Menjajal Kopi Gerobak Dimas, Kopi Sederhana di Pinggir Kota Bengawan
Di sepanjang Jalan Abdul Rahman Saleh di wilayah Kelurahan Setabelan, Banjarsari, Kota Solo, aroma kopi yang menyeruak
Penulis:
timtribunsolo
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
Angka ini terbilang cukup stabil untuk sebuah usaha baru.
Hasil tersebut membuat Dimas semakin semangat menjaga kualitas rasa dan pelayanan kepada pelanggan.
Namun, ia tidak menutup mata terhadap kenyataan bahwa bisnis kopi kini semakin padat.
Hampir di setiap sudut kota, terdapat kopi gerobak serupa bermunculan.
“Sekarang saingannya banyak, mungkin sudah banyak yang jualan kopi. Tapi Alhamdulillah masih lumayan bagus meski banyak kompetitor,” kata Dimas.
Meski begitu, ia tidak merasa gentar.
Baginya, persaingan adalah hal yang wajar dan justru menjadi pemicu untuk terus berinovasi.
“Kalau saingan ya memang sudah pasti ada, tinggal bagaimana kita bisa kasih rasa yang beda dan pelayanan yang ramah,” tambahnya.
Di balik rutinitasnya, Dimas menyimpan mimpi besar.
Sejak awal, ia memang bercita-cita memiliki usaha sendiri yang lebih mapan.
Namun, untuk saat ini, gerobak kopi inilah yang ia jadikan pijakan pertama.
“Keinginan saya punya usaha sendiri yang lebih besar, tapi sementara ini saya jalani dulu usaha kopi gerobak ini,” tuturnya.
Keberadaan gerobak kopi seperti milik Dimas juga menambah warna tersendiri bagi warga sekitar.
Banyak orang yang kini menjadikannya tempat singgah sebentar, sekadar melepas lelah atau mengisi energi sebelum kembali bekerja.
Ada kehangatan personal yang muncul dari interaksi langsung dengan penjual.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.