Kamis, 7 Agustus 2025

Monumen Pers Nasional: Melihat Jejak Jurnalistik, Mesin Tik, dan Koran Lawas di Solo

Menikmati wisata sejarah di Monumen Pers Nasional di Solo, Jawa Tengah. Mengulik lebih dalam sejarah jurnalistik di Kota Solo.

Penulis: timtribunsolo
(Mg/Fawwas)
MONUMEN PERS NASIONAL - Bangunan bergaya kolonial yang terletak di Jalan Gajah Mada No.59, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah. (Mg/Fawwas) 

TRIBUNNEWS.COM - Di tengah denyut kehidupan Kota Surakarta, Jawa Tengah, berdiri tegak sebuah bangunan bersejarah yang menyimpan memori panjang dunia jurnalistik Indonesia, Monumen Pers Nasional.

Bangunan bergaya kolonial yang terletak di Jalan Gajah Mada No.59, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah ini menyimpan lebih dari sekadar sebuah museum yang menyimpan koleksi benda tua.

Monumen Pers Nasional lahir dari semangat menghargai peran pers dalam perjuangan bangsa. 

Seperti diungkapkan oleh Lazuardi Pratama (32), Humas Monumen Pers Nasional, monumen ini mulai dibangun pada 1978, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tepat pada Hari Pers Nasional, 9 Februari 1978.

“Monumen Pers Nasional pada dasarnya dibangun sebagai sebuah museum yang menyimpan benda-benda pers bersejarah yang sifatnya nasional,” kata Lazuardi saat ditemui Tribunnews, Rabu (6/8/2025).

Benda-benda bersejarah yang tersimpan di dalamnya sangat beragam. 

Bangunan bergaya kolonial yang terletak di Jalan Gajah Mada
MONUMEN PERS NASIONAL - Bangunan bergaya kolonial yang terletak di Jalan Gajah Mada No.59, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah. (Mg/Fawwas)

Mulai dari koran dan majalah lawas, mesin tik, radio, hingga perlengkapan jurnalistik tempo dulu.

“Yang utama kita simpan di sini adalah koran dan majalah dari zaman kolonial Belanda sampai sekarang. Masih kita simpan, kita rawat, dan kita pamerkan kepada publik,” lanjut Lazuardi.

Koleksi-koleksi itu bukan hanya benda mati. 

Di balik kertas yang menguning dan mesin tik berkarat, tersimpan semangat dan suara zaman. 

Dari pemberitaan perjuangan kemerdekaan, masa-masa reformasi, hingga transformasi media digital hari ini.

Di ruang-ruang yang tenang, pengunjung dapat menyusuri waktu. 

Lembar demi lembar arsip pers mengungkap bagaimana berita membentuk opini, membakar semangat, bahkan mengubah arah sejarah bangsa.

Menariknya, setiap koleksi mendapatkan perawatan khusus. 

“Di sini ada tim konservasi buat merawat semua koleksi. Setiap barang perlakuannya berbeda,” jelas Lazuardi.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan