Kasus Dugaan Korupsi di Kemendikbud
SMP di Pati Mengaku Kekurangan Chromebook, 1 Kelas Dibagi 3 Sesi Pembelajaran
Salah satu SMP di Kabupaten Pati, Jawa Tengah mengaku kekurangan Chromebook. Bahkan satu kelas harus dibagi jadi tiga sesi
Penulis:
Muhammad Renald Shiftanto
Editor:
Yurika NendriNovianingsih
TRIBUNNEWS.COM - Laptop Chromebook yang disalurkan oleh pemerintah ke sekolah-sekolah di Indonesia akhir-akhir ini jadi bahan perbincangan.
Kejaksaan Agung (Kejagung) RI tengah menelusuri kasus dugaan korupsi Digitalisasi Pendidikan 2019-2023 terkait pengadaan 1,2 juta unit Chromebook senilai Rp9.8 triliun.
Korupsi tersebut dilakukan di lingkup Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi RI (Kemdikbudristek) era Nadiem Makarim.
Banyak sekolah di Indonesia yang mendapatkan Chromebook.
Salah satu sekolah yang juga kebagian Chromebook adalah SMP Terpadu Bina Bangsa Pati, Jawa Tengah.
Sekolah yang beralamat di Desa Ketanen, Kecamatan Trangkil, Pati ini mendapatkan bantuan 15 Chromebook pada tahun 2022 lalu.
Kepala SMP Terpadu Bina Bangsa Pati, Panji Subrana menuturkan, belasan Chromebook bantuan tersebut masih digunakan hingga saat ini.
Ia menuturkan, gawai tersebut sangat berguna bagi guru dan murid.
"Sangat efektif, berguna bagi guru dan anak-anak,"
"Sampai sekarang masih menunjang kegiatan belajar-mengajar," ujarnya, Kamis (17/7/2025).
Ia juga menuturkan bahwa sekolahnya memiliki laboratorium Chromebook.
Baca juga: Bukan Chromebook, SMP di Surabaya Malah Dapat Bantuan Komputer
"Kami bahkan punya Laboratorium Chromebook, satu ruangan berisi 15 Chromebook,” jelas Panji kepada Tribunjateng.com.
Meski mendapat bantuan, namun jumlahnya dianggap masih kurang.
Bahkan, jumlah tersebut tak cukup untuk pembelajaran satu kelas.
Panji menuturkan, untuk memakainya, satu kelas harus dibagi tiga sesi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.