Sumur Minyak di Blora Kebakaran
Kebakaran di Sumur Minyak Blora Belum Padam, Titik Api Ditutupi Tanah, Pertamina Ungkap Hambatan
Kebakaran di sumur minyak di Blora membuat Pertamina EP Cepu, anak usah PT Pertamina, ikut turun tangan guna memadamkan si jago merah.
Penulis:
Febri Prasetyo
Editor:
Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Kebakaran di sumur minyak rakyat di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, belum juga padam.
Sumur yang dikelola warga setempat itu mulai terbakar Minggu siang, (17/8/2025), sekitar pukul 11.30 WIB. Ketika berita ini ditulis, api masih menyala dan asap hitam membubung tinggi.
Kebakaran itu membuat Pertamina EP Cepu, anak usah PT Pertamina, ikut turun tangan guna memadamkan si jago merah.
Superintendent Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) Pertamina EP Cepu Indra Firmanuddin menjelaskan tindakan yang diambil pihaknya.
Indra menyebut pihaknya berupaya mendinginkan area sekitar karena cukup panas dan dekat dengan tanaman dan warga lokal.
"Tadi juga kita sampaikan Pak Bupati [Blora Arief Rohman] bahwa penanganan selanjutnya adalah kita memutus mata rantai namanya segitiga api. Jadi, kalau segitiga api itu, ada panas, ada bahan yang mudah terbakar dan juga oksigen. Yang kita mau upayakan adalah dengan mengurangi oksigen yang ada," kata di area lokasi kebakaran, Senin, (18/8/2025), dikutip dair Tribun Jateng.
"Jadi, nanti kita akan menggunakan tanah sebagai media untuk menutup titik sumur ini karena sumur ini kan dibuat tidak standar ya."

Indra berharap kadar gas segera berkurang sehingga api lebih mudah dipadamkan.
Kata dia, sumur minyak yang dikerjakan tidak sesuai dengan standar. Hal itu menghambat atau membuat susah pemadaman
"Tidak ada kepala sumurnya, tidak ada tools atau peralatan yang bisa kita matikan dari sumur dari gas tersebut."
"Oleh karenanya, kami akan mengupayakan dengan langkah tadi untuk menutup dengan menggunakan media tanah," katanya.
Baca juga: 6 Fakta Kebakaran Sumur Minyak di Blora yang Tewaskan 3 Orang
Indra menargetkan api bisa padam hari ini.
Jumlah korban dan penyebab
Tiga orang dilaporkan tewas akibat kebakaran itu. Ketiganya adalah Tanek (60) yang meninggal di lokasi kejadian, Sureni (52) yang meninggal di rumah sakit, dan Wasini (adik Sureni) yang meninggal dalam perawatan.
Adapun ada tiga korban luka yang sedang dirawat, yakni dua orang dewasa dan satu balita. Sementara itu, ada 50 kepala keluarga (KK) yang terpaksa mengungsi.
Kebakaran juga menyebabkan satu rumah rusak berat dan tiga lainnya rusak sedang. Dua ekor sapi warga juga menjadi korban.
Hingga saat ini penyebab kebakaran belum diketahui dan masih diselidiki polisi.
"Kami dari pihak kepolisian menindaklanjuti kejadian tersebut, dan sudah meminta klarifikasi dari beberapa saksi. Saat ini kami melakukan penyelidikan dan kami juga sudah berkoordinasi dengan Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jateng," kata Kapolres Blora AKBP Wawan Andi Susanto.

Wawan berkata sudah ada sejumlah saksi yang dimintai keterangan.
"Untuk pemilik sumur minyak yang kebakaran belum kami mintai keterangan," ucapnya.
Video kebakaran itu beredar di media sosial. Dalam video terlihat bahwa titik kebakaran berada dekat dengan pemukiman warga, sekitar 10-20 meter.
Sumur disebut ilegal
Baca juga: Akui Kesulitan Padamkan Api Sumur Minyak di Blora, Pertamina: Dibuat Tak Sesuai Standar
Bupati Blora Arief Rohman menyebut sumur minyak yang terbakar itu adalah sumur ilegal.
"Lahannya ini lahan warga ya, lahan masyarakat. Jadi, memang boleh dikata ini sumur masyarakat yang belum legal," kata Arief.
"Oleh karena itu saya menghimbau agar masyarakat bisa menahan diri, agar untuk mengurus izinnya dulu."
Menurut Arief, pengelolaan sumur minyak rakyat telah diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2025 tentang kerja sama pengelolaan bagian wilayah kerja untuk peningkatan produksi minyak dan gas bumi.
"Ini kita kan ada Permen 14 soal sumur masyarakat ini. Nanti kalau sudah ada izinnya baru boleh operasi. Karena untuk beroprasi kan ada syarat-syaratnya dan kita juga menyayangkan karena lokasinya ini di dekat rumah ya, di belakang rumah. Intinya kan harus memperhatikan keamanan, dan lain-lain," katanya menjelaskan.
Dia juga meminta operasional sumur minyak di sekitar lokasi kebakaran dihentikan untuk sementara. Menurut Arief, status lahan sumur minyak tersebut adalah lahan milik warga.
Arief sudah melaporkan insiden kebakaran sumur minyak ini kepada Kementerian ESDM. Di samping itu, dia mengungkapkan rasa prihatinnya.
"Tentunya kami sangat prihatin ya dengan kejadian ini. Saya dengan Bu Wakil Bupati, dan jajaran pimpinan, Pak Kapolres, Pak Dandim, mengucapkan bela sungkawa ya untuk yang meninggal dunia.
(Tribunnews/Febri/Tribun Jateng/Raf)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Kebakaran Sumur Minyak di Blora Belum Padam, Pertamina Fokus Tutup Titik Api Pakai Tanah
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.