Rabu, 3 September 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

Fakta Kematian Andika Lutfi, Iko Juliant, dan Rheza Sendy Pratama: Tubuh Luka Akibat Demo

Tiga pelajar dan mahasiswa tewas dalam kerusuhan demo DPR RI 25 Agustus–1 September 2025, tubuh mengalami luka serius.

Editor: Glery Lazuardi
Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki
ILUSTRASI UNJUK RASA- Tiga korban pelajar dan mahasiswa tewas dalam kerusuhan demo DPR RI 25 Agustus–1 September 2025, tubuh mengalami luka serius. 

Sempat dilarikan ke RS Cipto Mangunkusumo, namun nyawanya tidak tertolong. Jenazah dimakamkan di TPU Karet Bivak pada 29 Agustus 2025

Saiful Akbar

Saiful Akbar, Plt Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, meninggal dunia dalam insiden tragis saat Gedung DPRD Makassar dibakar massa pada Jumat, 29 Agustus 2025.

Saiful hadir di gedung DPRD mewakili camatnya dalam rapat paripurna. Saat massa merangsek masuk dan api mulai membakar gedung, Saiful panik dan melompat dari lantai 4. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong

Muhammad Akbar Basri

Muhammad Akbar Basri, atau akrab disapa Abay, meninggal dunia dalam tragedi pembakaran Gedung DPRD Makassar pada Jumat malam, 29 Agustus 2025. 

Ia merupakan staf Humas dan fotografer protokoler DPRD Kota Makassar, dan menjadi salah satu dari tiga korban jiwa dalam insiden tersebut.

Saat massa membakar gedung DPRD, Abay terjebak di dalam ruangan dan tidak sempat menyelamatkan diri. Kobaran api dan asap tebal membuatnya meninggal di tempat. Jenazahnya ditemukan hangus terbakar setelah api berhasil dipadamkan

Sarina Wati

Sarina Wati, staf pendamping anggota DPRD Kota Makassar, meninggal dunia dalam tragedi pembakaran Gedung DPRD Makassar pada Jumat malam, 29 Agustus 2025. 

Ia terjebak di ruang humas saat api berkobar dan mengalami luka bakar serius di wajah, tangan, perut, dan kaki sebelum akhirnya wafat di RS Bhayangkara Makassar

Rusdamiansyah 

Rusdamiansyah, seorang pengemudi ojek online berusia 25 tahun, meninggal dunia secara tragis dalam kerusuhan di Makassar pada Jumat malam, 29 Agustus 2025. 

Ia tewas setelah dikeroyok massa di depan kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI), Jalan Urip Sumoharjo.

Rusdamiansyah, yang akrab disapa Dandi, keluar rumah sekitar pukul 17.30 WITA. Ia dituduh sebagai intel oleh sekelompok demonstran yang sedang melakukan aksi.

Massa menyerangnya secara brutal, menyebabkan pendarahan otak dan retak tulang tengkorak.  Dandi sempat dirawat di RSUP Kemenkes Makassar, namun nyawanya tidak tertolong

Rheza Sendy Pratama

Rheza Sendy Pratama, mahasiswa semester V Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta, meninggal dunia dalam kericuhan demonstrasi di depan Markas Polda DIY, Ring Road Utara, pada Minggu pagi, 31 Agustus 2025.

Rheza sempat dibawa ke RSUP Dr. Sardjito, namun nyawanya tak tertolong. Ayahnya, Yoyon Surono, menemukan luka-luka mencurigakan saat memandikan jenazah:

Leher kiri diduga patah

Perut kanan terdapat bekas pijakan sepatu PDL

Luka lecet di tangan, kaki, punggung, kepala bocor, dan bekas sayatan

Hingga kini, keluarga belum menerima penjelasan resmi terkait penyebab pasti luka-luka tersebut

Sumari

Sumari, seorang penarik becak berusia 60 tahun di Surakarta, meninggal dunia dalam gelombang demonstrasi yang terjadi pada 29 Agustus 2025. Ia bukan peserta aksi, melainkan warga biasa yang terkena dampak langsung dari kericuhan.

Sumari sedang tidur di becaknya di pinggir jalan saat demonstrasi berlangsung. Ia terkena paparan gas air mata yang ditembakkan aparat untuk membubarkan massa. Diduga mengalami serangan jantung dan kambuhnya asma, sehingga nyawanya tidak tertolong

Andika Lutfi Falah

Andika Lutfi Falah, pelajar kelas 11 SMK Negeri 14 Kabupaten Tangerang, meninggal dunia setelah mengalami luka berat dalam kerusuhan demonstrasi di kawasan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, pada Kamis, 28 Agustus 2025.

Andika pamit kepada keluarga untuk pergi ke sekolah seperti biasa. Tanpa sepengetahuan orang tua, ia ikut aksi demonstrasi di Jakarta.  Ia mengalami benturan benda tumpul di bagian belakang kepala, menyebabkan koma

Sempat dirawat intensif di RS Dr. Mintoharjo, namun meninggal dunia pada Sabtu, 30 Agustus 2025

Iko Juliant Junior 

Iko Juliant Junior, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes) angkatan 2024, meninggal dunia pada Minggu, 31 Agustus 2025, dalam kondisi yang memicu kejanggalan dan pertanyaan publik.

Pada Sabtu, 30 Agustus, Iko pamit kepada ibunya untuk pergi ke kampus mengenakan baju PDH DPM dan membawa jas almamater. Ia sempat memberi kabar bahwa akan menuju Polda Jateng untuk menjemput teman yang ditahan usai aksi demonstrasi.

Pada Minggu pagi, Iko ditemukan dalam kondisi kritis dan diantar ke RSUP dr. Kariadi Semarang oleh kendaraan Brimob.  

Ia mengalami kerusakan limpa dan pendarahan hebat, lalu menjalani operasi. Sebelum meninggal, Iko sempat mengigau, berkata: “Ampun Pak, tolong Pak, jangan pukulin saya lagi”

Sebanyak sembilan orang meninggal dunia, namun aksi unjuk rasa masih tetap berlangsung.

Rencananya, pada hari ini, akan digelar gelombang demonstrasi bertajuk “Indonesia (C)emas Jilid II” yang digagas oleh Aliansi BEM Seluruh Indonesia (BEM SI). 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan