Kamis, 14 Agustus 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Guru Ikut Keracunan Sajian MBG di Sragen, Ternyata Santap Makanan Siswa yang Absen

Beberapa guru di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, diduga keracunan setelah ikut menyantap sajian program makan bergizi gratis (MBG).

Penulis: Febri Prasetyo
Tribun Solo/Septiana Ayu
MBG DI SRAEGEN - Bupati Sragen Sigit Pamungkas mengecek tempat mencuci alat-alat makan di SPPG yang ada di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Selasa (12/8/2025) 

"Yang pertama nasi kuning asing, sayur-sayuran timun sama selada sudah bolong-bolong hitam, tidak saya makan, sudah berbeda, sama telurnya asin, yang saya makan apel, nasi kuning, orek telur, sama susu," kata F.

F mengaku menghabiskan nasi itu meski rasanya asin.

Umumnya siswa mulai merasakan gejala setelah pukul 19.00 WIB. Namun, ada pula yang baru merasakan gejala pada dini hari pukul 02.00 WIB. Gejala itu misalnya pusing, mual, hingga diare.

POSKO SPPG - Suasana posko SPPG di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Selasa (12/8/2025). Seratusan siswa SD dan SMP di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen diduga mengalami keracunan. Mereka mengeluhkan mual, pusing, hingga diare, usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG).
POSKO SPPG - Suasana posko SPPG di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Selasa (12/8/2025). Seratusan siswa SD dan SMP di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen diduga mengalami keracunan. Mereka mengeluhkan mual, pusing, hingga diare, usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG). (Tribun Solo/Septiana Ayu Lestari)

Dikonfirmasi Kepala Dinas Kesehatan

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen Udayanti Proborini mengonfirmasi insiden dugaan keracunan di SMPN 1 Gemolong.

"Ini saya nanti ke Gemolong, bersama Pak Bupati dan jajaran, ketemu disana ya," kata Udayanti, Selasa.

Baca juga: Kesaksian Pelajar di Sragen yang Keracunan MBG: Nasi Kuning Asin Banget, Telur Suwirnya Amis

Dia menyebut ada ada posko darurat di Puskemas Gemolong untuk menangani kasus keracunan.

Sementara itu, kini sudah dibuka posko darurat di Puskesmas Gemolong.

"Poskonya di Puskesmas Gemolong, kita buka 2 x 24 jam, nanti kita lihat kondisinya seperti apa, jika belum membaik, kita perpanjang," katanya

SPPG diminta tak salurkan makanan untuk sementara

Bupati Sragen Sigit Pamungkas mengeluarkan beberapa kebijakan setelah ratusan siswa diduga keracunan.

Salah satu adalaha meminta dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Gemolong tidak mendistribusikan makanan untuk sementara waktu.

"Atas apa yang kita amati, kita mengambil kebijakan, yang pertama untuk pendistribusian makan bergizi gratis yang berasal dari penyedia yang dimungkinkan mengakibatkan keracunan, ini dijeda setidaknya 2 hari untuk dilakukan investigasi," kata Sigit, Selasa, (12/8/2025).

"Yang kedua kita melakukan pengobatan kepada siswa-siswi kita yang diduga terkena keracunan, serta kegiatan membentuk crisis center, respon cepat, menyiagakan Puskesmas 24 jam untuk merespon laporan masyarakat terkait dengan kemungkinan ada gejala keracunan lagi, semoga tidak ada."

Kepala BGN ingin SOP lebih baik lagi

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana turut mengomentari kasus ratusan siswa di Sragen yang keracunan.

Dadan berkata hal itu akan menjadi pelajaran bagi BGN agar bisa meningkatkan standar operasional prosedur (SOP).

Baca juga: 196 Orang Diduga Keracunan MBG di Sragen, Kepala Puskesmas: Murid, Guru, Karyawan dan Keluarga

"Ya, pokoknya kami berusaha sebaik mungkin agar tidak ada kejadian lagi dan kami tingkatkan SOP-nya," ujar Dadan di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan