Kamis, 21 Agustus 2025

Difalitera: Membuka Jendela Sastra Menjadi Lebih Setara bagi Teman Netra

Cerita komunitas Difalitera, jadi ruang bagi pencinta sastra bagi teman netra.

Penulis: timtribunsolo
(Foto oleh: Nico Haryono dari Difalitera)
KOMUNITAS DIFALITERA - Indah Darmastuti bersama dengan teman netra di Difalitera dalam kegiatan Teras Baca di Candi Plaosan. (Foto oleh: Nico Haryono dari Difalitera) 

TRIBUNNEWS.COM - Pemenuhan hak-hak teman netra untuk mendapatkan akses yang inklusif merupakan sebuah keharusan, begitu kurang lebih kata Indah Darmastuti, pendiri komunitas Difalitera.

Komunitas yang mewadahi pencinta sastra, terutama bagi orang dengan tuna netra.

“Literasi itu penting untuk teman-teman supaya mereka juga bisa mengadvokasi dirinya sendiri dan mereka juga berhak mendapat pekerjaan, mereka berhak mendapat kesempatan yang sama,” ungkap Indah Darmastuti (52) ketika diwawancarai Tribunnews.com , Selasa (19/8/2025).

Komunitas Difalitera lahir dari sebuah pemikiran bahwa karya sastra seharusnya bisa dinikmati semua kalangan, tak terkecuali bagi teman netra.

Berfokus pada alih wahana dari teks sastra menjadi format audio, Difalitera membawa misi utama, yaitu membuat karya sastra yang bisa dinikmati teman netra.

Umumnya, karya sastra yang disajikan untuk penikmatnya hanya berbasis tulisan yang kurang ramah bagi teman netra.

Meski beberapa di antaranya menyajikan versi e-book yang dapat dengan mudah dibaca mesin pembaca, tetapi tidak terdapat rasa dan emosi di dalam pembacaannya.

Alih Wahana Teks Sastra untuk Akses Teman Netra

Kehadiran Difalitera menjadi jawaban atas kebutuhan teman netra untuk mengakses karya - karya sastra dalam bentuk audiobook.

Proses tersebut melibatkan kurang lebih empat orang di antaranya, penulis naskah, narator, editor, dan master web.

Indah menjelaskan bahwa nantinya naskah tersebut akan ia berikan kepada narator untuk dinarasikan.

“Narator bisa berubah-ubah, bisa siapa saja. Narator bisa kuminta siapa pun kawan-kawan penulis atau kawan-kawan penyiar radio,” jelasnya.

Setelah sudah dinarasikan, barulah audio tersebut diberikan kepada editor untuk dikakukan proses editing, seperti penambahan musik dan penyempurnaan audio.

Terakhir, audio yang sudah final akan diberikan kepada master web untuk diunggah di laman Difalitera dan bisa diakses siapa saja khususnya teman-teman netra untuk menikmati karya sastra tanpa biaya sepeser pun.

Difalitera Membuka Jalan Teman Netra Membaca Dunia

Difalitera di dalam kegiatan membaca Rumah Atsiri,
KOMUNITAS DIFALITERA - Difalitera di dalam kegiatan membaca Rumah Atsiri, Tawangmangu. (Foto oleh: Nico Haryono dari Difalitera)

Selain audiobook, Difalitera juga melaksanakan kegiatan lain seperti Teras Baca dan berkunjung untuk mempelajari tempat-tempat tertentu.

“Aku ke asrama mereka di Jagalan. Nah dari situ aku menawarkan untuk membacakan novel ke mereka,” ujar Indah mengungkap awal mula tercetusnya Teras Baca.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan