapal Tenggelam di Selat Bali
Cerita Nelayan Bali Temukan Jenazah Korban Tenggelam KMP Tunu di Laut: Dikerumuni Burung
Nelayan ini mengakui tak menduga penemuan jenazah korban KMP Tunu, karena awalnya dia hanya melihat barang seperti pelampung yang dikerumuni burung.
Penulis:
Rifqah
Editor:
Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Salah satu nelayan di Jembrana, Bali, Miftahul Rahman (42), menemukan dua jenazah yang terkatung-katung di perairan Pebuahan, pada Rabu (9/7/2025) pagi.
Jenazah yang mengapung di perairan Pebuahan tersebut diduga merupakan korban tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya.
Anif, sapaan akrabnya, mengaku dirinya tak menduga akan menemukan jenazah itu, karena awalnya dia hanya melihat barang seperti pelampung yang dikerumuni burung.
Jenazah tersebut ditemukan saat nelayan melakukan aktivitas melaut mencari kenus atau cumi-cumi.
Anif menuturkan, awalnya ia berangkat melaut di perairan sekitar pukul 06.00 WITA untuk mencari kenus di sekitaran pinggiran.
Namun, dia tidak menemukannya di sana, sehingga dia berpindah ke tengah lautan, kemudian menemukan jenazah korban KMP Tunu itu.
Kedua jenazah tersebut ditemukan sekitar 2 kilometer dari bibir pantai.
"Saya berangkat sekitar jam 06.00 WITA, sampai di tengah saya cari kenus, ya pas di pinggiran nggak ada, langsung saya berangkat ke tengah."
"Pas saya di tengah itulah, saya menemukan mayat tadi. Perkiraan (jaraknya) 2 kilometer dari pinggir pantai,” ungkapnya, Rabu (9/7/2025), dikutip dari YouTube Kompas TV.
Saat melihat jasad tersebut, Anif mengatakan bahwa jenazah terapung dengan posisi tengadah dan dikerumuni burung-burung.
“Ketika di tengah, saya melihat seperti pelampung dan dikerumuni burung. Ternyata setelah didekati ada jenazah mengapung dengan posisi tengadah. Itu sekitar pukul 07.00 WITA atau sejam setelah saya mulai melaut,” tuturnya.
Baca juga: 8 Hari Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya, 12 Jenazah Ditemukan, 23 Masih Dicari, 30 Selamat
Saat itu, Anif mengaku tidak berani mendekat, dia kemudian memanggil rekan nelayan lainnya yang jaraknya paling dekat untuk segera ke pinggir pantai menginformasikan ke petugas.
Sementara itu, dirinya memilih untuk tetap tinggal di lokasi penemuan untuk menjaga jenazah agar tidak hilang.
Untuk diketahui, kedua jenazah tersebut berjenis kelamin laki-laki, dan telah dibawa ke RSUD Negara untuk proses identifikasi.
Setelah itu, kemudian dievakuasi menuju RSUD Blambangan Banyuwangi untuk ditindaklanjuti tim DVI Polda Jatim.
Jenazah diberangkatkan dengan dua mobil ambulans jenazah dikawal pihak kepolisian.
12 Jenazah Ditemukan, 23 Masih Dicari, 30 Selamat
Tim SAR gabungan masih terus melanjutkan pencarian para korban tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali.
Pencarian tersebut sudah dilakukan sejak 2 Juli 2025 lalu saat kapal karam, sehingga pada Rabu (9/7/2925), terhitung sudah delapan hari Tim SAR melakukan evakuasi korban.
Terbaru, pada Rabu, Tim SAR berhasil mengevakuasi dua jenazah di perairan Selat Bali.
Deputi Operasi SAR Basarnas, R. Eko Suyatno selaku SMC, menyampaikan bahwa jenazah pertama ditemukan nelayan di sekitar Pantai Pebuahan, pada pukul 07.00 WITA dan jenazah kedua ditemukan di sekitar pantai Pengambengan, pada pukul 08.30 WITA.
Setelah berhasil dievakuasi ke darat, kedua jenazah kemudian dibawa ke RSUD Negara, lalu dibawa ke RSUD Blambangan guna dilakukan proses identifikasi oleh tim DVI Polri.
Hingga berita ini diterbitkan, total ada 12 korban meninggal dunia akibat tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.
Sementara itu, masih ada sekitar 23 korban dalam pencarian dan 30 orang diketahui ditemukan selamat.
