Prada Lucky Namo Meninggal
Kawal Kasus Kematian Prada Lucky, Gubernur NTT: Keluarga Akan Dapat Keadilan Seadil-adilnya
Selaku Gubernur NTT, Melki menyatakan sikap, mendukung langkah dan sikap orang tua Prada Lucky Namo, yang sedang menempuh proses hukum.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Kasus dugaan penganiayaan yang dialami Prada Lucky Chepril Saputra Namo, menjadi atensi Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena.
Prada Lucky Namo adalah anggota Batalyon TP 834/WM Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Prada Lucky meninggal dunia di RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Rabu (6/8/2025) sekitar pukul 11.23 WITA.
Prada Lucky menjalani perawatan intensif selama empat hari di rumah sakit sejak Sabtu (2/8/2025).
Sebelum meninggal, Prada Lucky diduga dianiaya oleh 20 seniornya.
Gubernur NTT bersama istrinya, Mindriyati Astiningsih Laka Lena, sempat melayat ke rumah duka di Asrama Tentara Kuanino, Kota Kupang, Sabtu (9/8/2025) malam.
Melki Laka Lena menyampaikan ucapan dukacita sekaligus memberikan dukungan untuk keluarga Prada Lucky yang sedang mencari keadilan.
Selaku Gubernur NTT, Melki menyatakan sikap, mendukung langkah dan sikap orang tua Prada Lucky Namo, yakni Serma Christian Namo dan Sepriana Paulina Mirpey yang sedang menempuh proses hukum atas meninggalnya sang anak.
Melki pun memastikan keluarga Prada Lucky akan mendapatkan keadilan.
"Kami bantu pastikan, keluarga akan mendapatkan keadilan seadil-adilnya," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima POS-KUPANG.com, Minggu (10/8/2025).
Selanjutnya, Melki bersama pimpinan TNI AD di NTT, Bali, dan Jakarta akan mengawal dan mendukung penuh proses hukum terhadap para pelaku.
Baca juga: Kakak Prada Lucky Klaim TNI Belum Informasikan Penetapan 4 Tersangka: Tahu dari Media
"Kami menghargai niat orang tua Prada Lucky, agar tidak boleh ada kejadian ini lagi, seperti yang dialami Prada Lucky ini," tegasnya.
Keluarga Prada Lucky Minta Keadilan
Ibunda Prada Lucky, Sepriana Paulina Mirpey, menuntut keadilan untuk anaknya yang meninggal dunia setelah diduga dianiaya para seniornya.
Menurut Sepriana, jika anaknya mati di medan perang dia masih bisa terima, karena anaknya adalah prajurit TNI sudah tugasnya membela negara.
Namun, Prada Lucky Namo diduga meninggal karena ulah para senior yang melakukan penganiayaan.
"Saya seorang ibu, saya minta keadilan. Saya punya anak sudah mati sia-sia. Mati di medan perang saya terima. Itu tugas dia. Bela negara, bela bangsa. Ini mati sia-sia di tangan seniornya," ujar Sepriana, Sabtu (9/8/2025), dilansir POS-KUPANG.com.
Sepriana menuntut agar para pelaku diproses hukum secepatnya dan bila perlu diberi hukuman mati.
Ia juga meminta agar proses hukum terhadap pelaku penganiayaan tak pilih kasih, semua harus ikut diproses dan mendapatkan hukuman yang setimpal.
"Proses mereka, pecat bila perlu hukuman mati. Ada 20 orang semua. Bukan empat orang saja, yang hukuman pukul cambuk itu juga semuanya proses."
"Tidak ada bilang pilih kasih semuanya proses. Saya mama kandung saya melahirkan dia. Kalau kalian tidak proses kalian bunuh saya ikut anak saya langsung. "
"Saya sakit hati saya hancur hati saya. Kalian bikin seperti ini," papar Sepriana.
Diduga Jadi Korban Penganiayaan
Prada Lucky diduga meninggal karena menjadi korban penganiayaan setelah kondisinya yang mengenaskan.
Tubuh Prada Lucky dipenuhi lebam dan bekas luka.
Hal ini diketahui dari dua foto yang beredar.
