Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Demo Ricuh di Kabupaten Kediri, 24 Orang jadi Tersangka dan Kerugian Capai Rp500 Miliar
Demo pelajar dan warga di Kediri ricuh, gedung DPRD dibakar, kantor polisi dirusak, dipicu isu tunjangan DPR dan kematian driver ojol Affan.
Penulis:
Faisal Mohay
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Demo di Kabupaten Kediri, Jawa Tengah berujung ricuh sehingga terjadi aksi pembakaran gedung DPRD Kediri dan perusakan fasilitas umum, Sabtu (30/8/2025) malam.
Demo yang diikuti pelajar serta warga dipicu kemarahan terhadap kenaikan tunjangan anggota DPR RI yang dianggap tak pantas di tengah tekanan ekonomi.
Selain itu, massa menuntut kematian driver ojol, Affan Kurniawan di Jakarta diusut tuntas.
Awalnya, demo berjalan tertib di depan gedung DPRD Kabupaten Kediri.
Setelah massa membakar sejumlah kendaraan yang terparkir, kemarahan memuncak dan sejumlah bangunan dibakar termasuk gedung DPRD Kabupaten Kediri dan Kantor Pemkab Kediri.
Sejumlah kantor polisi di rusak seperti Polsek Ngasem, Gampengrejo, dan Kepung.
Massa juga menjarah sejumlah fasilitas di Kantor Pemkab Kediri dan Museum Bagawanta Bhari.
Kapolres Kediri Kota, AKBP Anggi Saputra Ibrahim, menyatakan sebanyak 42 orang diamankan setelah kericuhan yang terjadi di Kediri.
Dari 42 orang tersebut, 12 di antaranya masih di bawah umur.
"Dewasa ada 30 dan anak-anak 12, jadi total 42 yang diamankan. Asal Kabupaten Kediri 20 orang, Kota Kediri 16, Kabupaten Nganjuk 3, Surabaya 1, Sampang 1, dan Pontianak 1," bebernya, Selasa (2/9/2025), dikutip dari TribunJatim.com.
Setelah didalami, 24 dari 42 yang diamankan telah ditetapkan tersangka.
Baca juga: Direktur Lokataru Ditangkap, Unggahan yang Bikin Delpedro Jadi Tersangka: Disebut Ada Hasutan Demo
"Peran mereka bermacam-macam dan masih kami dalami. Setelah kejadian itu, satreskrim langsung maraton mencari pelaku yang perlu diamankan. Proses ini masih terus berjalan sampai alat bukti habis," lanjutnya.
Sebanyak 18 orang yang tak memenuhi unsur pidana dipulangkan ke keluarga masing-masing.
"Yang memenuhi unsur penyidikan dan sudah kami tahan ada 24 orang. Sisanya 18 orang langsung kami kembalikan ke keluarganya," tukasnya.
Ia menambahkan tindakan para siswa dipicu kurangnya perhatian keluarga.
"Saya harap peran orang tua ini semakin intens lagi. Kalau dulu, setelah magrib anak mau keluar akan ditanya ke mana."
"Atau saat magrib tiba, anak-anak dicari untuk pulang dan salat. Sekarang, mungkin peran itu mulai berkurang karena orang tua sibuk bekerja," tandasnya.
Sementara itu, Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, menerangkan kerugian negara akibat persakan fasilitas di Kabupaten Kediri mencapai Rp500 miliar.
Total kerugian belum termasuk mobil yang dibakar di jalanan.
Baca juga: Prabowo Undang Ormas Islam di Tengah Gelombang Demo, Mahfud MD: Bagus, tapi Tak Tepat
"Khususnya kerugian kendaraan yang terbakar, belum kita hitung," bebernya.
Pria yang akrab disapa Mas Dhito ini merupakan anak pertama dari Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung.
Mas Dhito menambahkan ada 18 kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang dirusak massa.
Kedepan, kantor yang mengalami kerusakan akan diperbaiki dan pegawai diminta untuk menempati gedung yang tak rusak.
"Kami mengatur pola kerja agar pelayanan publik tidak berhenti. Beberapa OPD harus pindah tempat dulu dengan bergabung bersama OPD lain, karena memperbaiki gedung itu butuh waktu," jelasnya.
Ia kecewa lantaran para pelaku masih pelajar dan melakukan demo dengan aksi anarkis.
"Kalau generasi penerus bangsa seperti ini, lalu kita mau berharap pada siapa bangsa ini ke depan? Ini menjadi tugas kita bersama untuk menyamakan pikiran dan tujuan bersama," pungkasnya.
Sebagian artikel telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Bupati Mas Dhito Hitung Kerugian Pembakaran dan Penjarahan Pemkab Kediri Capai Rp500 M: Masih Kasar
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJatim.com/Isya Ansori)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.