Detik-Detik Pendaki Tewas Disambar Petir di Gunung Bawang Bengkayang
Petir menyambar tenda saat mereka masih tertidur, membuat sebagian pendaki terpental dan mengalami luka bakar ringan
Editor:
Eko Sutriyanto
Saat mereka turun, Ali melaporkan bahwa Alponso Buncung pingsan dan tidak merespons.
Ketika kondisi hujan sedikit reda, tiga pendaki—Agil, Fadil, dan Ali—kembali ke puncak untuk memeriksa Alponso dan mengambil perlengkapan penting.
Di puncak, mereka menemukan Alponso dalam kondisi pucat, bibir kering, lidah tergigit, dan tidak bernapas.
Upaya napas buatan dilakukan, namun tak berhasil. Alponso dinyatakan meninggal dunia di tempat.
Tanda Tegangan Listrik Kembali Muncul
Sebelum sempat membawa turun jasad Alponso, rambut mereka tiba-tiba berdiri—pertanda tegangan listrik tinggi masih ada di area puncak.
Khawatir ada sambaran petir ketiga, mereka segera turun meninggalkan puncak.
Evakuasi dan Penyelamatan Pendaki Gunung Bawang
Rombongan sempat tersesat dalam perjalanan turun sebelum akhirnya ditemukan oleh tim penyelamat yang dipandu oleh warga.
Semua pendaki selamat, meski beberapa mengalami luka ringan dan trauma.
Sebelum pendakian dimulai, Alponso sempat menyampaikan kekhawatiran kepada teman-temannya.
“Kalau aku ada apa-apa, jangan pernah tinggalkan aku ya,” kenang Ega, salah satu pendaki.
Pesan itu kini membekas di hati mereka.
Meski mereka sudah berusaha menyelamatkan Alponso, takdir berkata lain.
Ega yang selamat dari peristiwa ini menyampaikan pesan kepada pendaki lain untuk selalu mengutamakan keselamatan saat mendaki gunung, terutama dalam kondisi cuaca tak menentu.
“Kalau hujan, ada guntur atau petir, jangan dipaksakan. Lebih baik turun dulu, keselamatan itu yang utama," katanya. (Tribun Pontianak/Tri Pandito Wibowo)
Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul KISAH Haru Pendaki Gunung Bawang Disambar Petir, Alponso Berpesan: Jangan Pernah Tinggalkan Aku
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.