Foto pertama Prada Lucky Namo dibaringkan menyamping, dibantu petugas yang memakai sarung tangan.
Dia tidak memakai baju sehingga bagian belakangnya terlihat.
Baca juga: Pandangan Praktisi Hukum di Kupang soal Kasus Tewasnya Prada Lucky: Ada Pelanggaran
Tampak bekas luka menyebar di sekujur tubuh belakangnya, dari pinggang sampai ke bahu.
Diduga foto itu diambil saat petugas hendak memandikan jenazah Prada Lucky Namo saat berada di RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo.
Foto kedua terlihat Prada Lucky Namo tidur tengadah.
Meski ditutup kain putih, namun bagian perut dan dadanya terlihat.
Luka lebam tampak jelas terlihat di bagian dada dan perut.
Pemakaman Prada Lucky
Ratusan pelayat menghadiri prosesi pemakaman Prada Lucky pada Sabtu, 9 Agustus 2025.
Ibadah pelepasan berlangsung di rumah duka di Rumah Dinas Asrama Tentara (Asten), Kuanino, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang.
Prosesi ibadah dipimpin oleh Pendeta Lenni dari Jemaat GMIT Batu Karang Kuanino Kupang.
Di hadapan ratusan pelayat, Otniel selaku perwakilan keluarga menyampaikan permintaan tegas agar pimpinan TNI mengusut tuntas kematian Prada Lucky, yang diduga akibat penganiayaan oleh seniornya.
"Kepada pemimpin tertinggi TNI, usut semua yang ada sampai tuntas. Mereka adalah preman yang berseragam. Preman itu tidak boleh dibiarkan. Mereka ibarat duri dalam daging," katanya, Sabtu, dikutip dari POS-KUPANG.com.
Otniel menegaskan, keluarga akan menerima jika Prada Lucky gugur di medan tugas, namun kenyataan yang dihadapi berbeda.
"Anak kami meninggal dalam pembantaian," katanya dengan suara bergetar.
Ia lantas berharap, proses hukum terhadap para pelaku dapat dilakukan secara transparan hingga keluarga mendapatkan rasa keadilan.
Baca juga: Serma Christian Namo, Ayah Prada Lucky Buru Akun Nafa Arshana: Cari Sampai Dapat

Pelaku Pemukulan
Personel yang terlibat dalam pemukulan terhadap Prada Lucky di antaranya yaitu:
Pemukulan menggunakan selang
- Letda Inf Thariq Singajuru
- Sertu Rivaldo Kase
- Sertu Andre Manoklory
- Sertu Defintri Arjuna Putra Bessie
- Serda Mario Gomang
- Pratu Vian Ili
- Pratu Rivaldi
- Pratu Rofinus Sale
- Pratu Piter
- Pratu Jamal
- Pratu Ariyanto
- Pratu Emanuel
- Pratu Abner Yetersen
- Pratu Petrus Nong Brian Semi
- Pratu Emanuel Nibrot Laubura
- Pratu Firdaus
Pemukulan dengan tangan
- Pratu Petris Nong Brian Semi
- Pratu Ahmad Adha
- Pratu Emiliano De Araojo
- Pratu Aprianto Rede Raja
Kronologi Dugaan Penganiayaan
Peristiwa bermula saat Staf-1/Intel melakukan pemeriksaan terhadap Prada Lucky yang diduga mengalami penyimpangan seksual (LGBT) pada Minggu, 27 Juli 2025 pukul 21.45 WITA.
Namun, dalam laporan tersebut tidak secara gamblang dijelaskan perilaku penyimpangan seksual (LGBT) yang dilakukan Prada Lucky.
Pada Senin, 28 Juli 2025 sekira pukul 06.20 WITA, Prada Lucky disebut kabur saat izin ke kamar mandi untuk buang air besar.
Hal itu diketahui oleh anggota Staf Intel, Serda Lalu Parisi Ramdani saat mengecek kamar mandi.
Mengetahui juniornya kabur, Serda Lalu Parisi Ramdani kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada Sertu Thomas Desambris Awi.
