Detik-Detik Pendaki Tewas Disambar Petir di Gunung Bawang Bengkayang
Petir menyambar tenda saat mereka masih tertidur, membuat sebagian pendaki terpental dan mengalami luka bakar ringan
Editor:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Perjalanan tujuh pendaki menuju puncak Gunung Bawang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, berubah menjadi tragedi.
Cuaca ekstrem yang tak terduga menyebabkan dua kali sambaran petir, menewaskan satu orang pendaki bernama Alponso Buncung.
Peristiwa ini terjadi pada Minggu pagi, 3 Agustus 2025, ketika para pendaki bermalam di puncak gunung setelah menempuh perjalanan selama 12 jam.
Petir menyambar tenda saat mereka masih tertidur, membuat sebagian pendaki terpental dan mengalami luka bakar ringan.
Awal Pendakian Berjalan Lancar
Pendakian dimulai pada 1 Agustus 2025 dari jalur Lembah, Desa Suka Bangun. Tujuh pendaki—Ega, Agil, Fadil, Jailani, Ali, Yolen, dan Alponso—menempuh jalur selama 12 jam dan tiba di puncak sekitar pukul 20.00 WIB.
Cuaca saat itu cerah dan tidak ada tanda-tanda hujan.
Sebelum berangkat, mereka sempat mendapat informasi dari warga setempat bahwa hujan belum turun selama 4 bulan.
Baca juga: Naik Bareng Istri, Pendaki Asal Sukabumi Meninggal di Gunung Slamet, Sempat Mengeluh Sakit di Pos 5
Karena itu, tak ada tanda bahaya cuaca ekstrem di awal pendakian.
Hujan mulai turun pada pukul 04.00 pagi.
Saat sebagian pendaki terbangun karena tenda bocor, sambaran petir pertama terjadi sekitar pukul 05.30-06.00 WIB, menghantam tenda Ega dan dua temannya.
Tenda langsung hancur dan terbakar sebagian.
Beberapa menit kemudian, sambaran kedua terjadi, kali ini mengenai tenda di sebelahnya.
Akibat kejadian ini, para pendaki mengalami luka dan kepanikan hebat.
Dalam kondisi hujan, kedinginan, dan nyeri, mereka memutuskan turun ke bawah untuk mencari tempat yang lebih aman.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.