Kamis, 4 September 2025

Teka-teki Kematian Iko Mahasiswa Unnes, Polisi Ralat TKP hingga Asal-usul Mobil Brimob

Polda Jateng membantah Iko, mahasiswa Unnes meninggal karena dianiaya polisi, sebut karena kecelakaan dan meralat TKP.

Editor: Nuryanti
FH UNNES
MAHASISWA MENINGGAL - Iko Juliant Junior, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes), Jawa Tengah angkatan 2024 meninggal dunia. Iko meninggal dunia penuh dengan kejanggalan. Polisi meralat TKP. Versi polisi menyebut, Iko meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas di Jalan Dr Cipto Semarang pada Minggu 31 Agustus 2025 pukul 02.30 WIB. Namun, keluarga masih diliputi pertanyaan karena korban meninggal dunia dalam kondisi penuh luka lebam di wajah. 

TRIBUNNEWS.COM - Polda Jawa Tengah (Jateng) mengungkap penyebab kematian Iko Juliant Junior (19), mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes), yang meninggal dunia dengan tubuh penuh luka lebam.

Kasus kematian Iko menjadi sorotan setelah pihak keluarga mengklaim banyak kejanggalan, hingga muncul dugaan dianiaya aparat kepolisian.

Namun, sejak awal, polisi menyebut Iko meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Kendati demikian, kematian Iko masih menyisakan teka-teki.

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto menegaskan, Iko meninggal karena kecelakaan, bukan akibat dianiaya polisi.

Artanto sekaligus mengoreksi Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Sebelumnya disebutkan, Iko mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan Dr Cipto Semarang, Jawa Tengah, Minggu (31/8/2025) pukul 02.30 WIB.

Namun, Artanto menjelaskan, TKP sebenarnya berada di Jalan Veteran.

"Korban Iko mengalami kecelakaan di Jalan Veteran bersama tiga korban lainnya," jelas Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Selasa (2/9/2025), dilansir TribunJateng.com.

Menurut Artanto, perbedaan keterangan itu karena petugas tidak tahu nama jalan.

"Namanya kejadian peristiwanya sangat mendadak dan singkat. Orang yang membawa (evakuasi) belum tentu tahu nama jalan. Namun, ini perlu kami cek faktanya lagi," urainya.

Adapun kecelakaan yang melibatkan Iko bermula saat ia berboncengan dengan temannya, Ilham menggunakan sepeda motor merek Honda Supra.

Baca juga: Sosok Iko Juliant, Mahasiswa Unnes Meninggal Disebut Polisi Kecelakaan, Sempat Mengigau Ampun, Pak

Keduanya melintasi Jalan Veteran dari arah barat menuju timur atau dari arah Rumah Sakit Umum (RSUP) dr Kariadi Semarang menuju Mapolda Jateng.

Setibanya di lokasi, motor yang dikendarai Iko melaju dengan kecepatan tinggi, lalu menabrak motor Honda Vario yang dikendarai Fiki dan Aziz dari arah belakang.

"Akibat kecelakaan itu, keempat korban mengalami luka berat (Iko dan Ilham). Yang luka ringan adalah Fiki dan Aziz," ucap Artanto.

Keempat korban itu lantas dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil Brimob karena terparkir di dekat lokasi kejadian. Mobil Brimob itu di lokasi lantaran TKP berada di dekat Polda Jateng.

Terkait mobil Brimob yang mengantar korban ke RS ini sempat dipertanyakan pihak keluarga.

Di sekitar lokasi juga ada personel yang bertugas melakukan pengamanan Mako Polda Jateng.

"Para korban dibawa ke rumah sakit terdekat yakni RSUP dr Kariadi Semarang. Kejadian pukul 03.05 dan sampai di rumah sakit pukul 03.10 WIB."

"Jadi hanya butuh waktu lima menit petugas melakukan evakuasi korban," ungkapnya. 

Terkait keterangan keluarga yang menyebut korban dibawa ke rumah sakit pada Minggu (31/8/2025) pukul 11.00 WIB, sehingga ada jeda waktu hampir 10 jam dengan peristiwa kejadian, pihaknya akan melakukan penyelidikan.

"Kecelakaan ini memang masih proses penyelidikan Satlantas Polrestabes Semarang," sambungnya.

Kejanggalan-kejanggalan

Anggota Pusat Bantuan Hukum Ikatan Alumni (PBH IKA) FH Unnes, Ady Putra Cesario mengatakan, kepergian Iko menyisakan tanda tanya bagi keluarga.