Baca juga: Pengamat Sebut Prada Lucky Harus Diautopsi: Satu-satunya Alat Bukti untuk Tunjukkan Derita Korban
Sekira pukul 09.25 WITA pada hari yang sama, Serda Lalu Parisi Ramdani melaporkan kejadian perihal kaburnya Prada Lucky Chepril Saputra Namo kepada Danki A, Lettu Inf Ahmad Faisal.
Kemudian Danki A memerintahkan para organik Kipan A melaksanakan pencarian di sekitar wilayah Pelabuhan, arah kota, dan beberapa tempat yang pernah didatangi oleh Prada Lucky.
Sekira pukul 10.45 WITA, Prada Lucky ditemukan di rumah salah satu warga yang bernama Ibu Iren yang merupakan ibu asuh dari Prada Lucky.
Setelah ditemukan keberadaannya, Prada Lucky dibawa kembali ke Marshalling Area oleh Sertu Thomas Desambris Awi, Sertu Daniel, Serda Lalu Parisi S. Ramdani dan Pratu Fransisco Tagi Amir.
Sekira pukul 11.05 WITA, Prada Lucky kembali diperiksa di kantor Staf-1/Intel.
Saat itu tiba-tiba datang beberapa senior Prada Lucky dengan membawa selang dan memukulnya secara bergantian.
Sekira pukul 23.30 WITA, Danyonif TP/834, Letkol Inf Justik Handinata memerintahkan Danki C Yonif 834/WM, Lettu Inf Rahmat untuk datang ke kantor Staf-1/Intel agar memerintahkan anggotanya untuk tidak melakukan tindakan pemukulan serta memberikan penekanan agar tidak ada kekerasan dalam mendidik junior.
Prada Lucky bersama rekannya, Prada Ricard Junimton Bulan, akhirnya menjalani hukuman di sel tahanan di kesatuan tersebut tepatnya di rumah jaga kesatrian.
Dua hari kemudian tepatnya pada Rabu, 30 Juli 2025 sekira pukul 01.30 WITA, sebanyak empat anggota Batalyon TP 834/WM Nagekeo di antaranya Pratu Petris Nong Brian Semi, Pratu Ahmad Adha, Pratu Emanuel De Araojo, dan Pratu Aprianto Rede Raja mendatangi rumah jaga kesatrian tempat Prada Lucky dan Prada Ricard Junimton disel dan melakukan pemukulan terhadap keduanya menggunakan tangan kosong.
Pada Sabtu, 2 Agustus 2025 sekira pukul 09.10 WITA, Prada Ricard Junimton Bulan mengalami demam, sedangkan Prada Lucky Chepril Saputra Namo mengalami muntah-muntah hingga keduanya dibawa ke Puskesmas Kota Danga untuk menjalani pemeriksaan.
Setelah pemeriksaan tersebut, Prada Ricard Junimton diizinkan pulang, sedangkan Prada Lucky Namo harus dirujuk ke RSUD Aeramo karena Hemoglobin (Hb) rendah.
Setelah mendapat perawatan, keesokan harinya tepatnya pada Minggu, 3 Agustus 2025 kondisi Prada Lucky sudah dikabarkan mulai membaik setelah ditangani dokter di rumah sakit tersebut.
Prada Lucky bahkan sempat tertawa dan bercengkrama dengan Iren yang diketahui sebagai ibu asuhnya yang datang menjenguk Prada Lucky di RSUD Aeramo pada Senin, 4 Agustus 2025 sekira pukul 19.00 WITA hingga pukul 21.30 WITA.
Selanjutnya, sekira pukul 23.30 WITA, kondisi Prada Lucky menurun sehingga dipindahkan ke ruang ICU.
Bahkan, dilakukan pemasangan ventilator guna menunjang pernapasan Prada Lucky pada Selasa, 5 Agustus 2025 sekira pukul 04.47 WITA.
Kemudian, Prada Lucky meninggal dunia pada Rabu, 6 Agustus 2025 sekira pukul 11.23 WITA.
Sebagian artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Kasus Prada Lucky Namo, Gubernur NTT Dukung Proses Hukum Sampai Tuntas
(Tribunnews.com/Nuryanti) (POS-KUPANG.com/Irfan Hoi/Tari Rahmaniar Ismail/Ray Rebon/Albert Aquinaldo)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.