Mengenal Bal-Balan Cilik FC: Komunitas Open Play Fun Football di Solo dengan Ratusan Anggota
Berikut ini profil tentang Bal-balan Cilik, Komunitas Open Play Fun Football di Solo dengan Ratusan Anggota
Penulis:
timtribunsolo
Editor:
Garudea Prabawati
"Cuman cepet cepetan ya... saya gak boleh, kamu mau main ya kamu harus berjuang ikut polling gitu," jelas Berlidio.
Prinsip utama komunitas ini adalah "open play" dan tidak ada ikatan keanggotaan yang kaku.
Siapa saja boleh bergabung, dan anggota bebas bermain di komunitas lain tanpa masalah.
"Tidak mengikat... murni hanya kalau main saja dia bayar, yang penting bisa ngikutin aturan sih, rulesnya jadi sebelum masuk sudah saya share itu kalau kamu mau masuk dan tidak mengikat," tegas Berlidio.
Fleksibilitas inilah yang menarik ratusan anggota dari latar belakang yang sangat beragam, mulai dari polisi, tentara, guru, pegawai negeri, buruh pabrik, kurir, hingga ojek online.
Balbalan Cilik tidak hanya menjadi tempat untuk berolahraga, tetapi juga sebagai sarana rekreasi dan ajang untuk memperluas pertemanan.
Tidak ada latihan rutin layaknya klub professional, semua murni untuk kesenangan.
Roda operasional Balbalan Cilik berputar sepenuhnya dari kantong para anggotanya.
Setiap pemain yang ikut dalam satu jadwal pertandingan dikenai biaya iuran atau yang mereka sebut "Harga Tiket Main" (HTM), ditambah uang kas wajib sebesar Rp 2.000.
Meski terkesan kecil, dana kas yang terkumpul secara rutin ini sangat vital.
Uang kas digunakan untuk membeli berbagai inventaris seperti bola, jersey atau rompi, hingga perlengkapan P3K.
Semua pemasukan dan pengeluaran dicatat secara transparan, yang menjadi kunci kepercayaan anggota.
Sementara itu, sebagian besar sponsor tidak datang dari luar, melainkan dari anggota komunitas itu sendiri yang memiliki usaha.
Ada yang memiliki usaha laundry, kuliner, hingga konveksi, dan mereka menawarkan sponsor secara sukarela.
"Saya juga nggak pernah minta... tiba-tiba ya bilang aja dia ngomong, Mas kalau mau buat jersey, saya mau jadi sponsor... jadi kayak tawaran lah," ungkap Berlidio.
Sumber: TribunSolo.com
Dari Hobi Menjahit hingga Fashion Berkelanjutan: Kisah Inspiratif Anita Alvin dari Klaten |
![]() |
---|
Mamnich, UMKM Solo yang Mengangkat Budaya Lewat Tas Etnik |
![]() |
---|
Cenderaloka Tak Pungut Biaya Administrasi Bagi Pelaku UMKM yang Ingin Bergabung |
![]() |
---|
Cenderaloka Tribun Network, Beri Solusi 100-an Pelaku UMKM di Solo Raya Untuk Dongkrak Penjualan |
![]() |
---|
Tak Tahu, TKN Duga Beredarnya Tabloid Indonesia Maju di Solo Dibuat Relawan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.