Nama-nama Korban Jiwa
Sejauh ini, berikut adalah daftar 12 korban meninggal dunia, dikutip dari Tribun-Bali.com:
- Anang Suryono (Probolinggo)
- Eko Sastriyo (Banyuwangi)
- Elok Rumantini (Banyuwangi)
- Cahyani (Banyuwangi)
- Fitri April Lestari (Banyuwangi)
- Afnan A mustofa umr 3 thn (Banyuwangi)
- I Kadek Oka (Klungkung, Bali)
- Daniar Nadief Insaqi (Banyuwangi) (tidak masuk manifes)
- Muhammad Aris Setiawan (Blitar)
- Ridho Anggoro
- Masih diidentifikasi
- Masih diidentifikasi
Pada hari kedelapan pencarian ini, baik SRU udara, SRU laut, dan SRU darat kembali memfokuskan upayanya di sektor selatan.
Sementara itu, SRU under water akan kembali berupaya mengambil data bawah air.
KRI Pulau Fanildo 732 kembali melakukan pengambilan data objek, melalui proses side scan sonar dari sisi selatan ke utara.
Hal ini dilakukan karena arus bawah air dominan dari arah selatan dan utara.
Ketua KNKT, Soejanto Tjahjono mengatakan, KN Masalembo dari Distrik Navigasi Kelas I Surabaya telah bergabung dalam operasi.
Mereka akan menurunkan Remote Operation Vehicle (ROV) milik KNKT untuk melakukan upaya deteksi bawah air.
Soejanto juga menjelaskan, kendala utama yang dihadapi tim SAR gabungan saat ini adalah kondisi cuaca yang tidak bersahabat.
Data BMKG menyebutkan, cuaca berawan tebal, kecepatan angin berkisar di antara 4 hingga 25 knots, ketinggian gelombang maksimal di kisaran 2,5 hingga 4 meter, serta kecepatan arus permukaan 2,4 m/s.
Kronologi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap kronologi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya pada Rabu lalu.
Hal tersebut berdasarkan dari keterangan korban yang selamat KMP Tunu.
Plt Ketua Sub Komite Keselamatan Pelayaran KNKT, Anggiat PTP Pandiangan mengatakan, pada tanggal 2 Juli 2025 pukul 22.15 WIB, KMP Tanu memuat kendaraan di Pelabuhan Ketapang, Jawa Timur dan selesai pukul 22.45 WIB.
Kemudian, pukul 22.51 KMP Tanu bertolak ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Pada situasi ini, tidak ada anomali atau kemiringan kapal, mesin juga berjalan normal dan visibilitas atau jarak pandang cukup baik.
Namun, 30 menit kemudian, keadaan mulai berubah.
"Setelah sekitar 30 menit pelayaran, mualim jaga di anjungan merasakan kemiringan kapal sebelah kanan."
"Juru mudi jaga dan kelasi jaga melihat air laut masuk ke kamar mesin melalui pintu kamar mesin. Juru minyak jaga yang berada di kamar mesin juga melihat hal yang sama," kata Anggiat saat RDP dengan Komisi V DPR RI, Selasa (8/7/2025).
Selanjutnya, juru minyak keluar dari kamar mesin dan mualim jaga memerintahkan kapal untuk membantu penumpang mengenakan life jacket dan persiapan evakuasi.
Mualim jaga juga membangunkan nahkoda yang saat itu tengah beristirahat.
"Kemudian nahkoda segera mengambil alih kemudi dan memancarkan berita marabahaya di radio VHF Frequency 16," ungkapnya.
Saat itu, KKM melihat kendaraan di bagian belakang kapal bergeser dan bertumpu ke sisi kanan.
Hal inilah yang menyebabkan kapal semakin terus bertambah kemiringan sebelah kanan.
Lalu, beberapa menit setelah panggilan darurat, kapal mulai tenggelam dengan kondisi buritan tenggelam terlebih dahulu sambil miring ke kanan.
"Beberapa kapal lain yang berada di dekatnya kesulitan untuk membantu evakuasi Tunu Pratama Jaya karena dalam kondisi gelap."
"Kapal Gilimanuk 1 dan Tunu Pratama 3888 yang juga ada di sekitar lokasi mencoba menyoroti lampu ke arah Tunu Pratama Jaya namun kesulitan juga untuk mengenali objek terapung karena kondisi dalam keadaan gelap," jelas dia.
Untuk informasi, KMP Tunu dengan nomor AIMO 8749432 merupakan kapal penumpang jenis Roll-On Roll-Off atau Ro-Ro Pax yang dibangun pada tahun 2010.
Kapal ini memiliki panjang keseluruhan 60 meter dengan GT sebesar 792 ton serta memiliki satu geladak kendaraan.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul 12 JENAZAH Ditemukan 23 Masih Dicari, 30 Selamat, Sudah Dievakuasi dan Diidentifikasi di RSU Negara
(Tribunnews.com/Rifqah/Nitis) (Tribun-Bali.com/I Made Prasetia)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.