Kamis, 2 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Setelah Ratusan Siswa Sragen, Kini Gantian Ratusan Siswa di Sleman yang Keracunan MBG

Ratusan siswa di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dilaporkan keracunan setelah menyantap sajian makan bergizi gratis (MBG).

Tribun Jogja/Ahmad Syarifudin
KERACUNAN MBG - Beberapa siswa dibawa ke Puskesmas Mlati II, Sleman, DIY, setelah diduga keracunan menu MBG yang disantap pada hari Selasa, (12/8/2025). Mereka baru merasakan gejala pada Rabu (13/8/2025). 

Sejumlah guru dan karyawan juga ikut keracunan setelah menyantap makanan jatah siswa yang tidak masuk sekolah.

Pada hari Selasa, Plt. Kepala Sekolah SMPN 1 Gemolong Aris Sudarmanto berkata total ada 663 siswa di SMPN 1 Gemolong. 

Menurutnya ada sekitar 94 siswa yang memperlihatkan gejala keracunan. Kata dia, daya tahan masing-masing siswa berbeda. Beberapa siswa yang keracunan sudah bisa beraktivitas.

Para siswa mulai menampakkan gejala keracunan pada malam hari dan pagi dini hari. Sebagian siswa tidak masuk sekolah.

Aris menyebut insiden keracunan ini adalah yang pertama kalinya di SMPN 1 Gemolong sejak progam MBG digulirkan awal tahun ini.

Sementara itu, para siswa yang keracunan merasa ada yang aneh pada makanan yang disajikan.

Baca juga: Ini Penyebab Seringnya Kejadian Keracunan Massal Akibat Konsumsi MBG

C, salah satu siswa, berkata nasi kuning yang dimakannya tidak terasa gurih, tetapi asin.

"Rasa nasi kuningnya lebih asin, kalau telurnya juga tidak kayak biasanya," kata C, Selasa.

F, siswa lain, juga mengaku ada yang aneh pada sajian hari iu.

"Yang pertama nasi kuning asing, sayur-sayuran timun sama selada sudah bolong-bolong hitam, tidak saya makan, sudah berbeda, sama telurnya asin, yang saya makan apel, nasi kuning, orek telur, sama susu," kata F.

Penyebab seringnya kasus keracunan

Guru besar mikrobiologi pangan Institut Pertanian Bogor (IPB) Ratih Dewanti Hariyadi membeberkan kemungkinan penyebab keracunan massal pada program MBG.

Dia mengatakan makanan yang dikonsumsi langsung atau siap saji yang dimasak dalam jumlah besar memang memiliki risiko terkontaminasi mikroorganisme patogen.

Bakteri bisa masuk ke makanan dari bahan baku yang kurang higienis, alat masak yang tercemar, pekerja yang tidak menerapkan perilaku bersih dan sehat maupun proses penyimpanan yang tidak tepat.

"Pada makanan siap saji dalam skala besar, faktor penyimpanan sangat krusial. Bila makanan tidak segera didinginkan setelah dimasak, spora bakteri bisa aktif kembali dan memproduksi racun,” kata dia dalam siaran daring di Jakarta, Rabu, (13/8/2025).

Menurut dia, ada dua aspek yang tidak boleh diabaikan dalam pengolahan makanan skala besar seperti MBG ini yaitu sanitasi-higienis dan pengendalian tahapan produksi. Sanitasi dan higienis meliputi kebersihan alat, ruang, pekerja serta air bersih dengan standar air minum. Semua proses harus dipantau dan dievaluasi secara rutin. 

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved