Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Hasil Dialog Dedi Mulyadi dan Mahasiswa di Gedung Sate, Ungkap Nasib Aktivis yang Ditahan Polisi
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi temui mahasiswa dalam dialog terbuka soal tunjangan DPR hingga kekerasan polisi di Gedung Sate, Rabu (3/9).
Penulis:
Nina Yuniar
Editor:
Febri Prasetyo
"Kawan-kawan menyoroti kejadian dan dinamika yang terjadi kemarin. Di mana aparat kepolisian menembakan gas air mata ke area kampus hingga membuat mahasiswa di Unisba dan Unpas terdampak. Undang-undang menjelaskan bagaimana bapak-bapak kepolisian harusnya bertindak," kata Muhammad, dilansir TribunJabar.id.
Mahasiswa lainnya juga menyampaikan berbagai masalah yang terjadi mulai dari kenaikan anggaran tunjangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), pengesahan undang-undang perampasan aset hingga masalah lingkungan dan infrastruktur di kabupaten/kota.
"Kenapa selama ini yang diperhatikan hanya DPR terus, padahal masih banyak rakyat yang belum sejahtera. Masih ada guru, tenaga medis, butuh, petani dan lainnya," ujar salah seorang mahasiswa lainnya.
Adapun dalam patroli tersebut, ada 16 orang di kawasan Unisba dan Unpas Bandung yang diamankan.
Belasan orang yang terdiri dari mahasiswa, penjaga counter HP, buruh harian lepasan, hingga penjaga keamanan itu antara lain AZ (21), ERA (30), FNE (19), RAR (21), YAA (21), GR (19), MN (23), MF (23), HFS (29), MRA (20), AW (25), MSE (19), MFS (25), HM (26), GOP (29), dan AA (25).
Hasil Dialog Terbuka Mahasiswa dan Pemerintah Provinsi Jabar
1. Nasib Mahasiswa yang Diamankan
Dedi Mulyadi meminta agar Polda Jabar membebaskan aktivis mahasiswa yang diamankan saat aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Jabar.
"Nanti mudah-mudahan harapan saya, anak-anak yang masih ditahan, mudah-mudahan Pak Kapolda (Irjen Pol Rudi Setiawan) bisa membebaskan mereka," ujar pria yang akrab disapa sebagai Kang Dedi Mulyadi (KDM) itu saat berdialog dengan mahasiswa di Gedung Sate, Rabu, dilansir TribunJabar.id.
KDM menilai bahwa aktivis mahasiswa yang diamankan polisi masih bisa dibina secara baik.
"Setelah ini juga, saya akan datang ke Polda Jabar menemui mereka. Mudah-mudahan hari ini Pak Kapolda, bisa mereka pulang. Karena kasihan ibu bapaknya nangis-nangis telepon saya," sebut KDM.
Lebih lanjut Dedi Mulyadi bercerita dirinya yang pernah menjadi aktivis seperti para mahasiswa.
"Saya sebagai Gubernur yang pernah jadi aktivis, pernah jadi pimpinan cabang Himpunan Mahasiswa Islam. Karena kalau remaja hari ini tidak nakal, biasanya tidak jadi pejabat di kemudian hari," ungkapnya.
Mereka yang berdemonstrasi, ucap KDM, kalau nakal ada dua jenis yaitu nakal tanpa kriminal dan nakal dengan kriminal. Mereka yang nakal dengan kriminal, saat berdemonstrasi turut melakukan kegiatan anarkis.
"Melempar, teriak-teriak, bikin macet. Kalau yang kriminal, bawa senjata, bawa narkoba," tutur Dedi Mulyadi.
Melalui forum dialog ini diharapkan aksi kriminalitas saat unjuk rasa terjadi bisa ditekan.
2. Terima Kritik Mahasiswa
Kapolda Jabar Irjen Pol. Rudi Setiawan menegaskan bahwa polisi tidaklah antikritik sehingga masukan-masukan yang datang termasuk dari para mahasiswa dianggap sesuatu yang konstruktif, membangun, dan akan ditindaklanjuti.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.