Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Hasil Dialog Dedi Mulyadi dan Mahasiswa di Gedung Sate, Ungkap Nasib Aktivis yang Ditahan Polisi
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi temui mahasiswa dalam dialog terbuka soal tunjangan DPR hingga kekerasan polisi di Gedung Sate, Rabu (3/9).
Penulis:
Nina Yuniar
Editor:
Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi hadir dalam dialog terbuka dengan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi Jabar yang digelar di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (3/9/2025) siang.
Acara yang dimulai sejak pagi pukul 09.00 WIB itu juga dihadiri langsung oleh Kapolda Jabar, Kodam III Siliwangi, pimpinan DPRD Jabar.
Dalam forum ini, setiap perwakilan mahasiswa diberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasi dan kritik mereka terhadap berbagai kebijakan serta masalah yang terjadi di Provinsi Jabar.
Salah seorang mahasiswa dari Universitas Islam Bandung (Unisba), Muhammad, menyampaikan kritik kepada Kapolda Jabar Irjen Pol. Rudi Setiawan tentang insiden pelontaran gas air mata di area kampus Unisba dan Universitas Pasundan (Unpas), Jalan Tamansari, Kota Bandung.
Selain itu, disinggung juga peristiwa penembakan peluru karet di kawasan Jalan Tamansari.
Kejadian tersebut berawal pada Senin 1/9/2025) saat mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus melakukan orasi di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung, terkait situasi pemerintahan saat ini.
Setelah tiba sekitar pukul 14.00 WIB di depan DPRD Jabar, para mahasiswa pun membacakan tuntutan-tuntutan mereka kepada anggota DPRD.
Sekitar pukul 16.10 WIB, massa mulai mencair dengan hadirnya kelompok berpakaian hitam ke DPRD Jabar, bergabung dengan para demonstran dari Cipayung Plus.
Sekitar pukul 17.00 WIB, para mahasiswa baik dari Unisba, Unpas, maupun Cipayung membubarkan diri karena sudah selesai menyampaikan aspirasi mereka.
Namun, situasi berubah menjadi ricuh saat terjadi pelemparan batu, kayu, dan bom molotov ke area dalam DPRD Jabar sekitar pukul 18.00 WIB.
Petugas kepolisian yang berada di dalam DPRD Jabar lantas menyemprotkan air untuk membubarkan massa anarkis.
Baca juga: Ratusan Buruh KSPSI Gotong Royong Perbaiki Gedung Grahadi Surabaya yang Dirusak Saat Demonstrasi
Kemudian, aparat gabungan TNI-Polri melakukan patroli skala besar dimulai dari Mapolda Jabar menuju Bundaran Cibiru, Ujung Berung, Cicaheum, Gasibu, DPRD Jabar, Gedung Sate, Pasteur, ujung Cimahi, Cibereum, Alun-alun Bandung, Bypass Soekarno-Hatta, lalu kembali ke Mapolda Jabar.
Namun, sekitar pukul 23.30 WIB, petugas patroli diadang oleh sekelompok tidak dikenal yang mengenakan baju hitam di kawasan Tamansari.
Polisi mengaku kelompok tersebut melemparkan bom molotov ke arah tim patroli, kendaraan roda dua dan roda empat, termasuk mobil rantis Brimob.
Kemudian, tim patroli kemudian menembakkan gas air mata.
"Kawan-kawan menyoroti kejadian dan dinamika yang terjadi kemarin. Di mana aparat kepolisian menembakan gas air mata ke area kampus hingga membuat mahasiswa di Unisba dan Unpas terdampak. Undang-undang menjelaskan bagaimana bapak-bapak kepolisian harusnya bertindak," kata Muhammad, dilansir TribunJabar.id.
Mahasiswa lainnya juga menyampaikan berbagai masalah yang terjadi mulai dari kenaikan anggaran tunjangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), pengesahan undang-undang perampasan aset hingga masalah lingkungan dan infrastruktur di kabupaten/kota.
"Kenapa selama ini yang diperhatikan hanya DPR terus, padahal masih banyak rakyat yang belum sejahtera. Masih ada guru, tenaga medis, butuh, petani dan lainnya," ujar salah seorang mahasiswa lainnya.
Adapun dalam patroli tersebut, ada 16 orang di kawasan Unisba dan Unpas Bandung yang diamankan.
Belasan orang yang terdiri dari mahasiswa, penjaga counter HP, buruh harian lepasan, hingga penjaga keamanan itu antara lain AZ (21), ERA (30), FNE (19), RAR (21), YAA (21), GR (19), MN (23), MF (23), HFS (29), MRA (20), AW (25), MSE (19), MFS (25), HM (26), GOP (29), dan AA (25).
Hasil Dialog Terbuka Mahasiswa dan Pemerintah Provinsi Jabar
1. Nasib Mahasiswa yang Diamankan
Dedi Mulyadi meminta agar Polda Jabar membebaskan aktivis mahasiswa yang diamankan saat aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Jabar.
"Nanti mudah-mudahan harapan saya, anak-anak yang masih ditahan, mudah-mudahan Pak Kapolda (Irjen Pol Rudi Setiawan) bisa membebaskan mereka," ujar pria yang akrab disapa sebagai Kang Dedi Mulyadi (KDM) itu saat berdialog dengan mahasiswa di Gedung Sate, Rabu, dilansir TribunJabar.id.
KDM menilai bahwa aktivis mahasiswa yang diamankan polisi masih bisa dibina secara baik.
"Setelah ini juga, saya akan datang ke Polda Jabar menemui mereka. Mudah-mudahan hari ini Pak Kapolda, bisa mereka pulang. Karena kasihan ibu bapaknya nangis-nangis telepon saya," sebut KDM.
Lebih lanjut Dedi Mulyadi bercerita dirinya yang pernah menjadi aktivis seperti para mahasiswa.
"Saya sebagai Gubernur yang pernah jadi aktivis, pernah jadi pimpinan cabang Himpunan Mahasiswa Islam. Karena kalau remaja hari ini tidak nakal, biasanya tidak jadi pejabat di kemudian hari," ungkapnya.
Mereka yang berdemonstrasi, ucap KDM, kalau nakal ada dua jenis yaitu nakal tanpa kriminal dan nakal dengan kriminal. Mereka yang nakal dengan kriminal, saat berdemonstrasi turut melakukan kegiatan anarkis.
"Melempar, teriak-teriak, bikin macet. Kalau yang kriminal, bawa senjata, bawa narkoba," tutur Dedi Mulyadi.
Melalui forum dialog ini diharapkan aksi kriminalitas saat unjuk rasa terjadi bisa ditekan.
2. Terima Kritik Mahasiswa
Kapolda Jabar Irjen Pol. Rudi Setiawan menegaskan bahwa polisi tidaklah antikritik sehingga masukan-masukan yang datang termasuk dari para mahasiswa dianggap sesuatu yang konstruktif, membangun, dan akan ditindaklanjuti.
"Saya ucapkan terima kasih ke adik-adik mahasiswa atas masukannya. Semua (masukan) saya anggap sesuatu yang konstruktif, membangun, dan Insya Allah akan kami tindak lanjuti," ujar Rudi, dilansir TribunJabar.id.
3. Persilakan KDM Jenguk Tahanan
Tentang KDM yang ingin menjenguk sejumlah demonstran yang kemudian ditahan di Mapolda Jabar, Rudi pun mempersilakannya.
"Mangga (silakan) saja. Kami terbuka dan penyidikan pun terbuka. Kami sedang dalam proses (pendataannya), nanti kami akan sampaikan, mohon doanya," kata Rudi.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan menyebutkan bahwa jumlah orang yang diamankan masih berkisar 147 orang, puluhan di antaranya sudah dikembalikan ke keluarganya.
"Untuk datanya masih sama dengan kemarin ya (147 orang). Mungkin nanti akan ada data terbaru kami akan sampaikan lebih lanjut," terang Hendra.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Mahasiswa Protes Penggunaan Gas Air Mata di Kawasan Unisba dan Unpas, Beri Kritik Soal Tunjangan
(Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJabar.id/Nazmi Abdurrahman/Muhamad Nandri Prilatama)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.