Kilas Balik Pembunuhan 1 Keluarga di Kediri: Yusa Divonis Mati, Donorkan Organ Tebus Rasa Bersalah
Yusa, terdakwa kasus pembunuhan satu keluarga di Kediri divonis mati. Ia pun berniat mendonorkan organ tubuhnya untuk menebus rasa bersalah.
Penulis:
Nanda Lusiana Saputri
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Pengadilan Negeri Kabupaten Kediri, menjatuhkan hukuman mati kepada Yusa Cahyo Utomo (35), terdakwa kasus pembunuhan satu keluarga di Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Vonis tersebut dibacakan langsung oleh majelis hakim yang dipimpin oleh Dwiyantoro di ruang sidang Cakra PN Kabupaten Kediri, Rabu (13/8/025).
Yusa dinyatakan terbukti bersalah melanggar Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana subsider Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, serta Pasal 365 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan.
Bunyi Pasal 340 KUHP yakni: barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.
Bunyi Pasal 338 KUHP: barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
Pasal ini mengatur tentang tindak pidana pembunuhan biasa, di mana pelaku dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain.
Adapun Pasal 365 KUHP mengatur tentang tindak pidana pencurian yang didahului, disertai, atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang.
Pasal ini merupakan bentuk kejahatan terhadap harta benda yang dikategorikan berat karena melibatkan unsur kekerasan.
"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Yusa Cahyo Utomo dengan hukuman mati," kata Ketua Majelis Hakim, Dwiyantoro, dilansir TribunJatim.com.
Usai divonis mati, Yusa berniat menodorkan seluruh organ tubuhnya.
Kilas Balik Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri
Baca juga: Sakit Hati Tidak Dipinjami Jadi Motif Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri, Pelaku Adik Korban
Yusa menghabisi nyawa pasangan suami istri Agus Komarudin (38) dan Kristina (34), serta anak sulung mereka, CAW (12).
Sementara anak bungsu korban berinisial SPY (8), ditemukan selamat dalam kondisi luka serius.
Adapun hubungan Yusa dengan korban Kristina adalah kakak-adik. Pelaku merupakan adik kandung korban.
Motif Yusa tega menghabisi nyawa kakak kandung beserta keluarganya karena masalah utang dan sakit hati.
Kanit Pidum Satreskrim Polres Kediri, Iptu Endra Maret Setiyawan mengatakan, Yusa memiliki utang Rp12 juta di sebuah koperasi di Kabupaten Lamongan.
Ia juga mempunyai utang lama kepada kakak kandungnya, Kristina sebesar Rp2 juta.
Sementara Yusa tidak memiliki aset dan pekerjaan tetap, sehingga ia merasa terdesak dengan beban utang yang terus menumpuk.
Ia kemudian mendatangi rumah kakaknya pada Minggu (1/12/2024) untuk meminjam uang.
"Sebelumnya Yusa datang ke rumah kakaknya untuk meminjam uang pada Hari Minggu (1/12/2024) tetapi tidak diberi karena utang Rp 2 juta dia belum dilunasi. Hal ini juga memicu rasa sakit hati dia," kata Endra, Kamis (12/12/2025), dilansir TribunJatim.com.
Yusa yang sakit hati karena permintannya ditolak, kembali mendatangi kediaman Kristina pada Rabu ((4/12/2024) pukul 03.00 WIB.
Ia menyelinap ke dapur di bagian belakang rumah dan menunggu Kristina keluar.
Saat Kristina keluar, Yusa langsung menghabisi nyawa kakak kandungnya itu menggunakan palu.
Suami Kristina, Agus, yang mendengar teriakan istrinya lantas keluar untuk mengecek.
Nahas, Agus juga dibunuh oleh Yusa.
Baca juga: Penyebab Yusa Cahyo Tega Bunuh Satu Keluarga di Kediri, Gelap Mata karena Utang Rp12 Juta
Tak berhenti di situ, Yusa berlanjut menyerang anak Kristina, CAW dan SPY.
Namun, ia membiarkan SPY tetap hidup, sebab merasa iba.
Setelah melancarkan aksinya, Yusa membawa barang berharga milik korban, termasuk mobil dan beberapa telepon genggam.
Ia kemudian kabur ke Lamongan dan berhasil ditangkap pada Kamis (5/12/2024).
Ingin Donorkan Organ Tubuhnya
Setelah divonis hukuman mati, Yusa mengaku menyesali perbutannya.
Ia pun ingin menebus rasa bersalah itu dengan mendonorkan orang tubuhnya kepada sang keponakan yang masih hidup.
Donor organ tubuh adalah proses yang dilakukan untuk menyelamatkan atau memperbaiki hidup penerima organ yang mengalami kerusakan atau kegagalan fungsi organ.
Biasanya, orang akan secara sukarela menyumbangkan organ atau jaringan tubuhnya untuk ditransplantasikan kepada orang lain yang membutuhkan.
"Saya berpesan nanti di akhir hidup saya bisa sedikit menebus kesalahan ini dengan menyumbangkan organ saya."
"Kalau saya diberikan hukuman mati, saya siap menyumbangkan semua organ saya, apapun itu," ujarnya setelah sidang, Rabu siang, dikutip dari TribunJatim.com.
Dalam kesempatan itu, ia juga meminta maaf kepada keluarga korban, utamanya pada keponakannya yang selamat dari peristiwa tragis tersebut.
"Saya hanya ingin minta maaf kepada semuanya," ucapnya singkat.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul BREAKING NEWS - Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri Divonis Hukuman Mati
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana/Pravitri Retno W, TribunJatim.com/Isya Anshori)
Sumber: TribunSolo.com
Banding Jadi Jalan Terakhir Kopda Bazarsah Lolos dari Vonis Mati |
![]() |
---|
Kopda Bazarsah Jadi Prajurit TNI Pertama yang Divonis Hukuman Mati di Pengadilan Militer Palembang |
![]() |
---|
Kopda Bazarsah Tetap Divonis Hukuman Mati meski Tak Terbukti Lakukan Pembunuhan Berencana |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Kopda Bazarsah Divonis Hukuman Mati usai Tembak 3 Polisi saat Gerebek Sabung Ayam |
![]() |
---|
Hasil Super League: Dramatis, Bali United Paksa Persik Pulang dengan Satu Poin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.