Selain tubuh penuh luka, kecurigaan keluarga semakin kuat tatkala mengetahui korban diantar menggunakan mobil Brimob ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kariadi Semarang.

Keluarga menduga, korban meninggal akibat dianiaya oleh polisi.

Baca juga: Misteri Kematian Iko Mahasiswa FH Unnes: Polisi Sebut Kecelakaan, Keluarga Curiga Ada Kekerasan

"Iya, kami sudah mendapatkan laporan kejanggalan kematian dari almarhum Iko, kami turut berbelasungkawa. Kami juga masih berupaya mengungkap fakta kematian korban yang masih abu-abu," katanya kepada TribunJateng.com, Senin (1/9/2025) malam.

Ady menyatakan, pihaknya masih terus berupaya mengumpulkan bukti-bukti yang ada.

Selain itu, sejumlah saksi kunci juga akan dimintai keterangan.

"Ada rekan korban yang tahu kejadian ini, tetapi belum bisa memberikan keterangan karena masih trauma," terangnya.

KEMATIAN JANGGAL - Ucapan duka dari Unnes atas kematian Iko Juliant Junior yang meninggal dunia dalam kondisi penuh kejanggalan, Senin (1/9/2025).
KEMATIAN JANGGAL - Ucapan duka dari Unnes atas kematian Iko Juliant Junior yang meninggal dunia dalam kondisi penuh kejanggalan, Senin (1/9/2025). (DOK FH UNNES)

Namun begitu, pihaknya sepenuhnya menyerahkan kejadian ini kepada pilihan keluarga, apakah melaporkan kasus ini atau tidak.

"Kami hanya berupaya mengungkap fakta," terangnya.

Sempat Mengigau: 'Ampun, Pak. Jangan Pukulin Saya Lagi'

Kejadian yang menimpa Iko bermula saat ia berpamitan kepada ibunya hendak pergi ke Kampus, Sabtu (30/8/2025).

Ketika itu ia membawa tas ransel warna biru yang berisi jas almamater, serta mengendarai motor sendiri.

Ia kemudian pulang ke rumah pada Sabtu sekira pukul 23.00 WIB.

Selanjutnya, ia dijemput oleh teman rumahnya untuk pergi ke Jalan Pahlawan, Semarang.

Lalu, ia mengabari temannya melalui WhatsApp, hendak ke Polda Jateng untuk menjemput rekan-rekannya yang masih ditahan oleh pihak kepolisian, Sabtu malam.

"Pada saat itu Iko masih memakai baju PDH DPM FH UNNES, dan membawa tas ransel warna biru yang berisi jaket almamater," kata Anggota PBH IKA Alumni FH Unnes, Naufal Sebastian.

Selepas itu, Iko tidak ada kabar.

Keluarga kemudian mendapatkan informasi, Iko dilarikan ke RSUP Kariadi Semarang.

Naufal menjelaskan, berdasarkan keterangan Satpam RSUP Kariadi, Iko diantar oleh Brimob Polda Jateng dalam kondisi kritis, Minggu sekira pukul 11.00 WIB.

Dari keterangan dokter, Iko mengalami kerusakan di bagian limpa dan pendarahan hebat.

Dokter menyarankan untuk dilakukan operasi. Ibu Iko pun menyetujuinya.

Naufal menuturkan, setelah operasi tersebut selesai, Iko ditemani oleh ibunya.

Dari keterangan ibunya, Iko sempat mengigau dengan kalimat, "ampun pak, tolong pak, jangan pukulin saya lagi".

"Iko mengucapkan kalimat yang sama hingga 3 kali. Sambil memegangi tangan anaknya, Ibu Iko berbisik lirih agar memaafkan," bebernya.

Namun, Iko dinyatakan meninggal dunia pada Minggu sekira pukul 15.30 WIB.

Lebih lanjut, Naufal menjelaskan, berdasarkan foto dari jenazah Iko, sebelum dimakamkan dan diambil hanya di bagian kepala, terdapat luka sobek di bibirnya.

"Belum diketahui luka-luka lain karena jenazah sudah akan dimakamkan pada hari Senin, tanggal 1 September 2025," sambung Naufal.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Polisi Revisi Lokasi Kecelakaan Iko Mahasiswa FH Unnes, Tetap Bantah Korban Meninggal Dianiaya

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJateng.com/Iwan Arifianto/Raf/Lyz)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan